Bersama Sehun

222 33 0
                                    

Dua hari sudah berlalu sejak appa dan eomma pulang, rumah sepi karena sudah berjalan seperti biasa sibuk mengerjakan urusan masing masing. Aku tak punya kegiatan yang khusus hanya berdiam diri di ruangan kebesaran ku yaitu kamar, hihiii

Aku duduk di balkon depan kamarku dengan memetik gitar bernyanyi lagu kesukaanku.

dreeett... tiba-tiba suara handphone berbunyi tanda ada pesan masuk.

Sehun-ssi
Yoong, aku kerumah ya💓

Lantas aku kaget membaca pesannya tersebut dan bertanya-tanya untuk apa dia kesini ? mau apa sebenarnya dia itu ? memang dia fikir kita udah jadian apa ?.

Pertanyaan itu pun sontak membanjiri otakku.

"Aku dirumah sendiri! dan sehun mau kesini, Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan" omelku depan kaca.

Sekali lagi aku menatap handphone ku dan membacanya sekali lagi "Ya Tuhan.. anak ini benar-benar gila! dia sematkan emot love diakhir pesannya! dia benar-benar sudah gila!" Omelku kembali dihadapan cermin.

Otakku terus berpikir apa yang harus aku lakukan, aku tidak ingin Sehun kesini. Bagaimanapun tidak baik ada tamu lelaki ke Rumah disaat keadaan seperti ini. Apa yang harus aku lakukan !

Ayooo.... berpikir wahaii otak, saat ini keadaanmu sangat aku butuhkan wahai otakku yang cerdas.

Toktoktok...
"Nona Yoona, Sehun sudah menunggumu dibawah"
Suara bibi mengagetkanku.

"Oh..i..iiyaa bi" Jawabku terbata-bata.

Bagaimana bisa dia sudah sampai secepat kilat, apa jurus yang dia pakai ? aku hanya bisa mengelus dada.

Dan dengan malas aku membuka pintu dan berjalan menuruni anak tangga untuk menemuinya.

Sesampai aku dibawah aku lihat seorang lelaki sedang duduk diatas soffa dan membaca koran (duduk macam bos besar). Aku tidak yakin bahwa itu Sehun namun tak ada lagi orang selain Sehun yang berkunjung ke Rumahku, bukan ?
"Heeemmmm" Pura-pura batuk untuk mengalihkan fokusnya pada koran.

Dengan sadar atas kehadiranku "Oh, Yoong kau sudah turun" Sapanya dengan senyuman.

"Sudah, ada perlu apa kau datang kesini?"

"Tidak boleh! ini juga kan rumah Suho hyung"

"Iya aku tahu, tapi Oppa tak ada dirumah"

"Apa urusanmu kemari?" Tanyaku dengan malas.

"Mengajakmu jalan-jalan" Jawabnya sangat santai dan membuatku kaget.

"Apa! apa yang kau bilang barusan? mengajakku jalan-jalan! Aku tidak sudi"

Sehun dengan sangat lincah langsung mengambil handphone dari saku jasnya dan langsung menaruhnya ke telinga.

"hyung, Yoong-ie nggak mau pergi jalan-jalan" Sehun menekan tanda pengeras suara.

"Berikan hp mu padanya"

"Bicaralah hyung, kami mendengarkan"

"Uh... dasar kau ini, tak kau berikan kesempatanku untuk bicara berdua dengan adikku" Ambek Suho di seberang telpon.

"Yoong-ie ikutlah jalan-jalan bersama Sehun-ssi"

" Tidak oppa,  aku tidak ingin keluar" Jawabku malas.

"Oppa, tau kau bosan terus-terusan didalam rumah, ikut dengan Sehun ya dia lagi santai hari ini, Ok adik cantikku"

Tanpa mendengarkan jawaban ku, oppa memutuskan sambungan telponnya.

"Oppa!"

Sehun menatapku aneh namun aku tak perduli dengan tatapannya.

"Ayoo, kita keluar. Tapi ganti dulu bajumu itu ya, kita mau ke caffe" Pinta Sehun.

"No! aku keluar seperti ini saja, kalo nggak terima silahkan" Tantangku.

"Kajja" Sehun menarik tanganku, menuntunku keluar menuju mobil miliknya.

"Astaga" Pekikku dalam hati.
Namja  ini sangat gigih mengajakku keluar, Ia tak perduli dan merasa risih dengan pakaianku yang seperti ini keluar. Dengan pakaian jeans, sweater, dan sendal jepit sedangkan Sehun memakai setelan jas dan sepatu yang senada yaitu hitam.

Aku duduk disebelah Sehun, Sehun pun melajukan mobil miliknya dengan santai. Suasana ini sangat tegang dengan begitu aku menyetel musik agar suasana tak terlalu membosankan. Namun sebelum tanganku menyentuh tombol, tanganku dihadang dengan tangannya Sehun.

"Hidupkan musiknya" Pintaku dengan nada turun naik.

"Berisik, aku nggak suka. nggak ada yang bagus dengan lagunya"

Mendengar perkataan Sehun aku sangat kesal dan menaruh kedua tanganku diatas dada serta tak lupa mempoutkan bibirku.

"Ciieeee kesel nihh yeee" Ucap Sehun mengejek.

Aku hanya diam mendengar ledekannya itu dan mencoba tak perduli dengan tawanya.

"Yoong-ie, gimana dengan Kai?" Tanya Sehun.

"Baik" Jawabku singkat.

"Gimana hubunganmu dengannya?"

"Baik"

"Gimana Kai?"

"Baik!"

"Kok jawabnya baik aja, nggak ada kata lain?" Tanya Sehun yang agak kesal.

"Yang nanya aja soalnya itu terus, nggak ada yang lain?" Tanyaku balik.

"Nggak ada, karena sainganku hanya Kai" Sehun menoleh dan menatapku.

Aku hanya meliriknya dan diam tanpa kata berusaha tak perduli dangan perkataannya tersebut.

This All DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang