Bukan Karena Tiba-tiba

147 31 0
                                    


Yoona tak dapat menahan rasa sedihnya, ia terlalu terlarut dalam luka yang membuatnya kesakitan. Menahan dan menyembunyikan semua di hadapan orang lain terutama di hadapan orang yang sangat ia cinta.

Beberapa hari ini Yoona selalu termenung di atas balkon tempat favoritnya, meratapi semua yang telah menjadi luka. Menatap di hadapannya taman yang bunga yang luas serta kicauan burung peliharaan kakaknya itu yang menjadi teman kesendiriannya.

Tanpa disadari Yoona disudut lain ada yang memperhatikannya, entah sudah sejak kapan pria itu berdiri di depan halaman rumah Yoona, Kai. Ia telah memarkirkan mobilnya, ia melihat Yoona duduk melamun dengan  kesedihan di balik jendela balkon.

Kai masuk ke ruangan yang mana terdapat Yoona, membawa segelas coklat hangat serta cemilan kesukaan Yoona.

"Yoona-ya" Panggil Kai yang membuat Yoona menengok kearahnya.

"Haa... Kaii-ssi?" Kaget Yoona.

"Sejak kapan kau ada disini?" Lanjutnya lagi.

"Tidak perlu kau tau, minum ini agar pikiran mu tenang" Kai mendekati ke tempat duduk Yoona dan memberikannya minuman cokelat hangat.

"Hemmm.." Yoona mendengus napasnya masih heran dengan Kai yang datang tiba-tiba dan duduk didekatnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Kai bertanya dan menatap Yoona dalam.

"Aku baik-baik saja. Memangnya aku kenapa?" Yoona bertanya balik ke Kai, sambil mengambil segelas coklat hangat yang ada di genggaman pria tersebut.

Kai hanya membalasnya dengan senyuman, ia yakin bahwa wanita yang ada dihadapannya ini mencoba untuk menutupi sesuatu darinya.

"Kau mau membaca ini?" Kai memberi sebuah novel yang sedang laris dipasaran.

"Apa itu bagus? tapi aku sedang tidak ingin membaca" Keluh Yoona.

"Baiklah, aku akan membacakannya untukmu"

Namun sebelum Kai memulai satu kata, Yoona lagi-lagi menolak, wanita itu hanya ingin hening dan sendiri. Namun dengan rasa khawatir di dalam diri Kai, ia meminta Yoona agar ia tetap berada disampingnya. Ia berjanji tidak akan membuat Yoona pusing dan tak nyaman.

Kai memandangi Yoona dalam, melihat dengan jelas rasa sedih dalam dirinya.

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Gumam Kai dalam hatinya.

                         *****
"Sehun oppa" Ga Young memanggil Sehun dengan manja dan langsung memeluknya di depan umum.

"Apa yang kau lakukan. Ini kantor!" Sehun merasa risih dengan perlakuan Ga Young dengan dirinya dihadapan semua orang yang sedang berjalan di kantor ini.

"Kau adalah tunaganku. Jadi terserah aku mau melakukan apapun" Ucap Ga Young dengan entengnya.

"Tunagan dari mana? kau adalah wanita paling menyebalkan yang pernah aku temui di dunia ini" Kesal Sehun dalam hatinya, perlakuan wanita ini benar-benar membuat Sehun ingin naik pitam. Namun hanya saja ia sudah berjanji pada ibu Ga Young tidak akan memperlakukannya dengan buruk.

"Oppa, pulang nanti kita akan makan malam berdua kan?"

"Ya" Jawab Sehun dengan malas, dalam hatinya berucap "Aku harus mencari alasan untuk tidak bersamanya"

Sehun melepaskan pelukan Ga Young setelah orang-orang yang berjalan melewati mereka telah tidak ada "Lepaskan! jangan memeluk ku terus"

"Baiklah aku masih bisa menggandeng mu" Menel Ga Young.

Sehun mendengus dengan kesal, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan wanita ini. Ia selalu berlaku yang kurang di inginkan oleh Sehun.

"Berhenti! memperlakukan ku seperti ini" Sehun melepaskan gandengan Ga Young dan pergi meninggalkannya tanpa kata-kata.

"Kau selalu membuat ku susah, Ga Young!"

Sehun duduk di meja kerjanya, dengan mengelus pelan dahinya. Rumit, mungkin itu yang dirasakan Sehun saat ini. Ingin rasanya ia berada ditempat tinggi dan mengeluarkan semua beban yang ada dalam hidupnya sebab saat ia merasa orang terbaik dalam hidupnya telah menjauhinya.

Suho yang selalu menjadi tempatnya mengeluarkan keluh dan kesah, yang ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri. Kini telah beberapa hari berlalu tak pernah membalas pesan dan mengangkat telponnya. Sehun yakin Suho kecewa padanya, pasalnya perlukan Sehun kepada Ga Young bagaikan sepasang kekasih.

Ckrekk.. Pintu ruangan Sehun terbuka, yang membuat Sehun terbangun dari lamunannya.

"Hyung" Sehun terkaget, pasalnya yang baru saja ia pikirkan ternyata orangnya kini berada dihadapannya.

"Apa kabar?"

"Baik. hyung"
"Mengapa tidak pernah membalas pesanku. Apa kau marah padaku?" Tanya Sehun seperti mengintrogasi Suho.

"Kau Gila!"

Sehun bingung dengan perkataan Suho. Kini Suho duduk dihadapannya.

"Mengapa kau bertanya seperti aku cemburu? aku masih normal. ingat dan catat. N O R M A L!"

"Lalu?"

"Aku sibuk. Jangan bertanya lagi, kau seolah satu-satunya orang yang paling sibuk"

"Baiklah. Mau minum hyung?" Tanya Sehun yang tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Bukan tanpa sebab Suho datang dengan tiba-tiba. Bukan tanpa sebab ia tak pernah membalas pesan Sehun. Bukan karena sibuk alasan sebenarnya. Bukan dan bukan. Terkadang untuk menyelesaikan masalah harus memberi jeda untuk sedikit berpikir dengan logis.


🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Terima Kasih
Karena sudah setia membaca ff ini, tanpa kalian apalah aku ini.
Jangan lupa vote dan commentnya ya chingu.

Tunggu chapter-chapter selanjutnya ya.

Salam hangat

Im Novia

This All DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang