Syok Setengah Mati

133 24 9
                                    

Aku mengistirahatkan tubuhku dan membuka buku yang sudah aku beli bersama sehun tadi. Ia sangat baik mau membelikan buku sebanyak ini. terkadang aku merasa tidak tega karena selalu memperlakukannya seperti orang asing yang tidak aku kenal.

Entah apa ini, tapi sepertinya ia merasa seperti itu. tidak diperdulikan.

"Huft. sudahlah, abaikan saja" keluhku pada diriku sendiri.

"Lebih baik dia bersama dengan Ga Young"

Aku membaca halaman demi halaman buku yang telah aku baca tadi di cafe. Namun dalam bacaan itu otanku bepikir apa yang sedang Sehun lakukan saat ini. Ingin sekali aku memecahkan rasa penasaranku namun ini membuat tanganku kaku dan ragu. Sebaiknya ini tidak aku lakukan.

Dia tampan dan baik, namun aku. aku bukanlah siapa-siapa untuknya, sadarlah ada wanita lain yang sangat mencintainya.

Aku berkali-kali menyadarkan pikiran ku yang selalu terfokus ke Sehun.

Aku mengigat bahwa temanku yang baru saja bertemu di toko buku, aku segera mengambil handphone ku, berniat meminta nomor telpon Yuri pada Kai. aku mengirimkan nya pesan tak lama Kai langsung membalas dengan kecepatan kilat.

Aku menelpon Yuri terdengar nada tunggu dari sebrang panggilan.

"Halo" Ucapnya.

"Halo, Yuri. aku Yoona"

"Oh iya Yoona. baru saja bertemu, apa kau merindukanku?" Tanyanya meledek.

"Tidak. kapan main ke rumah?" Tanyaku disebrang telpon.

"Ah! kapan-kapan ajalah" Tawanya kencang.

"Kapannya itu kapan, black'ki" Ledekku.

"Cerewet. Tunggu saja" Yuri langsung mematikan teleponnya satu arah.

Aku mengerutu dalam hati, kesal sendiri karena perlakuannya padaku. Aku ini kan sahabatnya dan juga baru bertemu selama bertahun-tahun ini. seperti ia tidak merindukan ku saja.

Tapi aku sempat berpikir kenapa aku tak mengenali sahabatku sendiri, apakah dia operasi plastik? tapi itu tak mungkin sama jarum suntik saja ia bisa pingsan kerenanya. Pikiran yang aneh!
                        ****

Makan malam sudah selesai seperti biasa setelah itu pasti kami akan sempatkan berkumpul dahulu diruang keluarga, bersantai sambil menonton televisi dan berbincang ringan.

Aku duduk disebelah oppa ku, menyenderkan kepalaku didadanya yang bidang sambil menonton acara televisi. Aku snagat manja kepadanya.

"Tadi pergi kemana sama Sehun, dek?" Tanyanya.

"Sehun?" Kaget ibuku.

"Iya ma, Toko buku sama cafe" Jelasku singkat seraya tak ingin membahasnya lagi.

"Beli buku ya kamu?" Tanyanya seperti mengintrogasi ku.

"Iya. dia yang bayar aku nggak bawa uang"

Mungkin sekarang kakakku ini menggelengkan kepalanya pertanda ada yang salah dengan diriku.

"Sudahlah oppa, jangan dibahas lagi ya" Pintaku manja.

Ia hanya mengangguk mendegarkan permintaan ku ini.

Suasana pun kembalai netral seperti semula sebwlum membahas kejadian tadi.

Hening, hanya suara televisi dan kriukan ayahku makan Snack yang terdengar. Selain itu tidak ada.

"Mama dengar dari orang tua Sehun, ia akan menikah" Celetuk ibuku ini.

"Dengan..." Kaget kakakku ini.

Aku dengan diam kaget setengah mati mendegarkan perkataan ibuku ini. Ingin rasa aku pingsan saat ini juga. Dada ku terasa sesak dan nafasku seperti tertahan.

"Nggak tau mama, mama kira kamu tau hoo" Keluh mamaku.

"Aku nggak tau juga tuh ma, Sehun nggak bahas itu" Jelas kakakku ini.

Hening, Kakak ku ini diam sambil berfikir.

"Tapi waktu itu dia bilang memang mau dijodohin sama orang tuanya, tapi itu juga kalo Sehunnya setuju" Lanjut kakakku dengan pasti.

Aku membatin dalam hatiku 'baru saja kau bilang kau sangat mencintai ku, tapi dibalik itu orang tuamu sudah menyiapkan wanita lain untukmu. sakit'

Aku rasa aku akan mati detik ini juga, bila aku masih membiarkan rasa ini terus tumbuh untukmu.

Kenapa?
Kau selalu datang dalam hidupku.
Untuk memberikan ku cinta tapi wanita lain telah disiapkan untukmu
Kenapa?
Kau bilang mencintai ku dan memberikan harap yang sangat besar untukku.
Jika akhirnya kau hanya akan dibersamai dengan wanita lain.
Kanapa, salah apa aku !!

Sudah berkali-kali aku bilang jangan dekati aku, aku bukanlah Yoona yang dulu kau kenal. kanapa kau masih dekat, kenapa kita menjadi semakin dekat.

Kai!!!
Aku benar-benar harus membuka hati untukmu, agar Sehun tak akan mendekati ku lagi.
Sulit tapi akan lebih sulit jika ini terus berlangsung. Semuanya akan aku akhiri.

Batinku menanggis tanpa mengeluarkan air mata...
Diam tanpa seorang pun tahu aku sedang berusaha untuk melupakanmu walau terasa sulit dan sakit.

Aku memeluk erat tubuh kakakku ini, sangat erat disampingnya dan tak sengaja air mata pun mengenai kemeja yang sedang dipakainya.


❄❄❄❄❄❄
Hay.. jangan lupa vote dan commentnya ya ya teman-teman.

Note : Maaf karena aku mengganti sebagian bahasa yang selalu aku pakai di chapter sebelumnya.

This All DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang