Caffe

172 29 0
                                    

Setelah menyelesaikan transaksi, Sehun memutuskan untuk makan terlebih dahulu, Ia tak ingin membiarkan ku pulang dengan perut kosong setelah berkeliling Toko Buku selama kurang lebih empat jam.

Sehun pun melajukan mobilnya. Didalam perjalanan aku hanya diam sambil melihat-lihat pemandangan diluar, aku tak berniat mengawali pembicaraan karena aku yakin yang akan dia bicarakan adalah aku atau kai, tak ada yang lain dalam hidupnya.

"Yoong-ie" Ucap Sehun kali ini mengawali pembicaraan.

"Ehmm" Jawabku malas.

"Apa yang kamu bicarakan dengan Yuri?" Tanya Sehun.

"Tidak ada, aku pun nggak paham kalau itu Yuri, aku sempat kaget nggak percaya" Jelasku.

"Ohh" Jawab Sehun singkat.

"Tadi apa yang kau bilang dengan Yuri, bahwa Yuri dari Tiongkok, ngapain?" Tanyaku penasaran.

"Lah kamu kan sahabatnya, masa nggak tau" Jawab Sehun dengan santainya.

"Nggak tau, memang ada urusan apa dia?" Tanyaku lagi dengan penuh penasaran.

"Aku kurang paham sih, lagian juga aku nggak kepo orangnya, tanya aja langsung sama Yuri" Jelas Sehun.

"Nggak ada kontaknya" Sesal ku, aku baru ingat aku tidak minta kontak Yuri waktu bertemu tadi.

"Kai, punya"

"Kai?" Tanyaku kaget.

"Iya, minta sama dia. Kalo aku nggak ada" Jelasnya lagi.

"Kenapa?"

Sehun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, jawaban macam apa ini aku tidak mengerti.

"Nggak jelas sih Sehun-ssi" Ucapku ketus.

Aku kembali melihat-lihat pemandangan diluar, tak berniat melanjutkan percakapan apalagi untuk alasannya tidak ada kontak Yuri di smartphone miliknya, aku benar-benar tidak ingin tahu.

Mobil Sehun berhenti saat lampu merah, namun aku lihat seseorang diseberang sana sedang menyapu didepan caffe, aku seperti mengenalnya dan berusaha untuk mengingat.

"Itu..." Ucapku lalu aku menatap Sehun berharap Sehun tahu siapa wanita yang aku maksud ini. Namun Sehun mengerutkan alisnya dan balik menatapku. Belum saja berkata apapun lampu sudah hijau tanda berjalan.

"Kau ingat wanita tadi?" Tanyaku.

"Iya" Jawabnya santai.

"Siapa?"

"Irene"

"Irene, adik kelas kita waktu itu ya?"

"Iya"

Aku berusaha mengingat nama Irene dalam benakku berharap aku dapat memecahkan rasa penasaranku, Sehun yang hanya bicara singkat saat ditanya tidak berniat untuk membahasnya sama sekali. Mungkin ini harus jadi pr ku ketika dirumah nanti pasalnya sampai saat ini aku tidak ingat.

Mobil Sehun berhenti tepat disebuah caffe waktu kami bertemu pertama kali saat aku pulang dari London, Hanji caffe.

Aku langkahkan kakiku perlahan kedalam, masih terasa pertemuan pertamaku dengan Sehun disini.

"Kenapa?" Tanya Sehun.

"Tidak" Jawabku.

Sehun menarik tanganku dan membawaku untuk duduk dimeja yang hanya muat untuk dua orang, Sehun menarik kursi untukku duduki lalu Sehun duduk didepanku, kami saling berhadapan sekarang.

Namun aku tak ingin menatap Sehun yang sekarang begitu dekat denganku, Aku memilih untuk memperhatikan disekelilingku.

Seolah pelanyan disini sudah mengenal Sehun, Jadi Sehun sangat akrab sekali dengan salah satu karyawan Hanji Caffe. Karyawan itu memanggil Sehun dan memberi isyarat tunggu sebentar, aku hanya memperhatikan mereka.

This All DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang