Chapter 8: Fallen

2.1K 238 7
                                    

Notes: besok ada yg ultah! Ahahahah XD

Chapter 8

***

Seokjin menghampiri Jimin yang sedang duduk di bangsal nomor 48. Ia duduk di sebelahnya.

"Jim.. Profesor tidak diketahui letaknya. Jadi.. Tanganmu belum bisa terpasang." Ucap Seokjin dengan raut sedih.

Anggota Bangtan masih merasakan rasa nyesak didalam hatinya. Sejun pergi meninggalkan mereka membuat anggota Bangtan sedih.

"Hari ini pemakaman Sejun-hyung. Kau mau ikut? Atau kau mau menemai Jungkook?" Tanya Seokjin.

"Kookie-hyung kenapa?" Tanya Jimin balik. Seokjin hanya tersenyum. "Luka parah. Tapi ia tidak apa-apa." Ucap Seokjin lembut.

"Ehmm.."

.
.
.

"Kookie-hyung.. Kau sudah baikkan?" Jimin memasuki bangsal Jungkook. Ia lebih memilih menemani Jungkook. Ia sama sekali tidak mau orang-orang melihat kalau dia robot.

"Minnie?" Jimin langsung menghampiri Jungkook. Ia memegang pipinya. "Wajahmu memar." Lirih Jimin.

"Gwaenchanayo. Kau?" Jimin langsung memperlihatkan tangannya yang putus. Jungkook langsung terkejut. Mulutnya menganga lebar.

"Aku kuat Kookie-hyung." Ucap Jimin sambil menunjukkan bulan sabit di matanya. "Aku akan mengobati luka di pipimu ini."

Jimin menyemprotkan sesuatu di pipi Jungkook. "Ini biar pipi hyung tidak terinfeksi." Jimin langsung berjalan mencari perban atau plester.

Ia kesulitan membuka plester tersebut. Jungkook langsung memegang tangan Jimin. "Biar aku saja." Setelah membukanya, Jungkook menempelkan sendiri plesternya.

Jungkook langsung melihat Jimin yang tanpa tangan kanannya. "Kookie-hyung.. Sudah kubilang aku tak apa-apa."

Jungkook langsung melihat ke mata Jimin. "Sangat sakit pasti saat putus."

"Aku menahannya."

Jungkook terdiam sejenak. Pikirinnya hanya saat ia menista adik dirinya sendiri. Ia merasa bersalah sekarang.

"Kookie-hyung. Aku gagal menjaga Bangtan Corp kan? A-Aku gagal.. Aku gagal.." Jimin tiba-tiba terisak. Tangannya menutupi mulutnya.

Jungkook berusaha menenangkannya. "Kalau aku ikut kalian.. Hiks.. Pasti dia masih selamat! Hiks.."

"Aniya.. Kami datang ia sudah.. Jiminie! Kau tidak gagal. Kau lebih baik menyuruh kami balik kesini atau Bangtan Corp bisa hancur."

"T-Tapi S-Se-" Jungkook menghentikan perkataan Jimin. "Lupakan. Kau berharga sekarang. Kau pengganti Sejun-hyung. Ia sangat menyayangimu. Jadi.. Lupakan." Jimin langsung terdiam.

'Mianhae Kookie-hyung. Aku harus menutupi rahasia sebesar ini darimu.'

"K-Kookie-hyung.. Aku izin pergi dulu." Ucap Jimin dengan senyum bulan sabitnya.

bot 107 | park jimin ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang