Chapter 14: I'm Here (END)

2.6K 254 13
                                    

Notes: tisu oh tisu dimana engkau??

Chapter 14

***

"J-Jiminie! Andwae! Andwae!" Air mata Jungkook turun sangat deras. Ia harus rela melihat Jimin dengan senyuman terakhir kalinya di pelukannya.

"Hiks.. Jiminie irreona! Hiks.. Jangan begini kumohon.. Hiks.. Jebal!" Air mata Jungkook tetap turun dengan deras. Robot itu sudah menutup matanya rapat.

Jungkook melihat ke arah jantung Jimin. Walaupun itu terlihat seperti baterai tapi itu sudah rusak. Wajahnya masih halus hanya tergores sedikit. Tangannya pun sama. Ia seperti robot rusak yang tidak dipakai bertahun-tahun.

Jungkook terus memeluk Jimin yang sudah tiada. Seketika Min bangkit lagi. "Akh! Ahaha.. R-Ra.. Ss.. S-Sakan.." ucap Min terbata-bata.

Jungkook melepas pelukan Jimin. Ia berjalan ke arah Min dengan penuh amarah. "Matilah kau." Jungkook mengeluarkan senjata dari tangannya dan..

*DORR*

"Kau telat Jungkookie." Taehyung dan Yoongi datang dengan wajah babak belur. Mereka terkejut saat melihat Jimin.

"J-Jimin.." Mereka semua terjatuh. Mereka langsung menangis kencang. Seokjin, Namjoon dan Hoseok yang baru datang terkejut dan hanya bisa menangis dari belakang.

Mereka semua menyesal telah menjahati Jimin. Mereka semua berkumpul di tempat Jimin dan menangis kencang. Jungkook melewati mereka dan mengendong Jimin untuk membawanya ke suatu tempat. Dan yang lain mengekorinya.

.
.
.

"PROFESOR! PROFESOR!" Profesor langsung keluar dari ruangannya di laboratorium. "Ada ap- astaga Jiminie! Ikuti aku!" Mereka semua mengikuti profesor.

.

Mereka semua menunggu kondisi Jimin. Rasa bersalah, menyesal, sedih bercampur aduk di benak mereka. Jungkook lah yang paling hancur. Ia masih terus menangis sambil menunggu Jimin. Ia mengingat kenangan manis saat bersama Jimin.

#FLASHBACK ON

"Eoh.."

"M-Maksudmu apa?" Pipi Jungkook mulai merona. "Kalau Kookie-hyung tidak menganggapku adik, gwaenchanayo.. Mungkin aku belum sempurna di mata Kookie-hyung."

"Mungkin memang aku yang salah. Aku terlalu berlebihan. Aku terlalu cemburu. Nah, sekarang kau adalah adikku. Mianhae Jim. Mian.. Mianhae..." Jungkook memohon di hadapan Jimin agar Jimin memaafkannya.

"Chim selalu memaafkan hyung kok." Jungkook langsung terkejut sekaligus penasaran.

"Chim? Kata darimana itu?" Jimin langsung tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Jungkook.

"Dari Tae-hyung." Jungkook langsung terkikik. "Dasar alien."

"Aniya.. Tae-hyung itu manusia bukan alien." Jungkook semakin tertawa keras melihat kepolosan Jimin.

.

Hyungie.. Ayo kita bermain salju!" Ajak Jimin. Namun Jungkook menolaknya. "Dingin, Minnie."

"Aniya! Hyung akan hangat bila bersamaku." Lirih Jimin. Ia langsung menarik Jungkook.

.

"J-Jimin sakit!!" Jungkook tambah kesakitan. "Sstt.. Sudah keluar. Aku akan menyemprotkan anti infeksi" Jimin lansung menyemprotkannya.

"Sudah sembuh.." Jungkook langsung tersenyum ke Jimin. "Gomawo.." Jimin mengangguk. "Ayo bangun kita cari musuh lagi. Jangan lemah!" Jungkook berdecit kesal.

"Asal kau tau.. Aku tidak lemah!" Ucap Jungkook tak mau kalah karena Jimin seorang robot. Jimin hanya tertawa geli melihat perilaku Jungkook.

"Dasar kelinci!" Ucap Jimin alias mengatai Jungkook.

"Yak! Kelinci darimana?!" Jungkook semakin kesal karena beradu dengan Jimin.

"Gigimu kelinci bukan?" Tanya Jimin. Jungkook baru menyadari sebuah fakta bahwa giginya kelinci.

"Kenapa aku baru tau?" Jimin langsung tertawa kencang saat itu juga. Dan Jungkook ikut tersenyum melihat kegelian adikknya itu.

.

Jimin langsung memeluk Jungkook. "Kookie-hyung! Gwaenchanayo?" Pipi Jungkook lebam. Keluar darah dari hidungnya karena pertengkarannya bersama Min. "Nan gwaenchana Minnie.." Jimin langsung terkikik.

#FLASHBACK OFF

'Kumohon.. Aku tidak ingin kehilangan adikku.. Hiks..' batin Jungkook. Hatinya sangat hancur saat ini. Ia benar-benar menyesal berbuat jahat pada adiknya.

Profesor keluar. Mereka semua langsung berdiri dan menunggu jawaban dari profesor. Dan mereka berharap bahwa kabar baik yang datang.

"Mianhae.. Kami tidak bisa.. Baterainya rusak parah."

Bagai tersambar petir. Semua orang menangis kencang. Jangan tanyakan Jungkook. Dunia Jungkook sudah gelap sekarang.

.

"J-Jiminie?! Tunggu! Tunggu aku!" Jungkook berlari mengejar Jimin. Jungkoook langsung menggenggam tangan Jimin.

"Hyung.. Lepaskan. Hyung sudah bahagia karena aku sudah tiada." Jungkook menggeleng kepalanya. Kemudian ia menangis.

"Mian.. Mian.. Mian! Mianhae adikku! Maafkan kesalahanku yang kuperbuat padamu! Hiks.." Jimin menghapus air mata Jungkook.

"Tak ada yang perlu ditangisi, hyung. Katakan pada yang lain aku menyayangi kalian semua." Saat itu juga Jimin menjadi kupu-kupu dan terbang jauh ke angkasa.

Jungkook hanya menangis kencang. Dan semuanya menjadi gelap. Jungkook terus saja menangis.

"Hah! Jimin!" Jungkook melihat kanan kirinya. Ruangan seba putih. Ini pasti rumah sakit. Di sebelahnya ada Seokjin dan Taehyung.

"Hyungie.. J-Jiminie.." Seokjin dan Taehyung kembali menangis. "Kookie harus rela.." Jungkook kembali meneteskan air matanya. Mereka langsung memeluk Jungkook.

.

Profesor Ji-Seok. Profesor terkenal. Gagal menyelamatkan Jimin. Tapi kalian tau, ia bukan orang yang pantang menyerah. Ia terus mencoba membetuli baterai Jimin.

5 jam lamanya,

"Prof Lee! Telpon Namjoon!" Profesor Lee mengangguk.

.

Namjoon langsung bergegas ke ruangan Jungkook berada. Ia membanting pintu. Air matanya turun. Tapi dengan raut bahagia. Mereka semua melihat Namjoon berharap ada suatu keajaiban.

























"Jimin hidup kembali.."









END

Gimaba ceritanya? Yg aneh, gajelas ini tamat juga 😂. Makasih banyak yang sudah mau vote ama comment. Hiks.. Author terharu karena lalian pada nge-Vote ama comment. Huhuhu terima kasih udah mendukung author dan mengasih saran untuk cerita ini. Author sayang kalian :*

SEE U IN SEASON 2

Chimmycupcake.

(REVISION VERSION)

bot 107 | park jimin ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang