Part 18Author pov
***
Di tengah teriknya matahari terlihat seorang pria tengah terburu buru menuju parkiran yang di buat khusus untuknya, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. membelah jalanan di siang hari, hampir di tabrak dan hampir menabrak menjadi adegan seru tersendiri untuk Chris ketika sedang begini.
sumpah serapah orang yang melihat kelakuannya di jalan sama sekali tak di gubrisnya, pikirannya kini tengah kalut akan seorang wanita yang di kabarkan pergi dari rumahnya. siapa lagi kalau bukan Licya, perempuan keras kepala itu kali ini ingin bermain main dengan kematian yang berada di tangan suaminya. kita lihat saja apa yang akan di lakukan Chris di rumah nanti.
setelah sampai di manssion, keributan pun terjadi. Chris menghancurkan setiap barang yang di lihatnya, sambil berteriak teriak memanggil nama seorang wanita yang tak lain adalah Licya. kemana wanita itu? siapapun yang melihatnya cepat bawa kehadapan pria gila ini jika tidak maka dunia akan hancur di buatnya.
Chris mengerjapkan matanya yang memerah akibat marah. pikirannya tiba tiba tertuju pada suatu ruangan yang berada di belakang manssionnya, dia segera bergegas menuju belakang manssionnya. Memasukan data diri kemudian terbukalah pintu tersebut, ruangan berdebu menjadi penyambut Chris ketika masuk. kemudian dia segera menyambar komputer lalu menekan beberapa huruf dan angka di atas keyboard, dan terbukalah layar monitor yang berubah menjadi sebuah rekaman yang menampilkan pergerakan Licya dari mulai keluar kamar, masuk ke dalam dapur dan berhenti di depan gerbang utama. Chris mulai mempertajam tatapannya, menonton dan mendengarkan percakapan Licya yang terekam oleh CCTV itu. tiba tiba rahangnya mengeras ketika mendengar permohonan Licya yang di buahi sebuah keputusan yang di buat oleh salah satu bodyguard yang di bayarnya, perjanjian yang terdengar oleh Chris cukup membuatnya seketika haus akan darah.
Dengan perasaan marah Chris melenggang pergi dari ruangan itu setelah sebelumnya kembali mengunci ruangan tersebut dengan alat canggih yang di buatnya. dia segera menuju ruangan pribadinya.
"Meira!" panggilnya dengan suara bariton.
Tak lama datanglah Meira dengan wajah yang bisa di artikan bahwa dia sekarang sangat ketakutan, bertahun tahun bekerja dengan tuan tempramentalnya ini membuatnya paham bahwa tuannya sedang marah dan sekarang sedang merindukan teriakan ampun beberapa orang yang menjadi korbannya. semoga bukan aku yang menjadi korbannya, tuhan. mohonnya dalam hati.
"ya,tuan?" jawabnya menunduk.
"panggilkan Jo,Juan,dan Niko"
"baik,tuan" jawabnya lagi kemudian melenggang pergi dengan berjalan mundur serta membungkukan setengah badannya, tanda hormat.
tak lama Meira kembali datang dengan ketiga bodyguard itu, dan sekarang hanya tersisa ketiga bodyguard itu dengan Chris yang membelakangi mereka, menghadap ke arah kaca besar yang tertutup oleh gorden panjang yang menjuntai ke bawah. ruangan temaram dengan penerangan seadanya yang didapat dari sinar matahari yang tercetak dari pentilasi udara membuat ruangan ini terasa pengap.
Chris masih membelakangi mereka, dengan tangan yang di masukan ke dalam saku dia mencoba memecah keheningan di dalam ruangan ini.
"bisa saya bertanya?" tanyanya masih membelakangi.
juan bersuara."ya, tuan"
Chris mulai membalik tubuhnya, menatap ketiga bodyguard yang membuat tangannya kembali gatal ingin melakukan sesuatu kepada mereka."bisa kalian jelaskan, bagaimana Licya bisa keluar dari manssion ini?" tanyanya to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓
RomanceWelcome! If you haven't followed this account, please check my profile and follow me now to get information about this story🔔 ♧♧♧♧♧ Mengapa aku harus terjebak di situasi Dimana aku harus bercinta dengan penderitaan? Mengapa aku harus terjebak di s...