Author POV
***
Berputar, berputar, dan berputar. Rotasi bumi berputar setiap harinya, mengganti siang menjadi malam dan mengganti malam menjadi siang. Hari pun mulai meloncati tanggal demi tanggal. Dan hubungan ketiga pasang hati yang di ceritakan di kisah ini pun semakin mendebarkan.
Hari ini Chris akan pergi beberapa hari ke London karena ada beberapa urusan yang melibatkan langsung dirinya. Sebelum pergi ia sempat pamit ke licya tapi tidak ke Brenda.
"Aku pergi, sayang" ucap Chris mengecup pucuk kepala licya.
"Hati hati" ujar licya mengelus dada Chris.
Chris tersenyum kemudian mengecup bibir licya sebentar, dia melenggang keluar dan langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan. Setelah melihat Chris pergi entah kenapa suasana mansion tampak amat sepi, ia memutuskan untuk mengajak Arla bermain di sini sebentar. Atau mungkin menginap, menemani dirinya.
"Aku tunggu, Arla" ucap licya di akhir telepon.
Sambil menunggu Arla datang, licya memutuskan untuk membuat kue kering untuk dirinya dan Arla nanti.
"Licya"
Licya menoleh, seseorang dengan piyama tipis menuruni lift dengan tangan yang masih mengusap usap matanya.
"Brenda, selamat pagi" sapa licya masih sibuk dengan beberapa bahan yang ia ambil tadi di ruangan penyimpanan bahan pokok.
"Kau ingin membuat apa? Bisa aku membantu mu?" Ujar Brenda.
"Ah, tak perlu. Aku hanya ingin membuat kue kering saja"
"Hmm, baiklah. Kalau begitu aku akan ke atas, panggil aku jika kau butuh sesuatu, okay?" Tawar Brenda.
Licya hanya mengangguk kemudian tersenyum. Dia melanjutkan kembali aktifitasnya tadi yang sempat tertunda.
Flour bakery's Homemade Oreo dan platine's camees menjadi pilihan licya untuk kue kering yang akan di buatnya. Tak lama untuk membuat kue kering seperti ini. Hanya butuh waktu kisaran 2 jam semua selesai dan toples terisi penuh.
Ting!
Bunyi oven dan bel mansion berbunyi bersamaan, licya tersenyum kemudian mulai mengangkat kue satu persatu baru membuka pintu utama dan tampilan Arla dengan seorang pria. Tunggu, dia itu bukannya..
"Arla!" Teriak licya histeris kemudian memeluk sahabatnya itu dengan erat.
"Licya aku merindukanmu,"
"Hmm, aku juga Arla," balas licya.
Mereka mengurai pelukannya saat sebuah suara dehaman menginterupsi mereka. Licya terperangah, pria ini benar benar membuatnya sukses terkejut.
"Mr. Robertson?" Tanya licya tak percaya.
"Iya, licya. Saya Robertson, bagaimana kabarmu? Sudah lama kau tidak datang ke butik"
Licya mengerjap. "Bagaimana bisa kau tahu jika aku sudah jarang ke butik?"
Mr. Robertson dan Arla terkekeh geli. Mereka saling pandang sebelum akhirnya menjawab.
"Jelas aku tahu, karena aku kan suka menjemput dan mengantar tunangan ku ini" jawab Mr. Robertson melirik Arla.
"T-tunangan?"
Arla dan Mr. Robertson mengangguk mantap. Sungguh di luar dugaan, kalian ingat dulu? Arla mengatakan bahwa saat pertemuan mereka di cafe untuk membahas pekerjaan Mr. Robertson tak henti hentinya memandangi licya. Tapi, justru sebaliknya. Mr. Robertson memandangi licya karena licya waktu itu memakai kacamata, dan di pantulan kacamata itu terdapat Arla yang sedang memperhatikan licya yang tengah berbicara. Dan jika saat Mr. Robertson selalu tersenyum, itu karena ia berhasil menjalin pekerjaan yang akan terus berurusan dengan Arla.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓
Roman d'amourWelcome! If you haven't followed this account, please check my profile and follow me now to get information about this story🔔 ♧♧♧♧♧ Mengapa aku harus terjebak di situasi Dimana aku harus bercinta dengan penderitaan? Mengapa aku harus terjebak di s...