Setelah curhat panjang kemarin, author pengen banget para readers setia author mendukung cerita ini, bukan hanya sebuah vote atau komen. Tapi kerjasamanya atas cerita cerita para plagiat yang sudah tersebar luas, mohon laporannya ya readers:) Mohon banget:')
Author POV.
"****"
Cuaca akhir tahun mendadak berubah ubah. Kadang panas dan tiba tiba hujan, kini suhu turun beberapa derajat. Membuat hawa dingin tercetak jelas dengan embun yang terlihat di kaca. Awal bulan Desember memang bukan bulan yang baik untuk bepergian, tapi lebih nikmat di habiskan dengan berkumpul bersama keluarga menunggu natal tiba.
Sudah delapan bulan lebih Chris koma, Menghabiskan waktu dengan menutup mata tanpa mau mengeluarkan sepatah kata. Membangun mimpi dengan sebuah harapan kesadaran seseorang yang telah di nanti menjadi pekerjaan rutin licya belakangan ini. Blog tentang kehidupannya masih berjalan hingga terputus di saat Chris tak kunjung sadar.
Kini, secangkir kopi hangat menemaninya sambil menunggu dua pasang mata terbuka dan mulai menyipit karena tersenyum. Asap yang mulanya mengepul sekarang hilang bergabung dengan udara. Cuaca membuat kopi itu mendadak dingin mengikuti suhu tubuh seseorang yang memangkunya.
"Pakailah mantel, kopi itu tak cukup hangat untuk membuat mu tidak kedinginan" tegur seseorang bersama tepukan kecil di bahu yang mulai runtuh itu.
Dia menoleh dan tersenyum. "Aku hanya ingin merasakan apa yang dia rasakan"
Wanita berambut panjang dengan sedikit ikal di bagian bawah itu menghela nafas. Teman semasa mereka mulai merangkai kata itu tampak sulit untuk di beri tahu, sifat keras kepalanya tak pernah berubah dari kecil.
"Tapi bukan sekarang" balasnya mulai memakaikan mantel tebal ke tubuh sahabatnya itu.
"Arla," panggilnya.
Wanita berwajah blasteran Amerika-Afrika itu menoleh kemudian tampaklah kerutan di dahinya, tanda bahwa ia bertanya.
"Bisa kah kau beri tahu aku, apakah tuan Santa akan memasuki rumah sakit juga?"
"Untuk apa dia kerumah sakit? Apakah untuk memeriksa kondisi kesehatannya yang mulai menurun karena selalu terkena terpaan badai salju?" Guraunya.
Dengusan kasar terdengar sebagai jawaban. Arla terkekeh geli melihat kawannya yang tampak sebal dengan gurauannya.
"Jika memang dia akan datang ke rumah sakit, aku akan meminta banyak permintaan padanya. Bukan sebuah hadiah, melainkan doa yang mungkin bisa membuat pemilik ku ini kembali merangkuh tubuhku"
"***"
Tik tok tik tok..
Beberapa menit lagi natal akan tiba, penyambutan natal dengan berbagai acara pun di lakukan banyak orang. Badai salju sudah reda dari 6 jam yang lalu, meninggalkan tumpukan salju yang jika di injak akan amblas masuk ke dalam.
Suasana malam di rumah sakit tampak lebih ramai, seluruh anggota keluarga berkumpul merayakan natal di rumah sakit. Tak ada pohon natal, tak ada kue kering, tak ada kado dan tak ada pesta kembang api. Di sini tampak biasa saja, nuansa putih tembok besar tak di hias berbagai macam dekorasi natal. Namun, senyum beberapa bibir pucat itu menghiasi ruangan ini. Tak sungkan beberapa tawa terdengar ketika mendengar celotehan bocah berbaju biru navy itu. Steve, bocah yang kini berusia 18 bulan itu sedang asik menikmati semangkuk popcorn. Rambut gondrong nya sudah di pangkas di gantikan dengan model rambut undercut mengikuti gaya rambut sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓
RomanceWelcome! If you haven't followed this account, please check my profile and follow me now to get information about this story🔔 ♧♧♧♧♧ Mengapa aku harus terjebak di situasi Dimana aku harus bercinta dengan penderitaan? Mengapa aku harus terjebak di s...