Berisik

44 4 0
                                    

Setelah sholat magrib aku memutuskan untuk bersantai ria.

Karena suasana hatiku tak begitu baik aku memutuskan untuk bermain handphone.

Whatsapp

Puput : ndut besok bukuku bawain(2)

Salma: jngn lupa besok kas! (2)

Devi: fans seharian kemana aja (10)

Tita:wy!!(9)

Citra : sayangku cintaku wru? (25)

Pasukan ngguyu gaiso mingkem(99)

Kak raka: dimana? (5)


Aku sudah membalas semua pesan dari teman-temanku. Aku menceritakan semuanya lewat Vn digrub ataupun personal chat.

Kecuali pada kak raka, aku tak ingin menceritakannya semuanya. Karna sama saja aku memberikan kesempatan kak raka. Aku takut nantinya kak raka malah kebawa perasaaan.

Karna aku tau kalau kak raka itu suka padaku. Bukannya aku geer hanya saja bentuk perlakuaannya terhadapku beda dengan yang lainnya.

Aku merasakan semua itu mulai dari perhatian kecilnya. Sampai pengorbanan untukku diwaktu lampau.


Setelah aku melamun akhirnya aku pun tertidur.

Keesokan paginya......



Kelasku begitu ramai pagi-pagi seperti ini. Selalu saja seperti itu. Padahal kita anak ipa. Tapi tak ada satupun temanku yang sok jaim.

Tapi aku senang dengan semua itu. Ya karena aku tipikal cewek yang grapyak dalam istilah jawa yang artinya suka bergaul dan cepat nyaman dengan kondisi sekitar . Agak pencilakan juga. Wqwqwq.


Saat aku memasuki kelas tetiakan teman-temanku membuat telingaku sakit. Mereka begitu berisik

Ada yang berantem ada juga bendaharaku salma berteriak meminta uang kas dengan teriakannya yang khas, yang lain ada yang sibuk mengerjakan tugas. Membersihkan kelaspun juga ada.

Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Kecuali devi,tita dan citra

Mereka memberiku begitu banyak pertanyaan.


"Eh udah baikan neng?"cerocos citra

"Kirain bakalan nggak sekolah selama 7 hari ya biasa lahya patah hati"lanjut devi

"Ah pasti kangen sama pak arip, mangkanya masuk"tebak tita

Asal kalian tau pak arif adalah guru fisikaku. Guru yang sedang dijodoh-jodohkan denganku. Padahal aku tak mengerti kenapa seperti itu. Tapi semua teman sekelasku selalu bersekongkol untuk mengataiku kalau aku adalah istrinya pak arif. Padahal aku dan pak arif hanya sekedar guru dan murid.

Ini semua terjadi karena perlakuan pak arif terhadapku beda ya seperti nada bicaranya padaku bahkan sering mengucapkan hal terlihat aneh di telingaku . Padahal sebenarnya itu hanya gurauan semata. Mereka aja yang nanggepinnya aneh.

Udahlah stop. Kok malah jafi ghibah sih.hehehe

"Apaan sih! Emang gue kenapa?" Tanyaku pada mereka bertiga.

"Ya mungkin aja lo mau bunuh diri di pohon ciplukan. Kan bagus tuh"ucap devi konyol

Aku menghela nafas panjang, sebenarnya aku bukan tipikal cewek yang rapuh. Sekali sakit hati bunuh diri.

Kelihatan norak banget nggak malu apa sama prilakunya.




Aku melihat tatapan semua teman sekelasku ke arah pintu. Aku heran kenapa hampir semua temanku melihat pintu itu.

Penasaran? Tentu . Akhirnya mataku mengikuti pandangan mereka.



Loh? Itukan! .......    








Lanjut nggak ?

JATUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang