Awshhhhhh...
Rintihku karena terjatuh dari atas kasur. Betisku memar akibat berciunan dengan keramik kamarku. Tenyata keramik itu jahat udah bikin kakiku biru keunguan seperti ini.
Tapi tak apalah aku tak begitu merasakannya. Karena hatiku sekarang banyak bunga bunga berterbangan terkena semiliran angin.
Eh tapi kok bunga bunga berterbangan. Yang ada kelopak bunga deng:v
Keesokan paginya.....
Setelah bel istirahat berkumandang di speaker sekolahku. Aku pun bergegas untuk pergi ke taman belakang sekolah.
Sebelum itu aku pergi ke kamar mandi untuk membenarkan seragamku mungkin ada yang kurang atau gimana. Padahal seragamku tetap saja tak ada perubahan. Terlihat rapi
Aku juga bercermin melihat wajahku dicermin kamar mandi sekolahku.
Aku memandang wajahku berkali kali dan membenarkan helaian rambutku.Padahal semua masih terlihat sama. Seragamku tetap rapi. Wajahku juga tidak terlalu kusam juga dengan tatanan rambutku tidak seperti singa. Aku saja yang terlalu alay.
Setelah selesai dengan semua itu aku pun melangkahkan kakiku ke taman belakang dengan semangat.
Sesampainya disana belum menampakkan sosok kak kenzie. Aku memutuskan untuk duduk dibangku yang kosong.
Menunggu sekitar 10 menit terlihat seseorang yang kuidam-idamkan datang kearahku.
bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman. Tapi aku juga agak menahannya agar tak begitu ketahuan oleh kak kenzie.
"Ada apa?" Tanyanya masih berdiri
Aku membuka mulutku menjawab pertanyaannya "du....duk kak"suruhku dengan takut.
Dia pun duduk disebelahku. Tapi tak begitu dekat. Tentu saja ada jarak diantara kami.
"Kak kenzie aku pengen ngomong sama kakak" aku membuka pembicaraan
Hening
Kak kenzie tak menjawabnya, kemudian aku melanjutkan kalimatku.
"Kak kenzie aku suka sama kakak, sejak dulu waktu smp kak. Aku mohon kakak beri aku kesempatan untuk dekat dengan kak kenzie. Udah lama aku pengen ngomong ini kak. Tapi aku takut. Aku tau kak aku nggak ada apa-apanya dibanding cewek diluaran sana. Tapi jika kak kenzie memberiku kesempatan aku akan berusaha jadi yang terbaik buat kakak." Ucapku panjang sambil meremas rokku, ini menurutku terlalu mainstream. Tapi hatiku takkan tenang jika aku tak mengungkapkannya.
Aku menundukkan kepalaku karena aku takut jika aku melihat matanya. Cairan bening dipelupuk mataku kutahan agar tidak tumpah.
Kak kenzie diam tak mengucapkan sepatah katapun. Saat itu juga aku mendengarkan langkah kaki menjauh dariku.
Aku mendongakkan wajahku ternyata benar kak kenzie pergi tak membalas apapun yang kuucapkan tadi.
Melihat punggungnya semakin menjauh. Air mata yang kubendung tadi merosot ke pipiku.
Aku menangis tersendu-sendu. Melupakan bel yang sudah berbunyi 5 menit yang lalu.
Aku memutuskan untuk bolos pelajaran beberapa saat. Ingin menenangkan semua pikiranku. Hatiku terlalu sakit untuk ini aku juga begitu malu. Tapi aku agak tenang karna telah jujur ke kak kenzie.
Sampai bel pulang sekolah berbunyi aku melangkahkan kakiku untuk pergi kekelas untuk mengambil tas dan pulang kerumah.
Hari ini benar-benar begitu melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH
Teen FictionYang pada dasarnya cinta nggak akan pernah berhenti untuk berjuang . Kalimat itu cocok untuk Acha seorang cewek yang mencintai cowok bernama Kenzie. Penasaran kan ? Coba deh baca