Dua belas

124 34 7
                                    

09 σcτσвєr 2018
мαℓαм, 00:00

•••


Angin malam berhembus sangat kencang , seakan menentang keberadaan orang-orang yang sedang putus asa, terukir jelas di raut wajah seorang wanita yang berada tepat di ambang pintu.

Tatapan wanita itu yang seperti harimau lapar mengarah pada suatu pintu berwarna biru, pintu itu adalah kamar tidur, depan.

Wanita itu berjalan mulus, menyusuri lantai demi lantai.
Tatkala sosok wanita itu sampai depan pintu berwarna biru.
Dia tidak pergi untuk memasuki ruangan itu, justru ia berbalik arah menuju dapur.

Ya.. Dapur.

•••

Vanya pov.

"Kenapa ya.. kok aku malah tidak bisa tidur di kamar ini ya, tuhkan sudah aku bilang dari awal, kalau aku mau tidur sekamar dengan kalita. Malah aku jadi disini"

Aku sangat takut..
Seakan seperti ada sesuatu yang ganjil.

Bulu kuduk ku berdiri seketika.
Ini sungguh sangat menyeramkan.

Tatkala aku menoleh kearah jendela, sungguh aku tidak bermaksud untuk melihat-lihat hal hal yang seperti itu, justru aku malah melihat jendela yang berbalut gorden, dan gorden itu berkibas-kibas seperti ada sesuatu yang mengibaskan.

"Ibuuuuuuuuuuu.. Vanya takutt... aaaaaaaaaacccccchhhhhhhh"

Tak satupun yang datang kepada ku.
Sepertinya semua sudah pada tertidur lelap.

Kuraih ponsel ku yang ada diatas meja.

Aku langsung pergi kearah pintu dan keluar dari kamar itu.
Aku berlari ke kamar Mama dan Tante Fiska.
Aku menggedor-gedor Pintu itu.
Tapi tak ada satu sahutan pun didalam.

Apa iya mereka berdua tidur pulas sampai tak satupun yang menyahut.

(Ckleekk..)

Hah? Pintu nya tidak terkunci.

"Ibu.. Tante.. Maaf ya vanya masuk"

Apa? Kamarnya kosong.
Tempat tidur rapih, selimut masih terlipat rapih, ac mati, remote ac di taruh pada tempatnya.

Seperti tak berpenghuni.

Kemana mereka? Kemana ibu? Kemana Tante Fiska?

Sejak kapan mereka pergi.
Kenapa aku tidak tahu mereka pergi?

(Drettt... Drettt... Drettt)
Ponsel ku bergetar.

Siapa ini? Nomer tak dikenal.

"Halo?" tanya ku kepada seseorang dibalik layar ponsel.

"Vanya. Ini Tante Fiska" Jawabnya dari balik layar ponsel.

"Eh... ini Tante Fiska?" Aku bertanya lagi.

"Ya, ini Tante ,kamu belum sekontak ya sama tante?" Jawab tante

"Iya Tante.. pantes aja, aku kira siapa yang menelfon, ternyata tante, aku save nomer Tante ya. Oh iya Tante ada dimana? Kok Tante sama ibu gak ada dirumah?" Jawabku dengan sedikit lega karena itu suara tante bukan orang asing.

"Oh iya.. Tante lagi dirumah sakit, tadi ibu kamu perutnya keram, ibu takut terjadi apa apa sama adik kamu yang ada dikandungan ibu, makanya Tante langsung bawa ibumu kerumah sakit" Jawab tante fiska menjelaskan.

"Hah? Gimana keadaan ibu?" Kataku yang spontan kaget.

"Ibumu tidak apa-apa, tapi hari ini ibu dan Tante tidak bisa pulang dulu. Kalau ibumu kenapa napa jadi bisa langsung ditangani sama dokter" Jawabnya.

"Iya Tante... tapi kalau ada apa-apa segera kabari Vanya ya" Jawabku dengan khawatir.

"Pasti .. udah dulu ya, jaga diri baik-baik dirumah, kamu Bobo nya sama kalita aja" Jawab tante singkat.

(Tuutt... Tuutt... Tuutt...)
Terputus.

Ah mati. Baru mau ngomong, sudah mati.

Oh iya. hari ini aku tidur bareng sama kalita. Tidak sendirian lagi dan takut lagi.
Aku segera bergegas kekamar kalita.

Aku menyelusuri lantai demi lantai.
Kamar kalita tepat berada di samping dapur.

(Klontang... Seng... Klontang... Seng)

Berisik banget. Siapa yang membuat kerusuhan itu? Apa iya kucing?

Suara itu berasal dari dapur.

Kucing didapur? Hah?

"Halo. Siapa disana?" Nada ku seperti memanggil seseorang.

Kalau dia adalah seekor kucing, tapi kok gak ada suara kucing ya!

"Haloo... ada orang??" Teriak ku

Tidak ada jawaban juga.

(Hellow !!!)

Suara itu tepat berada dibelakang ku. Siapa dia?? Suara wanita.

Aku menoleh secara perlahan-lahan,

"Kalita? Kenapa kau disini? Kau mengagetkan ku. Aku kira kau tidur, tapi kau disini juga, sungguh aku sangat takut, tapi setelah aku melihat kamu ada di dekatku, rasa takut ku hilang dan sekarang aku merasa senang. Ayo kita pergi tidur" kata ku.

"Tidak usah banyak omong !!!" Jawab kalita singkat.

"Kalita?" Ujarku.

"Ku bilang diam !! Kau tidak mengerti !!!" Bentakan nya yang membuat ku secara spontan terkejut.

#To Be Continued...

Fuck OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang