Part 5 - Kencan Rahasia

42 1 0
                                        

Dengan mini dress berwarna merah polos yang memperlihatkan kaki dan pundak, aku yakin bisa menggodanya malam ini. Bisa jadi dia akan langsung membawaku ke rumahnya dan mencoba mendapatkanku malam ini dengan banyak rayuan kemewahan.


Seperti perintah dari wanita itu, aku harus bisa masuk ke dalam rumahnya. Dan menyusup diam-diam bukanlah keahlianku. Aku lebih suka datang sebagai tamu undangan dan bukan sebagai pencuri yang tak di inginkan.


Elang muncul malam itu.
Sungguh di luar dugaan. Aku pikir sebuah BMW mewah yang akan datang dengan supir dan pengawal lengkapnya, tapi ternyata Elang datang dengan sebuah sepeda motor berwarna hitam.


"Hai" Sapanya santai.

Aku tersenyum tipis sambil mencoba menahan perasaan kaget yang sedang berkecamuk.

"Hai..." Kataku ragu.

"You looks beautiful"

"Thanks...tapi kayaknya aku salah kostum ya"

Elang tertawa kecil.

"Sorry ya, aku gak bilang mau bawa motor"

"Fine. Kasih aku lima menit buat ganti baju ya" Kataku lalu berlari cepat kembali ke apartemen yang aku sewa untuk misi kali ini.

Lagi-lagi di luar prediksi. Elang membawaku ke sebuah restoran kecil di pinggir pantai Marunda.

"Kita sebut saja kencan rahasia" Katanya sebelum ikan bakar yang terlihat gosong di sisi kanan itu datang ke atas meja kami. 

"Kenapa harus rahasia?" Tanyaku penasaran.

Dia hanya tersenyum sambil membelah ikan gurame itu dan mengambilkan helaian dagingnya untukku. 

"Kamu udah punya pacar? Atau jangan-jangan kamu udah nikah ya?" Tanyaku lagi menelisik.

"Makan dulu, nanti keburu dingin" 

"Jawab dulu. Kejujuran yang menyakitkan akan lebih baik daripada kebohongan yang berujung dengan menyakitkan juga"

"Wah, kau menempatkan aku di posisi yang sulit" 

"Jadi kau sedang selingkuh, sama aku?" Tanyaku lagi memaksa.

Elang masih diam. Kali ini dia mencoba mencicipi kuah dari kangkung balancan yang di pesannya. 

"Lumayan pedes. Kamu suka pedes?" Tanyanya seolah mengalihkan pembicaraan.

"At least, aku tahu dimana porsi dan posisiku kalau kamu mau terus terang dari awal. Jadi aku juga tidak akan menuntut temu di waktu tertentu" 

Elang tertawa geli mendengar kalimat terakhirku.

"Aku tidak sedang selingkuh. Aku tidak punya pacar dan tidak punya istri apalagi sudah menikah" Kata Elang menjelaskan.

"Lantas apa? Kenapa harus pake rahasia"

"Wah, nona ini punya jiwa penasaran yang tinggi sekali rupanya" 

Aku memicingkan mata, menatap Elang dengan seksama.

"Paman" Katanya kemudian. "Aku sedang bersembunyi dari paman. Dia tidak suka jika aku berkencan. Dia ingin aku konsentrasi dengan perusahaan dulu" 

"Paman?" Tanyaku bingung. "Kenapa harus paman. Kenapa bukan ayah atau ibu, seperti wajarnya. Kenapa seorang paman harus segitunya ngurusin kamu?!" Tanyaku lebih dalam lagi.

"Orang tuaku sudah meninggal dari aku masih sembilan tahun. Dan paman, dia yang membesarkan aku. Jadi ya... dia sudah seperti orang tuaku"

Aku mengangguk mengerti.

"Lucu" Kataku berceloteh. 

"Apanya yang lucu?"

"Lucu, disaat orang tua lain ingin anaknya menikah di umur segini, tapi pamanmu malah ngelarang kamu berkencan" 

"Memang kamu tau umurku?

Shiiiittt, jantungku rasanya mau melompat. Aku terbawa suasana dan lupa jika aku sedang berpura-pura tidak tahu identitasnya. 

"28, 30, hmmm mungkin 35?" Kataku asal.

Elang tertawa terbahak-bahak. 

"Aku setua itu ya"

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang