Mata gadis itu memerah, pipinya basah. Tangannya menggengam sebuah cutter, yang segera ia dekatkan pada lengan sebelahnya. Nafasnya berpacu."Bebe, you don't need to doing that. I will never give a fuck."
Kepulan asap rokok menyeruak tepat di depan wajah si gadis. Lelaki di depannya duduk dengan santai menatap gadisnya. Tanpa mau menghentikan apapun yang di lakukan gadis tersebut.
"You say you love me."
"I'do."
Brengsek. Gadis ini terlalu buta pada lelaki di depannya. Dia rela jadi apapun. Badut sekalipun. Orang gila sekalipun.
"Let's do something more fun. Jangan setiap hari lo megang pisau tapi lo sendiri yang luka." lelaki tadi melempar asal cutter yang di pegang sang gadis. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga si gadis tersebut lalu berbisik.
"You will be my partner in crime soon."
•••
"Shoot me."
Lelaki itu menutup matanya, seolah menikmati pistol yang bertengger manis di pelipisnya. Tangan si gadis gemetar menggenggamnya. Laki-laki ini gila. Pun juga dengan gadis ini.
"You will never shoot me." dia tersenyum. Percaya diri bahwa sang gadis tak akan menembaknya saat ini juga karena kenyataannya memang gadis ini takut.
"You love me, instead being my enemy right?"
Napas gadis itu memburu. Lelaki ini berkata jujur. Tahu betul apa yang di rasakan oleh sang gadis. Rasa benci dan rasa cintanya yang bercampur aduk.
"Ayo tembak. Dari pada begini, let's do something more fun than this, sweety."
Gadis itu melepaskan pistol dari genggamannya. Menatap lelaki di hadapannya dengan mata memerah.
Lelaki tadi tertawa menyeramkan,"oh, sweet girl." lalu memeluknya.
---
"I'll do everything for you. Asalkan saya bisa sama kamu."
Lelaki di hadapan gadis ini tertawa, sarkas. Gadis yang lugu, tapi juga tolol secara bersamaan. Dia rela melakukan apapun katanya?
"Nggak, nggak ada yang bisa tinggal sama gue. Gue nggak butuh orang yang... fake."
Gadis itu memejamkan matanya. Biarkan dia bertingkah bodoh. Toh dia cinta mati pada lelaki di hadapannya. Niatnya baik. Dia punya niat baik.
"Saya bakal ngelakuin apapun. Apapun."
Dia menaikkan sebelah alisnya. Tertawa lagi, lalu duduk.
"Serius? bener deh, lo cantik tapi goblok."
Gadis ini tak peduli, mau di kata bodoh pula atau sakit jiwa. Dia tulus pada lelaki ini.
"You will do it everything? Pegang, goresin di tangan lo."
Gadis ini juga tau kok, kalau lelaki ini gila. Tanpa dua kali di suruh gadis ini benar-benar menggoreskan sebuah pisau kecil pada genggaman tangannya.
Gadis ini, juga sama gilanya.
"Accepted. Pernyataan cinta lo gue terima."
Lelaki itu tersenyum, walau darah becucuran keluar dari lengan si gadis.
"We will play some game."
💉💉💉
On revision.
note: mungkin ada beberapa part yang jadi sedikit beda atau cuma mau aku rapihin, ada jg part yang sama ajaa.
SIAPA KANGEN
KAMU SEDANG MEMBACA
partner in crime✔️
Фанфикwho is your real partner in crime? your lover? or, your enemy? 2018 by nat, 2019 on revision.