DIX-NEUF

1.9K 302 39
                                    


"Kim Hyunjin, ada kalimat terakhir yang mau di sampaikan?"

Demikian suara Hwall bersamaan sama suara ketawa. Hwang melotot. Maksudnya apa dia bilang kayak gitu? tapi lebih bikin kaget sama wajah Kim yang kelihatan datar-datar aja. Itu, bukan Kim yang selama ini Hwang kenal.

"Hwang," suara gemetar, hati Hwang bener-bener gak karuan sekarang liat keadaan Kim yang penuh luka memar. Dia gak bisa bayangin Hwall dan yang lainnya ngapain Kim sampai kayak gitu. Mata Hwang merah nahan tangisan, tapi disaat itu juga matanya menangkap sosok lain di samping Chani.

Ryujin.

"Ryujin, she never existed. Hwang, aku tau semua. Kamu, masih ada dalam bayang bayang Yeji. Kamu masih ngerasa bersalah sama Yeji, kan? makannya selalu ada Ryujin di pikiran kamu." Kim ngehela napas, wajahnya merah nahan nangis,"kalian pernah peduli gak sih sama Hwang? sedikit aja. Kalian gak pernah tau kan Ryujin kayak gimana, kayak apa? it because she never existed."

"Maksud lo apa? Siapa Yeji?" tanya Jeno, mulai paham tapi dia masih gak bisa nerima.

"Dia punya skizofernia, kalian gak pernah tau?" jawab Hwall santai, mainin senapannya. Dia lebih kelihatan kayak psycho.

Hwang disana tiba-tiba pusing. Ryujin menghilang gitu aja, semua terasa masuk akal. Dia perlahan sadar sama semua kejadian yang menimpa dia yang kabur dari rumah ninggalin Yeji, adiknya yang  selama ini dianiaya kedua orang tuanya sampai di kabarkan tewas, makannya Hwang jarang pulang kerumah orang tuaya. Diem-diem, ddia juga takut, karena rumahnya sama aja seperti neraka buat dia dan juga Yeji.

Dan sampai bayangan Ryujin dateng di sela-sela kehancurannya, persis di saat dia ketemu Kim juga, Ryujin ini mirip banget sama Yeji maupun Kim.

"Make sense now? gue gak bisa bayangin sih, kalau Kim yang suka diem-diem mergokin lo ngomong sendiri. Ryujin? dia cuma karakter yang lo bikin." 

Hwall ini, gila.

"Kim gak perah marah, dia selalu nuggu lo cerita kok. But you treat her like a shit? that's insane."

"Stop it, Hwall." Hwang bener-bener udah kacau, matannya merah, tubuhnya lemes tapi di paksa buat ngangkat senjatanya ke Hwall karena dia udah keterlaluan banget,"no. You, stop it, Hwang let me go. Or i'do die here."

Lepas dari rasa sayang Kim ke Hwang, semua kepercayaan yang dia simpen ke Hwang hilang perlahan karena Hwang gak pernah cerita apapun sampai Chani yang kenal Hwang dari kecil cerita banyak ke Kim, dan semua makin masuk akal. Tentang bagaimana Ryujin bisa ada. Tentag kenapa Hwang sebenarnya.

Dan yang lain cuma diem. Kaget karea selama ini Ryujin emang gak pernah ada, kaget karena ternyata mental ilness Hwang udah separah itu. Kaget karena Kim milih buat ada di Darkblood dari pada pulang sama mereka.

"Well, well. Kalau masih ngeyel juga, mending gue aja. Chani lo agak mundur dikit biar gak kena." 

"Kenapa kalian ngelakuin ini ke gue? i am just dumbass here. Hwall, please, don't."

Hwang setengah nangis sampai suara letupan dari senapan seseorang meluncur bebas. Siyeon jatuh berlumuran darah dari dada tepat di jantungnya. Kim cuma jadi pengelabuh disana.

"SIYEON!"

Hwall, Chani, Kim, Renjun udah pergi entah kemana, berlindung ke ruangan Darkblood yang lebih aman.

 Jeno marah, dia tembakinn pistolnya secara brutal ke segala arah, Siyeon udah pasti gak bisa di tolong lagi. Chaeyoung, Sunwoo sama Hwang sama paniknya.

"Siyeon, tolong."

"Kamu salah No, aku gak akan mati di tangan kamu." Siyeon masih sempet senyum, fakta bahwa dia hampir mati di hadapan Jeno bikin Jeno seolah di hantang sama kerasnya bebatuan. Rasannya kayak seolah jatuh, tapi di timpa bebatuan pula. 

 Lagipula, ini rencana Hwall. Sasarannya emang Siyeon, dan niatnya adalah bikin Jeno hancur dengan cara ini. Karena sebagian hidupnya Jeno ada di Siyeon. Kalau Siyeon pergi, gimana dia bisa jalanin sisa hidupnya?

"Sorry, Siyeon. Plaase don't. Yeon, jangan pergi. Aku minta maaf, aku janj-"

"Don't be sorry, be better No. You will be fine."

Gimana bisa dia baik-baik aja?

Jeno lost his mind, after all this time, he cried again. He never cried, not for everyone except for his mom, and for his love of life, Park Siyeon.

Dan Hwall berhasil bikin Jeno hancur, perlahan-lahan, lewat Siyeon yang hari ini tewas mengenaskan karena di tembak di bagian dada, tepat di jantungnya.

Dia gak pernah ngerasa sehancur ini. Dia pikir, gak ada gunanya kalau hidupnya cuma buat Siyeon. Tapi dia salah.

partner in crime✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang