Setelah selesai dari acara dan mereka berhasil masang kamera mikro yang jumlahnya ratusan dan udah di pasang sama Hwang sama Kim kemarin. Tugas Sunwoo sama Chaeyoung buat nyadap apa yang di bicarain sama Perdana Menteri dan bawahannya.
"Terakhir Hwall kesini kapan sih? kemarin polisi nyiduk salah satu agen kita, takutnya polisinya keburu kepo sampe ke akar." lapor Hwang duduk di samping Jeno yang lagi minum. Sunwoo sama Chaeyoung lagi sibuk di pojokan.
"Ah, bangsat. Gua pusing." jawab Jeno. Lalu pergi dari sana nyeret Siyeon di sampingnya,"lo urusin kek gantian, gua pusing. Siyeon.......obat aku dimana."
Hwang ngangkat bahu. Nggak sulit kok ngendaliin usaha gelap mereka. Hwang tuh pinter ngomong, pinter ngeles.
"AH. Sumpah we have nothing. Mereka sama sekali nggak nyebutin anak tiri Perdana Menteri."
Hwang noleh, ngeliat Sunwoo yang mulai frustasi. Ngedumel sama Chaeyoung di pojok. Kalau begini terus, gimana sih mereka mau nyari tau tentang orang yang mereka cari? terpaksa pakai plan B?
"Kita lanjut besok aja, kalau di lanjutin sekarang, komputernya bisa kamu ancurin." ucap Chaeyoung sambil ngusap rambut Sunwoo lalu seperti biasa di beri sun. GEMES BANGET GAKSI LAGI SOFT GINI.
Sunwoonya nyengir. Chaeyoung kayak langsung masang muka judesnya. Nyesel sama apa yang baru dia lakuin. Karena kalu dia udah mulai duluan, Sunwoo bakal iseng gak mau berhenti.
Tapi mau gimana nolaknya juga Chaeyoung diem-diem aja di kecupin.
"PLEASE GET A ROoOoOoOM." celetuk Hwang tapi mereka gak peduliin itu. Biarin aja chessy. Biar Hwang iri.
"Buset dah beneran kaga tau tempat anjing." omel Hwang lalu masuk ke kemarnya. Kim lagi tiduran, katanya kurang enak badan.
"Kimmy, mau aku beliin apa?"
YAAMPUN LUCU BANGET HWANG FIND A NEW NICKNAME FOR KIM. DI PANGGIL KIMMY DONG.
Udah mana manggilnya lembut banget seolah tidak ingin menyakiti Kim.
"Gak usah, kamu aja temenin aku....."
Oh tentu saja Hwang tidak menolak^_______^
💉💉💉
Keesokan harinya mereka bener-bener pakai plan B. Ngikutin kemana pun Perdana Menteri. Mereka punya koneksi luas, jadi mudah aja buat jadi bodyguard dadakan. Jeno sama Hwang bener-bener nyamar. Tugas Sunwoo mantau dari luar.
Jeno pakai kacamata, beberapa riasan biar nggak ada yang ngenalin. Hwang? oh dia lebih konyol. Pakai kumis, tahi lalat palsu dan kacamata.
Cuma tiga hari kok mereka begini. Kebetulan Perdana Menteri juga nggak sibuk. Jadi adanya di rumah kebanyakan.
Tapi mereka masih belum dapet informasi anak terakhir Perdana Menteri.
"Kalian ini masih muda sudah mengabdi pada orang tua ini....lagi liburan loh padahal."
Hwang sama Jeno beserta dua pengawal lainnya lagi nemenin orang tua ini ngeliatin anaknya main golf.
"Hehehe iya, pak Perdana nggak ada niatan buat kumpul sekeluarga?"
Jeno noleh ke Hwang. Iya dia yang ngomong. Untung dua pengawal lainnya yang gak kenal mereka jaraknya agak jauhan jadi nggak ada yang curiga.
Biasa, pengawal kayak gini mah gak di haruskan untuk kenal deket. Yang penting harus tau kalau itu rekannya. Cuma ya ada yang beberapa kepala pengawal yang harus tau bawahannya. Antisipasi kalau ada pengkhianat?
"Ide bagus. Mungkin natal nanti saya ajak semua anak saya."
Jeno senyum. Di saat kayak begini Hwang cukup membantu.
Kerja mereka sift. Jadi pas tengah malem mereka selesai tugas. Masuk keruangan istirahat pengawal, langsung di liatain sama pengawal yang udah lama kerja disini.
Hwang merinding sendiri soalnya badannya gede. Tapi Jeno untung tetep tenang.
Hwang udah mau buka kacamata tapi Jeno buru-buru ngelarang.
"Kalian bukan pengawal dari sini." ucapnya mencekam. Nah kalau situasi kayak begini Hwang paling panik.
"Kita, anak baru."
Singkat tapi cukup bikin pengawal senior tadi percaya. Tapi nggak ngelunturin rasa curiga.
Mereka pulang tepat jam dua. Mereka keluar dari pintu belakang dan langsung pulang.
"Gue ke apartemen deh, Siyeon disana."
Hwang ngangguk. Lalu Jeno pergi sama motornya. Hwang mau pulang. Pulang yang bener-bener pulang ke rumahnya. Walau nggak ada siapa-siapa di rumah tapi dia kangen aja rumah.
Papa sama Mamanya nggak di Korea. Tapi di rumahnya ada seseorang.
"Hey..."
"Ryujin?"
Hwang hampir lari. Lalu meluk Ryujin. Ruang tamu terasa legang. Lampu meremang. Hwang ngelepasin pelukannya, ngajak Ryujin duduk di sofa.
"Kemarin aku cari, kemana sih?" tanya Hwang. Gadis di depannya cuma senyum.
"Kamu kan sama Kim."
Hwang cuma diem,"hey kamu cemburu?"
Lagi. Gadis ini cuma senyum. Cantik banget senyumnya. Sampai Hwang bener-bener nggak bisa bedain ini nyata atau bukan.
"Enggak kok, pokoknya kamu asal bisa luangin waktu buat aku. Aku nggak apa-apa."
Hwang senyum. Senyumannya teduh. Sampai kapanpun, Hwang bakal punya Ryujin di hati dan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
partner in crime✔️
Фанфикwho is your real partner in crime? your lover? or, your enemy? 2018 by nat, 2019 on revision.