SEPT

5.7K 1.1K 242
                                    


Sore ini Siyeon bilang mau mampir ke apartemen Jeno. Tapi Jeno masih di bar sampai jam dua pagi nanti. Makannya Siyeon langsung nyusul ke bar sekitar jam dua belas.

Jam segini, bar nggak terlalu sepi, malah makin ramai. Repot-repot Siyeon nyari Jeno ke segala ruangan; ruangan main poker, ruang pertemuan, bahkan basecamp. Ada Sunwoo sama Chaeyoung padahal tapi hasilnya nihil.

Salah satu pelayan disini, yang kenal siapa Siyeon adalah cewek bosnya langsung bilang kalau Jeno tadi ada di lantai dua. Sama cewek.

Nggak tau ngapain, pokoknya cukup bikin Siyeon pengen nyakar Jeno atau cewek yang lagi kegatelan disana.

Siyeon masih duduk di salah satu bangku, masih ngeliatin mereka berdua. Sampai Jeno sadar, ngerasa ke gep. Dia langsung ngedeket ke Siyeon.

"Udah?"

"Let's go home, sweetheart."

Siyeon mau marah. Nggak sekali dua kali dia ngegep Jeno sama cewek lain di bar. Tapi dia juga nggak pernah bisa marah.

"You're drunk."

"No, I'm not."

Siyeon natap Jeno lama banget sampai dia yakin kalau Jeno emang nggak mabuk. Bisa bahaya kalau mabuk. Siyeon nggak bisa nyetir soalnya.

"Oke, kita omongin ini di rumah." Siyeon ngelangkah lebih dulu. Jeno udah senyum aja santai bener berasa nggak ada beban.

Sepanjang perjalanan Siyeon nunduk, nahan nangis. Sama siapa lagi dia bersandar kalau bukan sama cowok di sampingnya ini.

"Hey, kenapa?."

Tangisnya makin pecah. Jeno nepiin mobil di pinggir. Nungguin Siyeon nangis sambil meluk ceweknya.

"Don't leave me."

Takut. Siyeon takut.

"Aku takut. Aku takut kamu pergi. Aku selalu takut liat kamu sama cewek lain. Aku tahan. Tapi aku nggak bisa nahan lebih lama kalau aku takut."

Jeno ngehela napas. Siyeon kadang emang keliatan berani, bad bitches, atau savage. Sebenernya dia bagaikan barang rusak yang rapuh.

"I'm might looks fine but i'm not. I love you, but i'm afraid."

Jeno tau, Siyeon lagi sensitif atau beneran lagi down kalau marahnya sambil nangis. Nggak kayak biasanya kalau dia marah yang kesulut emosi, apartemen Jeno bisa ancur karena mereka berantem. Tapi kali ini enggak.

"Aku nggak akan ninggalin kamu, sayang. Maaf."

Kalimat yang sukses membekas di benak Siyeon. Sampai kapanpun dia bakal inget kata-kata itu. Sampai pada dia berubah jadi buta cinta karena ucapan mematikan itu.

Seorang Jeno? ayolah.

Mau sampai kapanpun Jeno janji dan Siyeon selalu percaya, dia akan terus ngelanggar even Siyeon udah jadi budak cinta sekalipun.

Maaf? Jeno bahkan nggak mengerti apa makna dari kata maaf yang sebenernya.

"Jangan nangis lagi, kita pulang." setelah Jeno lepasin pelukannya, dia senyum, lalu ngusap kepala Siyeon.

Siyeon dapet kepercayaan, selalu. Dia bego, dia tolol karena terlalu percaya. Tapi Jeno selalu ngancurin kepercayaan itu. Mirisnya, Siyeon nggak pernah bisa marah dan Jeno nggak pernah bisa ngerasa bersalah, mau ada alasan dia sayang sama Siyeon juga tetep aja.

"Do you love me?"

"I love you. Apa alasan aku buat nggak sayang sama kamu?"

partner in crime✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang