DIX-HUIT

3.8K 750 164
                                    

Masuk ke ruang utama, gelap gulita. Keadaan sepi, sunyi. Mereka tau ada yang aneh disini. Darkblood juga pasti udah ngerencanaiun sesuatu. Jeno persis berdiri di depan, memimpin.

Jeno Nahan teman-temannya biar gak ngelakuin sesuatu yang gegabah. Hwang mati-matian nahan tangannya yang gemeter karena dia takut kegelapan.

Dua menit mereka menunggu, akhirnya sebuah lampu nyala. Lampu sorot. Bukan menyorot mereka, tapi gadis yang duduk di iket di tengah-tengah sana.

Kepalanya emang nunduk, wajahnya ketutupan sebagian wajahnya, bibirnya di lakban.

Tapi Jeno tau betul siapa gadis itu. Postur tubuh gadis itu, rambut legamnya. Siyeon. Park Siyeon.

Chaeyoung hampir nangis, karena beberapa jam sebelumnya dia dan Kim juga di perlakukan sedemikian.  Ada di posisi yang sama kayak Siyeon.

Lima menit legang lagi, akhirnya ada satu lagi lampu sorot yang sekarang menyinari mereka berempat.

"Well,"

Sial. Suara ini. Dugaan Jeno gak pernah salah tentang anak Perdana Menteri dan ketua Darkblood yang sesungguhnya.

"Welcome to Darkblood, this is Leo Heo  speaking."

Orang itu menampilkan dirinya. Dua berdiri tepat di samping Siyeon. Lelaki itu nyentuh bahu Siyeon, buka penutup bibirnya yang di tempelin lakban. Siyeon teriak ketakutan, bukan karena sakit karena Hwall ngelepas lakbannya. Melainkan karena apa yang udah dia liat.

"Hey, sweet. Diem dulu, oke? gue mau nyapa temen gue dulu."

Bajingan. Batin Jeno.

Tapi apa? Siyeon yang tadinya teriak histeris. Nurut sama suruhan Hwall.  Dan disana Jeno mati-matian buat gak nodong senjata ke arah Hwall karena itu tindakan gegabah.

Dan ya, Leo Heo nama asli dari Hwall. Laki-laki misterius yang selama ini mengabdi sama Jeno, sama Robbers L. Yang ternyata selama beberapa tahun ini mendirikan Organisasi gela. Selama ini dia yang menyelundupkan dana penghasilan dari penjualan obat-obatan yang Jeno pegang karena dia sebagai ketua dari penjualan itu.

Selama ini Jeno bingung, kemana penghasilan mereka? Hwall selalu bilang, beberapa agen mereka tertangkap polisi dan bikin penghasilan mereka menurun. Tapi sebenernya gak pernah sama sekali ketahuan. Hwall ngelakuin semuanya dengan sangat sempurna.

Dia ngelakuin banyak tipuan dan bodohnya Jeno percaya.

Dan dengan bantuan beberapa pengkhianat lainnya seperti Chani sama Renjun. Hwall berhasil mendirikan Darkblood, di usia mereka yang baru legal setahun lalu.

Perdana Menteri mereka, Lee Seunghun,  yang punya banyak tuduhan, adalah ayah tiri dari Hwall. Dan Hwall adalah yang selama ini Perdana Menteri sembunyiin buat senjata Epic buat ngehancurin Robbers L.

Emangnya apa tujuan Hwall gabung Robbers L kalau bukan buat menghancurkan mereka?

"Oh hey, lama gak ketemu ya teman-teman? apa kabar?."

"Diem. Lepasin dia," Jeno udah nggak sanggup lagi buat gak ngangkat senjata apinya ke arah Hwall.

"Ya, gue bakal lepasin dia, tapi, hey buru-buru amat?"

"Jangan jadi makin nyebelin, brengsek." Sunwoo ikut emosi, dia dan Hwang pun ngangkat senjatanya dan ngarahin ke arah Hwall.

"Damn, kalian gak pernah bisa pelan-pelan? oke, ini yang lo mau?" Hwall segampang itu ngelepasin Siyeon. Jeno kayak nggak percaya, sengampang itu??

Siyeon berdiri. Wajahnya pucet, dan dia lebih kurus. Sebelum Siyeon lari dan meluk Jeno, Hwall ngebisikin sesuatu ke Siyeon.

"Hey, sweet, lo tau kan apa yang harus lo lakuin?"

Sampai disitu Jeno curiga sesuatu. Oh, jangan begini. Walau Jeno sekarang lagi meluk Siyeon. Dia nggak ngerasa kalau ini Siyeon. Ini... orang lain.

"I miss you," Jeno ngeberaniin diri buat ngelepas pelukan mereka dan ngeberaniin diri natap Siyeon.

Bener, ini orang lain.

"Well, Cheesy but patethic."  Hwall tepuk tangan. Ngebuyarin lamunan Jeno. Tanpa sadar kalau sekarang Siyeon udah nodongin pistol yang diem-diem dia bawa, tepat di kepalanya Jeno.

"You missed me? well, i am not, cheater."

Kacau banget sekarang Sunwoo sama Hwang nodongin senjatanya ke arah Siyeon buat ngelindungin Jeno.

"Siyeon."

Jeno tau, mereka udah cuci otak Siyeon. Entah Siyeon di apain, Jeno semarah itu.

"Oh, miris. Gue, Chani, Renjun udah muak sama kelakuan boss kalian ini. Bahkan Siyeon juga udah muak, right? "

Siyeon cuma senyum getir. Dia juga muak sama segala kelakuan Jeno. Egois, sok ngatur, dan nggak pernah adil.

"Egois, gak adil. Kalian nggak ngerasain begitu? gimana bisa kalian tahan sama sikap 'sahabat' kalian ini selama bertahun-tahun? ayolah, jangan munafik. Gue aja gak tahan."

Dan entah gimana, Sunwoo sama Hwang mulai mikir, terpengaruh.

"Kalian pernah di kasih apa sama dia ini? gak ada kan? emosinya aja gak bisa terkontrol. Dia ini nggak tau diri, dan kalian masih tahan?."

Jeno murka. Dia ngangkat senjatanya ke arah Hwall tapi Siyeon lebih dulu narik pelatuknya,"turun atau kepala lo yang bolong."

Jeno ada di keadaan yang terdesak. Makannya dia ngalah. Dia nggak tau harus apa di keadaan seperti ini. Untuk pertama kalinya, Jeno lost.

Hwall disana ketawa. Sunwoo sama Hwang makin merasa ragu dan mulai percaya sama Hwall. Sial.

"Misi kalian disini buat nyelamatin kita, bukan dengerin omongan dia. Stop ngelakuin ini hal, Hwall. Siyeon, sadar dong, lo tuh di pengaruhi sama dia." Teriak Chaeyoung nggak tahan sama keadaan yang seperti ini.

Untung Sunwoo sama Hwang masih kekeuh ngangkat senjata ke arah Siyeon.

"Ayo tembak gue kalau berani." tantang Siyeon. Sunwoo sama Hwang gak pernah takut. Tapi ada kejutan lainnya di depan mereka.

Mereka gak pernah dapet situasi kayak begini sebelumnya. Yang nyusahin pihak mereka. Mereka terdesak. Jeno udah ngirim sinyal bantuan dari tadi dan mungkin sebentar lagi bantuan bakal dateng.

Tapi Hwall belum nyerah sampai di situ.

"Kalian pernah mikir gak, kalian ngelakuin semuanya buat Jeno. Apa yang udah Jeno lakuin ke kalian?." Yang bikin Jeno makin marah adalah ucapan itu keluar dari Siyeon. Jadi, seburuk itukah Jeno di mata Siyeon?

"Siyeon, sayang."

"DIEM. JANGAN BERANI MAJU ATAU LO GUE TEMBAK."

Jeno tau, walau Siyeon terpengaruh, dia gak akan berani nembak Jeno. Karena Siyeon masih sedikit sadar, kalau sebagian hidup dia ada di Jeno.

Ada obat yang bikin Siyeon terpengaruh buat berani nodong senjata.

"Siyeon, lepas. Tolong, ini kita." mohon Chaeyoung ngedeket ke arah Siyeon.

"Astaga. Oke, kalau masih belum mau nyerah juga." Hwall nepuk tangan dua kali.

Dan ini kejutan terakhir, Chani masuk ke dalem sana dengan Kim di pelukannya, lehernya di tempel pisau.

Hwang lemes. Kim bisa mati kapan aja.

💉💉💉

partner in crime✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang