Bab 4

873 104 11
                                    

"Bu, air mineral dinginnya yang botol satu, ya."

Ibu kantin penjual minuman itu segera mengambilkan air mineral dan memberikannya pada Anan. Setelah itu Anan membayarnya dengan uang pas dan berlalu pergi meninggalkan kantin.

Saat Anan menyusuri koridor sekolah untuk sampai ke kelasnya, ia kembali melihat Fasha. Ya, walaupun Fasha tidak melihatnya karena sibuk dengan pelajaran olahraga, tetapi tetap saja Anan merasa ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya saat melihat Fasha semenjak ia memimpikan cewek itu.

Untung saja mereka tidak sekelas. Jika mereka sekelas, mungkin gelagat Anan yang sedikit terlihat aneh akan sangat mudah diketahui oleh Fasha.

Tapi tidak mungkin juga jika mereka bisa sekelas, mengingat bahwa mereka yang berbeda jurusan.

"Nan!" Fasha memanggil Anan dari tengah lapangan, kemudian menghampiri Anan yang sedang berdiri di koridor.

"Bagi minumnya, dong."

Anan menyodorkan botol air mineral yang tadi ia beli ke arah Fasha. Fasha mengambilnya kemudian ia meminum air mineral itu sampai menyisakan sedikit isinya untuk Anan.

"Nanggung banget minumnya. Abisin aja," ujar Anan saat Fasha ingin mengembalikan botol air mineral itu.

"Lo gak mau lagi emangnya?"

"Gak."

"Ya udah, gue mau balik ke lapangan lagi," ujar Fasha. "Oh iya. Nanti pas pulang sekolah kalo gue belum keluar kelas juga, berarti gue kerja kelompok. Sebentar doang, kok. Lo tungguin gue, ya? Tapi kalo lo keberatan enggak pa-pa, biar gue pulang sen—"

"Bawel! Gue tungguin. Apaan yang enggak buat Fasha." Anan memotong pembicaraan Fasha.

"Beneran? Gak terpaksa 'kan?"

"Enggak."

Senyum Fasha merekah lebar, kemudian ia mencubit kedua pipi Anan karena ia merasa gemas dengan cowok itu. "Gue jadi nambah sayang sama lo, Nan."

Anan bergidik geli, "Cantik-cantik tapi alay lo. Geli gue."

Fasha mengerucutkan bibirnya. "Alay-alay gini tapi lo juga sayang 'kan?" Fasha percaya diri.

"Idih! Kepedean amat."

Fasha menghela napasnya sambil menampilkan wajahnya yang cemberut. Ia berjalan menuju tengah lapangan dan meninggalkan Anan begitu saja di koridor. Tidak sadar bahwa selama ia berjalan, Anan terus menatapnya.

Tatapan yang sulit diartikan.

"Gue juga sayang sama lo, Sha. Tapi apa iya? sekarang sayang gue berubah jadi cinta?"

🍁

Fashanan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang