Bab 10

764 85 16
                                    

Fasha dan Anan duduk di pinggir pantai Lagoon, Ancol, sambil menikmati desiran angin dan ombak. Tidak lupa untuk melihat matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.

Melihat Fasha yang senangnya bukan main, membuat Anan merasa sudah tepat membawa Fasha ke pantai. Ditambah dengan suasana pantai yang terbilang tidak terlalu ramai orang saat menjelang malam.

"Makasih ya, Nan," ujar Fasha masih dengan menatap ke arah pantai.

Anan menoleh ke arah Fasha dan menatap cewek itu. "Buat?"

"Buat segalanya."

Anan tertawa pelan, "Apa pun pasti gue lakuin buat lo, Sha. Tanpa lo minta, pasti gue kasih." Anan menjeda ucapannya dan menghela napas, "Lo segalanya buat gue."

Fasha tertegun mendengar ucapan Anan. Jantungnya kini berdetak dengan cepat. Perkataan Anan seakan-akan racun baginya. Anan berhasil meluluhkan hati Fasha dengan ucapannya itu.

"Sha," panggil Anan. "Lo baper, ya?"

Mata Fasha membulat dan reflek ia mendorong Anan. "Ge-er!"

"Siapa tau? Kan lo yang ngerasain," ujar Anan. "Lagian, muka lo merah gitu kayak abis kesiram air panas."

Fasha memukul pundak Anan, "Yang ada melepuh, bukan merah lagi."

"Kalo dibilang kayak kepiting rebus udah mainstream."

Fasha memutar bola matanya malas, "Tapi gak kesiram air panas juga."

"Kalo kesiram cinta dari gue, lo mau gak?"

Fasha mencubit Anan dengan ekspresi wajah yang terlihat kesal dengan cowok itu. "Gak mau!"

Anan menaikan sebelah alisnya, "Yakin?"

"Banget malah," ujar Fasha.

Ketika sedang seru-serunya mengobrol, Fasha kepikiran tentang suatu hal yang membuatnya bertanya-tanya dalam hati.

Sebenarnya, Fasha yang melihat Anan di danau saat pulang sekolah tadi. Fasha melihat raut wajah Anan yang seolah cowok itu sedang mempunyai masalah.

"Kenapa lo bohong sama gue, Nan?"

Anan mengerutkan dahinya, merasa bingung dengan apa yang dikatakan Fasha. "Maksudnya?"

"Tadi lo di danau, tapi lo bilang ke gue kalau lo di rumah."

Anan menghela napasnya, "Gue kepikiran tentang lo, Sha," ujar Anan, "Mimpi buat gue jatuh cinta sama lo dalam waktu kurang dari 24 jam. Dan itu buat gue bener-bener ngerasa bingung sama sekali. Aneh rasanya."

Fasha terdiam, menyimak kata demi kata yang diucapkan Anan.

"Tapi ternyata gue telat, Sha."

"Telat?"

"Lo udah terlanjur pacaran sama Reyvan."

Dan saat itu juga, Fasha merasa seakan-akan jantungnya berhenti berdetak.

🍁

Bentar lagi cerita ini tamat kayaknya 😀

Fashanan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang