Bab 11 [END]

1.1K 88 22
                                    

"Lo udah terlanjur pacaran sama Reyvan."

Dan saat itu juga, Fasha merasa seakan-akan jantungnya berhenti berdetak. Tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Anan. Bahkan, Fasha sendiri tidak mengerti kenapa cowok itu bisa berkata seperti itu.

"Lo tau dari mana, Nan?" tanya Fasha.

"Dari hatimu," ujar Anan.

Fasha berdecak kesal, "Gak lucu."

"Siapa yang ngelucu?"

Fasha merasa kesal lantaran Anan yang tidak serius dalam pembicaraan mereka. Padahal menurut Fasha apa yang dikatakan Anan tidak ada lucunya sama sekali di saat seperti ini.

Fasha menghela napasnya, "Gue gak pacaran sama Reyvan, Nan. Dan gue gak tau kenapa lo bisa ngira gue pacaran sama Reyvan," ujar Fasha. "Yang jelas, gue sama sekali enggak pacaran sama Reyvan."

Anan terdiam sambil menatap mata Fasha. Anan merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Fasha. Ia mencoba mencari kebohongan lewat gelagat cewek itu. Tetapi tidak ada satupun yang ia temukan. Dari tatapan Fasha, terlihat bahwa ia benar-benar tidak sedang berbohong.

"Gue gak bohong sama lo, Nan. Lo harus percaya sama gue."

"Terus tadi Reyvan nembak lo?"

Fasha mencoba mengingat kembali di saat ia sedang bersama Reyvan saat kerja kelompok tadi. Ketika ia sudah ingat dengan apa yang dikatakan Anan, ia pun menjelaskannya kepada Anan.

"Itu truth or dare!" seru Fasha.

Anan terpaku seketika saat mendengar ucapan Fasha. Ia merasa kena tipu dengan prasangkanya sendiri. Tetapi beberapa saat kemudian, Anan tersenyum lebar dan membuatnya terlihat manis dengan senyumannya itu.

"Gak mungkin juga gue pacaran sama Reyvan, dia sendiri juga udah punya cewek," ujar Fasha. "Lagian gue jatuh cinta sama cowok yang selama ini selalu ada buat gue. Malahan udah lama. Ya walaupun cowok itu rada nyebelin."

Anan yang tadinya tersenyum berubah menjadi diam. Peluang untuk mendapatkan Fasha jadi lebih sulit jika seperti ini ceritanya.

Fasha tersenyum, "Cowok itu namananya Anan Ganendra. Kenal gak?"

Anan tertawa pelan, padahal jantungnya sedang berdetak dengan cepat saat ini. Hanya saja ia pandai untuk menyembunyikannya.

"Mau pacaran?" tanya Anan to the point.

Saat itu juga, Fasha langsung merasakan jantungnya yang berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Rasanya ingin sekali ia meloncat kegirangan, namun ia sadar itu terlalu lebay dan juga ia sedang berada di tempat umum. Jadi, ia tidak akan melakukan hal itu.

Fasha mengangguk dengan wajah yang tidak lepas dari senyuman. "Kalo dibolehin gue mau."

"Kan gue yang nawarin, pasti gue bolehin."

Dipinggir pantai ditemani dengan desiran ombak dan angin, serta matahari yang mulai tenggelam secara perlahan, dua insan yang saling jatuh cinta itu sudah menemukan jawaban dari masing-masing di antara mereka.

⚫END⚫

CIHUY!!

Alhamdulillah tamat juga ini cerita 🎉

Gue mau nanya beberapa pertanyaan ke kalian.

1. Bagaimana pendapat kalian dengan short story ini? 🤔

2. Sejauh ini, butuh extra part atau tidak?

Dijawab di in-line komen setiap pertanyaan, yaak!

Makasih! 🙏

Fashanan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang