Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Tetapi di kelas XI IPS-2 ada beberapa orang —termasuk Anan dan teman-temannya— yang belum keluar kelas karena harus menyelesaikan tugas yang harus dikumpul di hari yang sama.
Siapa suruh di saat jam pelajaran, Anan, Nero, Farhan, dan juga Ghani malahan mabar game Mobile Legends.
"Nan, lo udah selesai?" tanya Ghani saat melihat Anan yang sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas.
"Udah. Abis ini gue mau ke ruang guru buat ngumpulin."
"Liat dong. Gue ada beberapa yang belom, nih."
Anan memberikan buku tulisnya ke arah Ghani. "Nanti sekalian lo aja yang ngumpulin. Gue mau balik duluan."
Ghani mengacungkan jempolnya. "Siap!"
Anan berlalu pergi meninggalkan kelas. Kemudian ia menuju kelas Fasha yang letaknya di lantai bawah.
Sesampainya di depan kelas Fasha, Anan mengintip lewat jendela kelas untuk melihat keadaan di dalam kelas. Ia melihat Fasha masih kerja kelompok bersama beberapa orang temannya.
Namun ada satu yang menarik perhatian Anan, yaitu salah satu cowok yang sedang bermain gitar sambil menatap Fasha. Entah kenapa, mata cowok itu menatap Fasha dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh cowok yang bernama Reyvan itu.
Mungkin bisa saja, ini salah satu bagian dari drama yang akan kelompok Fasha tampilkan nanti. Jadi, Anan tidak mau berprasangka buruk dulu pada Reyvan.
Siapa tahu ada adegan Fasha dan Reyvan berpacaran.
"Sha," panggil Reyvan di sela-sela kegiatan mereka.
Alvin, Bimo, Andin, dan juga Riella, pura-pura batuk seakan-akan sedang menyindir apa yang dilakukan Reyvan.
"Kok pada batuk gini?" tanya Fasha bingung.
"Keselek jempol kakinya Bimo, Sha." Alvin mengelus-elus tenggorokannya.
"Tai! Mana bisa lo telen jempol kaki gue." Bimo menoyor kepala Alvin. "Garing mampus! Gak ada yang ketawa."
Alvin tertawa, "Ada, nih. Gue ketawa."
"Sha," panggil Reyvan lagi. "Can i be your boyfriend?"
Anan yang mendengar itu, merasa penasaran dengan apa yang akan Fasha jawab. Ia menunggu jawaban Fasha, sama dengan Reyvan yang juga menunggu jawaban dari Fasha. Namun bedanya, jawaban yang diharapkan Anan dan Reyvan sangatlah bertolak belakang.
Fasha tersenyum, "Yes, you can."
Tetapi untuk saat ini, Anan adalah orang yang sedang merasakan pahitnya cinta.
🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Fashanan [Completed]
Short StoryI'm lucky i'm in love with you, Fasha. Copyright ⓒ 2018 by Davina P. N.