72

1.2K 80 2
                                    

Hari ini, Arman mengajak Ricky, Amel, dan Mikayla untuk menjenguk Aditya. Sudah kurang lebih 3 hari Aditya tak masuk sekolah karena sakit.
Sayangnya, saat Arman mengajak Mikayla untuk ikut, gadis itu menolak.

Jujur saja, Arman dibuat bingung karena sikap Mikayla itu. Apakah permasalahan diantara Aditya dan Mikayla kian melebar?

Arman berusaha mengabaikan pikirannya itu, dan melangkah kearah mobil Ricky. Disana sudah ada Ricky, Amel, dan Gilang. Tentang Gilang, cowok itu meminta pada ayahnya, pak Lukito agar tak menjemputnya, sebab Ricky akan mengantarkan ke rumah sekaligus menjenguk Aditya.

"Man, Mikayla mana? Loe katanya mau ngajak dia buat ikut bareng kita.", ucap Ricky yang sudah siap di kursi kemudi.

"Gue udah ngajak dia, tapi yah gitu. Dia nggak mau ikut."

Amel dan Gilang tersentak kaget mendengar ucapan Arman. Sedangkan Ricky hanya bisa mendengus.

Amel dan Gilang kini saling melempar tatapan. Pikiran mereka hanya memikirkan satu kemungkinan, bahwa Mikayla tak mau menemui Aditya lagi, sebab kejadian di mading itu.

Keduanya akhirnya memutus kontak mata, bersamaan dengan mobil Ricky yang mulai bergerak meninggalkan area sekolah.

***

"Hai kak Adit!", sapa Amel riang saat ia melihat Aditya.

Aditya yang menyenderkan tubuhnya dikepala ranjang langsung menegakkan tubuhnya. Rasa senang menjalar didalam dirinya saat melihat teman-temannya datang untuk menjenguknya.
Satu persatu teman-temannya masuk. Ricky, Arman, Gilang, dan Amel.

Ricky perlahan meletakkan sekeranjang buah kecil diatas meja kamar Aditya.

"Gimana keadaan loe, udah mendingan?", tanya Ricky lalu mengambil posisi duduk disofa yang tersedia di kamar Aditya.

"Alhamdulillah. Udah lebih mendingan.", jawab Aditya dengan senyum khasnya.Napas lega keluar dari mulut Ricky.

Mata Aditya bergerak tak tentu arah. Tepatnya, ia tengah menatap ke arah pintu kamarnya. Harapannya, ia bisa melihat orang yang ia nantikan kedatangannya berdiri disana.

Seolah paham dengan gelagat yang ditunjukkan Aditya, Arman lalu angkat suara. "Mikayla nggak dateng, Dit. Tadi aku udah ngajak dia, tapi dia nggak mau." Senyum paksa Aditya paksakan untuk terulas dibibirnya.

Amel nampak kasihan dengan Aditya. Jika tahu begini, Amel akan memaksa Mikayla agar ikut bersamanya. Bagi Amel, Aditya dan Mikayla sama-sama menyakiti diri mereka sendiri.

Drap, Drap, Drap..

Suara derap sepatu menarik perhatian Aditya. Harapannya hanya satu, semoga derap langkah sepatu itu berasal dari sepatu Mikayla.

"Adit!"

Perlahan gadis itu melangkah masuk, seiring dengan senyumam Aditya yang tiba-tiba menyurut begitu saja. Yang datang bukan orang yang ia harapkan, melainkan orang lain.

Tisha, gadis itu menunjukkan wajah yang cemas. Tanpa ada siapapun yang mempersilahkannya, gadis itu mengambil posisi duduk tepat disamping tempat duduk Aditya.

"Dit, maaf aku baru datang sekarang.", lirih Tisha. Bukannya senang, Aditya malah merasa sedih. Gadis ini ingin ia jauhi, secara perlahan-lahan.

Mikayla dan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang