79

1K 70 8
                                    


"Lepaskan saya!"

Mikayla yang sibuk berkutat dengan pikirannya langsung mengalihkan perhatiannya pada Aditya yang meronta agar dilepaskan dari kedua orang yang menyeretnya. Mata Aditya ditutup kain berwarna hitam.

Suseno--pria paruh baya itu terkekeh pelan melihat reaksi Mikayla yang ketakutan. "Tidak perlu takut. Saya tidak akan menyakiti dia, karena dia lelaki yang cucu saya cintai. Tapi walau begitu, bukan berarti saya tidak akan berubah pikiran. Ada syaratnya agar saya tidak menyakiti dia."

"Tolong katakan! Saya akan turuti, tapi saya mohon biarkan Aditya pergi dari sini. Saya yang memiliki urusan dengan anda, jadi biar saya saja yang menerima resikonya. Saya mohon!", ucap Mikayla yang tanpa sadar air matanya sudah mengalir.

Suseno menyeringai sinis. Ia lalu mengisyaratkan kepada kedua orang suruhannya untuk membawa Aditya kehadapannya.

"Kalian mau bawa saya kemana?!", berontak Aditya.

"Duduk disini!", ujar salah satu suruhan Suseno mengarahkan Aditya duduk di kursi yang terletak tak jauh dari hadapan Mikayla. Tangan Aditya diikat dengan tali. Jadilah sekarang Mikayla dan Aditya duduk saling berhadapan.

"Kalian berdua sudah berada disini, jadi saatnya ucapkan, selamat perpisahan." Suseno kembali berujar, memunculkan tanya dibenak Aditya.

"Siapa anda?! Apa yang anda inginkan dengan menculik saya? Dan, dimana Mikayla?!" Aditya menggeram kesal. Jika sampai orang jahat itu menyentuh Mikayla sedikit saja, Aditya akan buat perhitungan.

"Jangan khawatir, Mikayla sudah duduk dihadapanmu, dia tidak terluka."

Napas lega keluar dari mulut Aditya. Bersyukur Mikayla tak kenapa-napa.

"Baiklah, Mikayla, saya sudah tepati janji saya. Sekarang, turuti keinginan saya. Saya sudah menjamin Aditya tak lecet sedikitpun."

"Cepat katakan! Apa yang anda inginkan?" nada bicara Mikayla sudah terdengar dingin.

"Mudah saja. Saya mau, kamu dan Aditya mengakhiri hubungan kalian!"

Bagai dihantam ribuan batu, Mikayla merasakan sesak didadanya saat kalimat itu diucapkan. Putus hubungan dengan Aditya? Ia tak pernah menginginkannya, tak pernah!

Aditya yang turut mendengarnya hanya bisa menggeleng tegas. Cowok itu kembali memberontak, agar ia bisa bebas dari orang-orang jahat itu.

"Saya tidak mau! Saya mencintai Aditya!", tolak Mikayla menatap Suseno dengan tatapan nyalang.

Suseno berdecak pelan. "Bukan keputusan yang bagus!"

Suseno kembali memberi isyarat kepada kedua anak buahnya. Dan Mikayla sendiri tak memahami, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Mata Mikayla melotot saat kedua orang suruhan Suseno memukuli Aditya dengan begitu brutal.

"BERHENTI! JANGAN PUKULI DIA!"

Bugh!

Bugh!

Tak ada satupun dari mereka yang enggan berhenti. Aditya hanya diam, tapi Mikayla yang sakit sendiri melihatnya.

"Saya mohon, suruh mereka berhenti memukuli Aditya...", lirih Mikayla memohon belas kasih dari Suseno.

"Mereka tidak akan saya suruh berhenti, sebelum kamu mau memutuskan hubungan kalian!", balas Suseno sengit.

Mikayla memejamkan matanya, tak sanggup rasanya melihat Aditya sudah babak belur dipukuli suruhan Suseno. Wajahnya sudah babak belur.

Mikayla dan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang