30

1.9K 121 2
                                    

*

Tak pernah sedetikpun senyum itu lepas dari wajah Aditya. Lebih tepatnya, saat ia mengetahui bahwa ia bisa berjalan seperti sedia kala.

Ini semua terjadi karena Mikayla. Jika bukan karena gadis itu yang tetap bersikeras untuk memeriksakannya, sampai kapanpun ia tak akan tahu bahwa ia bisa berjalan kembali dengan normal. Mikayla menyingkirkan semua rasa takutnya, dan menggantikannya dengan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

"Terima kasih, yah Mika!", ujar Aditya ketika Mikayla nampak serius mendorong kursi rodanya keluar dari area rumah sakit.

"Terima kasih? Buat apa?", tanya Mikayla yang jelas nampak kebingungan karena ucapan terima kasih yang Aditya baru saja lontarkan padanya.

"Ya, terima kasih karena kamu sudah bawa aku ke rumah sakit, dan faktanya aku masih bisa berjalan dengan normal."

Sontak Mikayla menghentikan laju kursi roda Aditya, tepat saat mereka sudah berada diluar area rumah sakit.

Nampaknya, Mikayla tengah sibuk mencari kendaraan yang bisa mengantarkan mereka kembali ke rumah.

Senyum Mikayla perlahan muncul. "Dit, orang baik kayak loe nggak akan ada di dalam masalah dan kesedihan berkepanjangan. Ada saatnya kebahagiaan loe harus kembali, dan saat itu sudah dekat.", ujar Mikayla yang kini menatap Aditya lekat. Ia tak sadar jika perlakuannya itu membuat jantung Aditya berdetak dua kali lebih cepat.

Cukup lama Mikayla menunggu kendaraan yang dapat mereka naiki agar bisa kembali ke rumah. Semoga saja sebentar lagi mereka mendapatkan sebuah taksi.

"Aduh!", Mikayla mengaduh saat seseorang tak sengaja bertubrukan dengannya.

Yang tak sengaja menabraknya adalah seorang wanita yang nampak sudah mulai berumur, tapi wajahnya masih nampak cantik dan juga awet muda.

"Maaf yah, bu!", ujar Mikayla berjongkok memunguti barang-barang wanita itu yang jatuh di tanah.

Mikayla lalu memberikan barang yang sempat terjatuh itu pada wanita itu.

"Nak, seharusnya ibu yang minta maaf. Ibu yang menabrak kamu.", ujar wanita itu merasa bersalah.

"Saya juga mau minta maaf sama ibu. Seharusnya saya nggak boleh berdiri disembarang tempat, apalagi ini tempat yang sering dilalui orang. Sekali lagi, maaf yah, bu!"

"Iya, kalau begitu saya permisi dulu."

Wanita itu berlalu masuk ke dalam rumah sakit, menyisakan Mikayla dan Aditya yang masih setia menunggu taksi. Dan sejak saat itu Mikayla baru sadar, Aditya nampak tak semangat.

***

"Assalamu 'alaikum!"

Mikayla masuk ke dalam rumah sembari mendorong kursi roda Aditya dengan hati-hati.

"Wa'alaikumussalam!", sahut Marissa menyambut kedatangan Mikayla dan Aditya.

Marissa segera menuntun Mikayla dan Aditya menuju ruang tamu. Marissa mendudukkan diri disalah satu sofa.

Hari ini Marissa sengaja pulang lebih awal, dikarenakan ia ingin tahu hasil pemeriksaan kaki Aditya.

"Mika, gimana?", tanya Marissa pada Mikayla. Gadis itu tersenyum lebar.

Mikayla dan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang