[2] Kak Hafiz

146 14 11
                                    

Siang ini, Grace ada jadwal kuliah. Ia memutuskan untuk segera bersiap lalu berangkat. Sahabat sekampusnya, Zulaikha, berencana akan menghampirinya untuk berangkat ke kampus bersama.

"Eh, kamu sudah bawa buku catatan fisika kemarin?" Tanya Zulaikha.

"Sudah, kok! Ini di tas" jawab Grace santai.

"Kemarin, kata Benedict, jadwal hari ini bersamaan dengan jadwal kelasnya Kak Hafiz, lho.." goda Zulaikha. Dia tahu bahwa Grace mengagumi Kak Hafiz.

"Ha?! Sungguh?" Grace tak percaya. Zulaikha mengangguk. Tanpa dirinya sadari sendiri, ia sudah tersenyum-senyum membayangkan wajah Kak Hafiz yang teduh itu. Terasa menyejukkan hatinya.
Tanpa basa-basi lagi, mereka segera berangkat ke kampus.

Di kampus..
"Assalamu'alaikum, Grace.." suara sosok itu mengejutkan Grace saat dirinya sedang mengambil buku diloker.

"Wa'alaikumusalam" jawab Grace. Setelah Grace menatap wajah sosok itu, ia mendapati Kak Hafiz berdiri dihadapannya dengan senyum manisnya. Jantung Grace berdetak kencang, begitu cepat saking gugupnya.

"Ka.. Kak Hafiz?" Grace tergagap.

"Iyaa.." jawab Kak Hafiz, lembut sekali.

"Ada apa, kak? Perlu bantuan?" Tanya Grace lagi, berusaha menetralkan rasa gugupnya.

"Tidak ada. Hanya sekadar ingin menghampirimu, kita kan ada jadwal yang sama setelah ini" jawab Kak Hafiz.

"Eh, iya, ya.." Grace tersenyum gugup.

"Ya sudah, ayo ke kelas! Sini, kubawakan buku-bukumu itu" Kak Hafiz langsung mengambil buku-buku fisika Grace. Grace semakin berdecak kagum, tangannya spontan bergetar.

"Ah, iya.. Terima kasih, kak, aduhh aku jadi merepotkan kakak" ujar Grace tak enak, sambil mengunci lokernya.

"Tenang saja, sama sekali tidak merepotkan, kok.. Justru aku malah senang" Kak Hafiz tersenyum lagi.
Grace hanya bisa membalas senyuman Kak Hafiz itu. Hati Grace pun berbunga-bunga.

Diam-diam, tanpa sepengetahuan Grace dan lainnya, Kak Hafiz kagum pada Grace, sosok semuslimah dan sebidadari Grace itu sangat susah untuk dicari, namun tampaknya sudah bukan hal yang menyulitkan lagi bagi Kak Hafiz, karena ia susah menemukan sosok itu. Kak Hafiz merasa mantap dengan rasa yang ia pendam pada Grace, bahwa sesungguhnya, ia mencintai Grace.

Kak Hafiz dan Grace berjalan beriringan ke kelas fisika. Belum ada dosennya dikelas, hanya ada beberapa teman yang sedang asyik mengobrol. Di satu tempat, Zulaikha melihat Grace dan Kak Hafiz, rasanya sudah ingin meneriaki habis-habisan keduanya itu. Langsung saja, Zulaikha menepuk pundak Grace,
"ciee.. Ciee.. Kok berduaan aja?" Goda Zulaikha, ia langsung berdiri menengahi Grace dan Kak Hafiz, keduanya langsung nampak gugup dan tersipu.

"Sudahlah, kawan! Mari kita langsung masuk saja ke kelas" ajak Zulaikha, merangkul Grace, Kak Hafiz tetap berjalan disebelah Zulaikha. Di kelas, Grace duduk bersebelahan denga Zulaikha, pastinya. Kak Hafiz pun memilih duduk dibelakang Grace, agar ketika sewaktu-waktu Grace butuh bantuan, ia bisa langsung segera membantunya.

Sungguh, sebenarnya, Kak Hafiz ingin mengungkapkan isi hatinya pada Grace, namun tak yakin, kalau rasanya ternyata tak terbalaskan oleh Grace. Kini, Kak Hafiz bimbang.

Two Choises [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang