[18] Happier

55 5 0
                                    

Hari ini, Grace sudah boleh pulang ke rumah setelah beberapa hari harus beristirahat di rumah sakit. Hafiz mengendarai mobilnya lalu menuju ke rumah baru mereka.

Grace sangat senang karena Allah sudah memberinya titipan yang begitu besar tanggung jawabnya kepadanya. Kini Allah sudah mempercayai nya bahwa Grace akan menjaga titipan Allah ini dengan baik.

Mobil Hafiz mulai berjalan menuju rumah mereka. Setelah beberapa jam, mereka pun tiba. Rumah yang tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil, yang berwarna krem, dengan taman kecil di halaman depannya. Cukup untuk keluarga kecil Hafiz dan Grace.

"Assalamu'alaikum..." Grace melangkah masuk ke rumahnya. Lantai nya memang sudah agak berdebu karena jarang di bersihkan selama kepergian nya dan suaminya. Begitu pula seisi nya, sudah ditutupi debu tipis.

Grace masuk lebih jauh kedalam rumahnya. Ia menuju kamar nya dan Hafiz. Grace menghembuskan napas lega karena sudah dapat bertemu dengan kamarnya lagi. Entah kenapa rasanya rindu.

"Abii..." panggil Grace dari dalam kamar.

"Iya, ada apa?"

"Bisakah kau menggendong Wardah sebentar? Aku mau mengganti seprai tempat tidur ini agar bisa menidurkan Wardah," Grace keluar kamar untuk mencari stok seprai tempat tidur yang bersih.

"Tentu," Hafiz menggendong Wardah dengan perlahan. Hafiz memandang wajah Wardah yang masih mungil dan berpipi kemerah - merahan. Tanpa dirinya sadari, Hafiz tertawa pelan.

"Bi? Kenapa tiba - tiba tertawa?" Tanya Grace yang buru - buru datang.

"Lihatlah dia," Hafiz mendekatkan Wardah pada Grace.

"Dia lucu sekali bukan?" Kata Hafiz sambil tersenyum - senyum.

"Benar, dan dia akan menjadi perempuan yang shalehah pula." Timpal Grace bangga.

Hafiz merangkulnya lalu mencium kening Grace.

"Sekarang sudah pukul berapa, bi?" Tanya Grace, sembari memasang seprai pada tempat tidur.

"16.54, kenapa?"

"Sudah boleh memandikan Wardah belum?" Tanya Grace, nyengir.

"Hahaha... Sudah," jawab Hafiz.

Setelah memasang seprai, Wardah ditidurkan pada tempat tidur bersama Grace. Hafiz sedang menyiapkan air mandi untuk Wardah.

"Kemarikan Wardah," ujar Hafiz, bersiap memandikan Wardah.

"Kamu bisa melakukannya dengan baik?" Tanya Grace, sedikit kurang yakin. Maklum, ini pertama kalinya

"InshaaAllah," jawab Hafiz mantap.

"Assalamu'alaikum...!" Sapa seseorang di depan pintu teras.

"Wa'alaikumusalam.." Grace buru - buru mengenakan khimarnya dan pergi untuk membukakan pintu.

"Umi? Abi?" Tanya Grace senang. Umi dan abi nya datang menjenguk.

"Halo putriku sayang... Apa kabar?" Tanya umi, langsung menghamburkan pelukan pada Grace.

"Alhamdulillah mi, baik... Sepertinya belum lama kita berpisah, umi sudah sebegitu rindunya," Grace tertawa.

"Iya, dulu selalu ada Grace dirumah yang menemani umi. Tapi sekarang sudah saatnya Grace menemani Hafiz." Goda umi, menyenggol Grace pelan.

"Umi bisa saja," Grace tersenyum - senyum.

"Mau memandikan Wardah?" Tanya abi pada Hafiz.

"Iya, nih, bi... Sudah sore, Wardah harus segera mandi,"

Two Choises [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang