[14] First Day

43 9 2
                                    

Usai acara pernikahan Grace dengan Kak Hafiz, keduanya langsung pulang ke rumah Kak Hafiz. Mereka akan tinggal sementara di sana sebelum rumah mereka berdua siap.

"Fiz, kita akan kerumah mu, ya?" Tanya Grace.

Kak Hafiz hanya mengangguk, "kenapa? Kau takut?" Tanyanya. Grace menggeleng ragu-ragu.

"Hahaha.. Tidak apa-apa, sekarang, abi dan umi ku adalah abi dan umi mu juga." Kata Kak Hafiz. Grace tersenyum manis. Kedua nya saat itu masih berada di kamar pengantin di rumah Grace, setelah menikmati makanan tadi.

"Mm... Grace..." Kak Hafiz menatap Grace lekat-lekat, yang membuat Grace sangat berdebar-debar. Kak Hafiz lagi-lagi mencium kening Grace, "terima kasih." Ujarnya singkat, tersenyum bahagia.

Grace berkaca-kaca menatap Kak Hafiz, air matanya pun tumpah karena tangis haru, "kenapa kau berterimakasih?" Tanyanya.
"Terima kasih, telah menjadi pendamping hidupku." lanjut Kak Hafiz. Grace membekap mulutnya, tangisnya malah semakin deras. Kak Hafiz memeluknya. Keduanya pun larut dalam pelukan hangat, Grace teramat bahagia.

"Yuk.. Sudah menangisnya, kita bersiap-siap saja." Ajak Kak Hafiz, menyeka pipi Grace dengan selembar tisu. Grace mengangguk.


*****


Usai bersiap, Grace mengecek handphone nya. Pandangannya langsung tertuju pada pesan dari seseorang yang merupakan bagian dari masa lalunya, Arya. Kebahagiaannya tadi serasa hancur ketika membaca pesan dari Arya.

Tertera disitu "Assalamu'alaikum, Grace. Kudengar kau sudah menempuh hidup baru bersama Kak Hafiz, selamat ya.. Maaf kan aku karena saat acara walimahan mu aku tidak bisa datang. Oh iya, samawa, ya, Grace.. :)" Membaca pesan dari Arya sudah tentu membuat hatinya kini hancur berkeping-keping. Ia teringat dulu ia juga pernah memendam rasa padanya, yang akhirnya berujung kecewa, untung saja Kak Hafiz datang sebagai penyembuh luka dihatinya saat itu sekaligus membahagiakannya kini.

Grace memutuskan untuk membalas pesan dari Arya itu. "Wa'alaikumusalam, ya. Iya, alhamdulillah, terima kasih.. Iya, tidak apa-apa kok. Aamiin."

Pesan balasan sudah terkirim. Grace langsung mematikan handphonenya, karena tak ingin lagi diganggu masa lalu.

Sampai dirumah Kak Hafiz...

"Assalamu'alaikum..!" Kak Hafiz dan Grace mengucap salam didepan rumah, lalu langsung masuk.

"Wa'alaikumusalam.." jawab seseorang dari dalam rumah. Umi dan abi Kak Hafiz pun muncul, keduanya menyiratkan wajah bahagia. "MashaaAllah, kita kedatangan pengantin baru, bi.." ujar umi dengan nada menggoda, melirik Kak Hafiz dan Grace. Keduanya menunduk dan tersipu.

"Iya, nih.. Ternyata anak abi cepat sekali dewasa.. Abi sudah tidak sabar ingin menimang seorang cucu." Abi tertawa, disusul tawa umi.

"Abi dan umi bisa saja.." kata Kak Hafiz, merangkul Grace.

"Ya sudah, ayo masuk! Kita makan, kalian sudah makan belum?" Tanya umi.

"Tadi sudah sih, mi.." jawab Grace sopan.

"Ingin makan lagi? Apa kalian sudah lapar? Umi masak makanan kesukaan suami kamu, lho, Grace." Goda umi, lagi.

"Apa itu?" Tanya Grace penasaran.
Umi dan abi Kak Hafiz pun mengajak keduanya ke ruang makan. Di atas meja makan, sudah tersedia semangkuk sup tomat kentang, tempe goreng, dan keripik pangsit. Walau hanya sederhana, bagi Kak Hafiz, itu adalah masakan paling lezat buatan umi nya. "Kamu suka sup tomat kentang?" Tanya Grace, wajahnya bahagia.
Kak Hafiz mengangguk, dan langsung bersiap untuk makan.

Akhirnya, mereka pun makan bersama. Kini, Grace mengetahui alasannya, mengapa Kak Hafiz sangat menyukai menu masakan ini, rasanya lezat sekali! Hangat dan gurih.

"MashaAllah, umi.. Ini lezat sekali." Puji Grace, memakan sup nya lebih banyak.

"Hehe, terima kasih," umi tersenyum bangga.

Usai makan, Grace dan Kak Hafiz mengemasi barang bawaan mereka dari mobil dan dibawa ke kamar Kak Hafiz.

Grace masuk ke kamar Kak Hafiz dengan canggung. Rasanya ragu dan malu, namun tidak apa-apa, lagipula, pemilik kamar ini sekarang adalah suaminya.

"Fiz.." kata Grace, duduk ditempat tidur.

"Ya?" Jawab Kak Hafiz, duduk menyebelahi Grace.

"Apa tadi abi serius berkata begitu?" Tanya Grace, takut-takut.

"Kenapa? Soal abi ingin menimang cucu?" Tanya Kak Hafiz balik. Grace mengangguk pelan.

"Hahaha... Menurutmu itu serius apa tidak?" Kak Hafiz malah terbahak-bahak menanggapi istrinya yang polos itu.

"Tentu saja nanti abi akan menimang cucu" lanjut Kak Hafiz.

Deg!!

Detak jantung Grace memburu. Rasanya amat berdebar. Ia membayangkan anak-anaknya nanti, pasti lucu sekali.

"Aku akan memiliki anak.." gumam Grace, antara takut dan bahagia. Kak Hafiz memeluknya, "saat ini, mungkin kita belum diberi amanah oleh Allah seorang anak, tapi nanti inshaaAllah, akan Allah anugerahkan untuk kita." Ujar Kak Hafiz, memeluk Grace hangat.

Mereka pun akan siap menghadapi kehidupan rumah tangga untuk kedepannya, inshaaAllah🌸

*****

Assalamu'alaikum...

Gimana part kali ini? Deg " an? Biasa aja, baper " gimana gituu? Wkwk..

Part yg ini kependekan ngga sihh? Minta pendapat kalian dong, menurut kalian gmn?

Klo dirasa pendek, maaf kan aq krn aq emg blm terlalu bisa bikin cerita 'after wedding' gituu 😂

Aku juga agak bingung sih awal" nya, tapi alhamdulillah, setelah dpt bnyk inspirasi, jadi makin semangat nulis

Makasii udh baca part kali ini, jgn lupaaa.. Vote and krisar nya, ditunggu, yhaww🤗

Sekian, wassalamu'alaikum..

Two Choises [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang