[3] Arya

105 10 0
                                    

Usai pelajaran fisika hari ini adalah kegiatan yang paling Grace tidak suka, yaitu rapat. Ya! Sebagai senior di kampusnya, ia harus rapat untuk kegiatan pentas seni bulan depan. Dari ruang kelas fisika, Grace berencana untuk langsung ke ruang rapat, takut terlambat. Sebelumnya, diletakkannya buku-buku fisika yang ia bawa tadi ke loker.

"Hei!" Suara sosok itu mengejutkannya saat ia sedang meletakkan buku-bukunya ke loker.

Kenapa dia tidak mengucapkan salam, sih? Batin Grace, kesal. Dia bahkan belun melirik sosok tadi.

Grace pun menatap sosok tadi dan terkejut, "Arya?!"

Arya menatap Grace sambil tersenyum, "mau langsung ke ruang rapat?" Tanyanya

"Iya" jawab Grace singkat.

Mereka pun berjalan beriringan ke ruang rapat. Diperjalanan mereka ke ruang rapat yang ada di lantai 2 kampus, Grace membatin-batin bingung,

Arya.. Lama tak berjumpa, ya? Jujur saja, aku rindu, Grace menatap Arya sekilas.

Wajar saja kalau Grace merindukan Arya, dikarenakan belum lama ini, Arya pulang ke kampung halamannya di Malang, Jawa Timur, karena persoalan keluarga.

Di ruang rapat, Grace melihat Kak Hafiz, sedang menghapus papan tulis. Grace berdiri di ambang pintu ruang rapat, memandang Kak Hafiz, jantungnya berdebar-debar. Seakan sadar bahwa seseorang sedang menatapnya dari ambang pintu, Kak Hafiz menoleh, mendapati Grace sedang memandangnya.

Grace?! Kak Hafiz terkejut, jantungnya berdebar-debar, sama seperti yang sedang dirasakan oleh Grace detik itu juga. Dari jarak itu juga, Grace dan Kak Hafiz masih bertatapan gugup, Grace langsung tersadar lalu melempar senyum. Kak Hafiz seketika tersadar pula lalu membalas senyum Grace. Dan tanpa keduanya saling ketahui, saat mereka saling membuang muka, keduanya tersenyum tersipu.

"Grace! Sini!" Zulaikha, yang sudah duduk di tempat duduknya, melambai-lambaikan tangannya, mengajak Grace duduk bersebelahan dengannya.

"Sejak kapan kamu sudah sampai disini? Sepertinya aku tadi meninggalkanmu di ruang kelas fisika" tanya Grace bingung, sembari meletakkan tasnya di kursi sebelah Zulaikha.

"Aku kan orang yang cepat, haha!" jawab Zulaikha, dengan nada sok nya.

Grace meliriknya dengan tatapan masam, Zulaikha terkekeh.

Tanpa sengaja, saat Grace sudah duduk di tempatnya, Arya sedang asyik memperhatikan Grace. Wajahnya yang cantik dan menyejukkan hati itu lama tak Arya lihat. Grace merasa ada yang sedang memperhatikannya dari seberang meja, ia pun menatap orang yang sedang memperhatikannya itu ; Arya. Grace tersenyum, begitu pula Arya, lalu mereka segera membuang muka satu sama lain.

Mendadak, jantung Grace berdebar-debar. Ia memegangi dadanya karena panik, tak yakin untuk siapa hati ini semestinya berdebar. Grace gelisah, mendadak merasa jatuh hati pada Arya.

Grace pun kini merasa bimbang, tak mengerti dengan pilihan hatinya sendiri, hendak memilih Kak Hafiz atau Arya.

Two Choises [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang