Two Choises [Completed]

Ramadhan Notes

Tamu Agung benar-benar akan pergi. Butuh waktu 11 bulan untuk kembali bertemu dengannya. Ya.. mesti bagaimana? sedih? senang? bahagia? atau seperti apa?

Kesedihan itu karena kita akan meninggalkan bulan Ramadhan, sedangkan kita telah terlena di dalamnya. Menemukan kesempatan emas tetapi disia-siakan 😢. Tahu bahwa bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan bulan yang di dalamnya terdapat malam dengan kebaikan lebih baik daripada malam seribu bulan, tetapi tetap saja cuek dan tak peduli. Masih juga terlena dengan dunia. Terlena dengan aktivitasnya.

Disibukkan dengan dunia : pekerjaan, bisnis, jabatan, ngesosmed, chat sana-sini. Hingga hari-hari Ramadhan berlalu, amalan yang dilakukan masih sedikit. Ngaji masih di juz itu-itu juga. .

Sholat fardhu masih sering telat, shalat tarawih kalau lagi mood, boro-boro mau shalat malam atau Dhuha. Paling cuma menghabiskan hari di tempat tidur, dan ber-haha-hihi dengan teman-temannya di dunia maya. Di ujung Ramadhan barulah berpikir, ternyata Ramadhan sudah mau berlalu yah?

Kenapa bisa saya sia-siakan? Kenapa bisa saya terlena? Heyyy.... sadarnya terlambat mas bro dan mbak sista. Kesedihan yang dihadirkan sudah sangat terlambat. Ramadhan telah akan beranjak, tak bisa diundurkan barang sehari saja, apalagi mau memundurkannya dari awal agar bisa mengubah keterlenaannya. Ya Allah :(

Ramadhan..... aku juga bersedih karena kau akan pergi meninggalkanku. Semoga kesedihan ini bukanlah kamuflase, apalagi hanya unjuk ngikut trend hashtag #ramadhanjanganpergi. Kuharap, kesedihan ini adalah rasa yang murni berasal dari hatiku bahwa engkau benar akan meninggalkan kami, meninggalkanku. aku sedih bahwa aku akan lama lagi bertemu denganmu. Itu jika Rabb kita masih mengizinkanku bertemu denganmu. Kuharap iya. Iya bahwa aku akan bertemu lagi denganmu...Sampai jumpa Ramadhan. semoga tempaan sebulan, mampu menjadikanku pribadi yang lebih baik. 'Aamiin yaa Rabb... 😭💖