15: After That Night

3.2K 229 48
                                    

Lagi-lagi L melihat wajah muram Hyun dengan tatapan gelapnya yang suram. Kampus yang mulai dipenuhi oleh mahasiswa berlalu lalang pagi itu seakan tak bisa menyentuh dunia sepi yang tengah ditinggali oleh pria dengan kulit pucat seputih porselen di depan matanya tersebut.

"3 hari yang lalu aku sangat khawatir melihat Hyung mati... Dan sekarang aku malah khawatir melihat Hyung tetap hidup." Komentar L seraya menghela nafas.

"Memangnya ada apa denganku yang sekarang?" Tanya Hyun penasaran.

"Wajah Hyung terlihat seperti ekspresi seorang pria patah hati yang tengah berdiri di pegangan jembatan dan hendak menjatuhkan diri ke sungai Han." Jawab L, mengatakan sebuah kalimat mengerikan dengan wajah yang malah terkesan santai, "Tak kusangka, seorang Nam Hyun bisa sampai seputus asa ini hanya karena seorang wanita. Tck tck tck..."

"Nanti juga ada saatnya kau merasakan hal yang sama denganku!" Ujar Hyun menakut-nakuti.

"Ow tidak mungkin! Cita-citaku adalah menjadi biksu di kuil, jadi aku tidak boleh jatuh cinta!" Sahut L dengan penuh percaya diri.

"Kalau kau menjadi biksu, nanti rambutmu dicukur... Kau yakin masih akan tetap tampan jika kau botak? Kau tidak takut ketampananmu hilang?" Goda Hyun pada sepupunya tersebut.

"Squidward saja masih tetap terlihat tampan walau botak, apalagi aku!" Pekik L dengan penuh percaya diri.

Hyun hanya bisa menepuk jidat. Kini ia sadar bahwa anak itu bahkan lebih narsis daripada squidward, panutannya.

Saat itu juga, matanya mendapati Yura, bersama dua temannya tengah berjalan mendekat, menuju teras kampus dimana ia dan L tengah duduk bersandar di kursi yang melingkari pilar besar disana.

Beberapa saat kemudian, tatapan mereka bertemu, dan saat itu juga, Yura mendadak kikuk.

"Yedeul-ah... Aku--aku mau meminjam buku di perpustakaan dulu ya!!" Dan dengan gerakan cepat, Yura berbalik badan dan meninggalkan tempat itu sejauh mungkin.

Lagi-lagi Yura menghindar.

Seperti malam itu...

***

"Tidak!" Tanpa berpikir panjang, Yura menjawab lamaran verbal Hyun.

"Kenapa?" Tanya Hyun tak percaya. Ia mengira Yura sudah sepenuhnya jatuh padanya malam ini.

"Aku belum mau menikah!" Jawab Yura lagi.

"Kan menikahnya juga tidak sekarang... Aku akan menunggumu wisuda dulu." Sergah Hyun mencoba meyakinkan Yura.

"Aku saja belum tau apakah kau melamarku karena benar-benar ingin menghabiskan seumur hidupmu bersamaku atau kau hanya ingin memanfaatkanku untuk melahirkan anakmu dan setelah itu kau akan meninggalkanku!" Jelas Yura mengeluarkan semua alasan kontranya.

"Jadi kau masih meragukan perasaanku?" Pungkas Hyun tak terima.

"Tentu saja! Aku yakin wanita manapun pasti akan meragukan ketulusan seorang womanizer sepertimu..."

Karena kesal, Hyun segera meninggalkan ruangan hingga akhirnya pembicaraan mereka berhenti sampai disana. Hyun tak sanggup jika harus mendengar alasan yang lebih menyakitkan lagi dari ini. Harga dirinya benar-benar terluka.

Beberapa saat kemudian, Hyun kembali ke kamarnya untuk menghampiri Yura yang masih duduk terdiam di sofa. "Mobilnya sudah kuparkirkan di beranda... Ayo, kuantar kau pulang."

Dan mulai saat itulah, sikap menghindar Yura dimulai...

Ketika Hyun membukakan pintu kursi penumpang di samping pengemudi untuk Yura, wanita itu malah membuka pintu di kursi belakang dan segera mendudukkan diri di sana. Hal itu membuat Hyun kebingungan.

Trapped by A Cold PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang