16: The Answer

2.4K 181 14
                                    

Yura 100% berubah menjadi patung. Patung yang bisa berkedip.

Ia tak bergeming sedikitpun, melihat apa yang baru saja ia lihat di depannya.

Hyun yang sadar akan kehadiran Yura karena suara derit pintu ruangan yang terbuka, dengan refleksnya mendorong Min Yura seakan ia tengah mendorong benda mati ke atas sofa.

Sudah diduga, Yura pasti salah paham. Namun entah bagaimana bisa hal ini malah semakin membuat ia ingin tahu bagaimana reaksi Yura terhadap kejadian itu. Hingga tanpa berpikir panjang, ia ingin memastikan spekulasinya...

Pertama, jika Yura berbalik dan pergi, maka itu artinya Yura tak tahan melihatnya bersama dengan wanita lain.

Kedua, jika Yura tetap mematung disana, itu artinya Yura benar-benar terpukul sampai ia tak sanggup menggerakkan tubuhnya.

Dan jika Yura tetap masuk ke dalam ruangan, bersikap seolah tak ada apa-apa, maka itu artinya Yura mungkin tengah berakting, berpura-pura baik-baik saja, seperti karakteristik wanita sok kuat yang ada di dalam cerita romansa. Dan sebenarnya opsi ini yang rasanya paling cocok dengan Yura. Sangat Yura sekali.

Ketiga pilihan di atas tentu saja tidak ada yang bersifat negatif, haha, karena Hyun percaya bahwa tak ada satupun wanita yang tak akan jatuh cinta setelah pernah melewatkan malam bersamanya. Pede sekali memang.

Namun ternyata ketiga opsi itu tak ada satupun yang cocok.

"Yak!!! Apa yang kau lakukan pada wanita sepolos dia, brengsek?" Tuntut Yura dengan nada yang terdengar sarkastis. Namun ia masih tak bergeming di tempatnya berdiri.

"Yoon Yura? Mengapa kau disini?" Sebelum Hyun sempat menjawab, Min Yura lebih dulu bersuara, mengajukan sebuah pertanyaan tersirat yang terasa seperti kalimat 'Mengapa kau datang dan mengganggu kami?'

"'Apa yang kau lihat tidak seperti apa yang kau fikirkan, percayalah, Yoon Yura'... Haruskah aku mengucapkan kata-kata yang seperti itu sekarang? Apakah kau mau mendengar klarifikasinya?" Tanya Hyun yang membuat jalannya percakapan tiga orang tersebut semakin tak beraturan.

"Aku tak mau tau--" Ucapan Yura mendadak terhenti saat Hyun menginterupsi dengan suara yang lebih lantang darinya. Ngegas.

"Dilarang ada yang menyela pembicaraanku sebelum aku selesai menjelaskan! Kau kira kita sedang syuting sinetron dimana kau boleh berkata 'aku tak butuh penjelasanmu!' Lalu pergi begitu saja tanpa memberiku kesempatan untuk meluruskan semua ini?" Sungut Hyun mengambil alih kendali. Sama sekali tak mau diganggu gugat. Sangat Hyun sekali. "Terserah kau mau mendengarkanku atau tidak, terserah kau mau mempercayaiku atau tidak, itu hakmu... tapi, apa kau tidak lihat bajunya kotor? Dia tadi tanpa sengaja ketumpahan kopi panas karena menabrakku, dan sepertinya tangannya terluka... aku memberinya baju ganti, tapi sepertinya ia tak bisa membuka bajunya karena tangannya sakit akibat luka bakar ringan jadi ia agak kesakitan saat menyentuh apapun. Akhirnya aku membantunya..."

"Kenapa tidak minta bantuan sekretaris Ahn?" Timpal Yura.

"Kau tidak lihat? Di sedang tidak ada..." Jawab Hyun singkat, yang sontak membuat Yura refleks melihat ke belakang, mencari-cari sekretaris Ahn di mejanya. "Lagipula dia memakai tanktop, jadi tak apa-apa... toh aku sudah sering melihat wanita yang memakai baju lebih terbuka daripada sebuah tanktop, aku bahkan sudah pernah melihatmu tanpa mengenakan busan--" Ucapannya terhenti di saat Yura buru-buru melemparkan sneakersnya untuk membungkam mulut frontal lelaki yang bermuka dingin namun sangat menyebalkan itu.

Dan tanpa sengaja, sepatu itu tepat mengenai kepala Hyun.

"Yaaakkk!!! Beraninya kau melempar benda kotor di kepala bosmu?! Kau benar-benar ingin membunuhku rupanya! Sebesar itukah dendammu padaku sampai-sampai kau tak segan-segan melempar benda seberat itu--"

Trapped by A Cold PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang