19: Passionate Night

1.9K 161 23
                                    

Warning!!
Cerita dibawah ini mungkin hanya layak dibaca oleh umur 18 tahun ke atas.
Harap bijaksana dan jangan tiba-tiba ngebet minta nikah 😌  *yang penting udah ngingetin lha ya author mah ✌🏻🤓

"Kau bersedia? membantuku?" Seraya melayangkan pertanyaan penuh makna tersebut, Hyun membelai pipi Yura dan kemudian turun ke leher dengan gerakan selembut usapan kapas, menggunakan ujung jari telunjuknya. Tatapan menggoda ia layangkan saat memandang mata gadis berambut panjang itu, begitu memikat, dan membuat darah Yura semakin berdesir. Luar biasa sekali pesona lelaki yang satu ini! Sungguh kecurangan yang besar!

Yura tahu bahwa daya tarik dalam setiap gerakan tersebut bisa jadi hanyalah sebuah umpan manis dalam perangkap si pria yang luar biasa dingin jika berhadapan dengan selain umpannya itu. Namun Yura sudah tak peduli lagi.

Dengan pasrah, Yura akhirnya menganggukkan kepala. Mengiyakan pertanyaan retoris yang dilontarkan Hyun barusan.

"Namun aku takut noda darah di tubuhku ini akan mengotori pakaianmu juga..." Tutur Hyun setelah sadar bahwa kini tubuhnya sangat kotor. 'Ugh! Benar-benar merusak suasana!' Batinnya.

"Jadi?" Yura sendiri bingung harus merespon bagaimana. Kecanggungan ini saja sudah membuatnya kehilangan kata-kata.

"Aku ingin mandi dulu..." Jawab Hyun singkat. "Tapi setelah aku mandi, kau harus janji bahwa kau tidak boleh berubah pikiran, oke?"

Yura mengangguk lagi.

Setelah melihat respon Yura, Hyun tersenyum singkat, membungkuk untuk mengecup kening Yura dengan senyum semanis madu, lalu bangkit dan masuk ke ruangan lain dalam kantor tersebut--yang selama ini Yura kira itu adalah ruangan tempat menyimpan arsip-arsip penting karena pintunya selalu tertutup, namun ternyata itu adalah toilet yang ukuran dan kemewahannya menyerupai fasilitas toilet di suite room hotel bintang lima.

Ditengah keheningan, terdengar suara air bergemericik dari toilet, disusul dengan suara erangan Hyun yang menggema di dalam sana. Tentu saja, luka-luka sebanyak itu pasti akan sangat sakit jika terkena air, walaupun sebagiannya sudah pulih lebih dulu. Tapi entah kenapa, suara erangan lembut itu malah membuat pikiran Yura melayang ke arah yang tidak-tidak. Haha! Apakah Yura kini sudah ketularan mesumnya cowok yang sedang mandi di dalam sana?

Yura berjalan mendekati pintu toilet, "Apakah sesakit itu?" Tanyanya khawatir, dengan suara setengah berteriak supaya Hyun dapat mendengarnya. "Jika sakit, sudahi saja... aku gapapa kok walaupun kemejaku akan kotor, aku bisa mencucinya nanti, lagipula kemejaku ini berwarna merah gelap, pasti nodanya juga tak akan jelas terlihat..."

"Tak apa-apa... aku bisa menahannya, jangan khawatir..." Balas Hyun. Ia hanya tak ingin tampak menjijikkan di depan sang mangsa. Itu sudah menjadi tabiat alami seorang incubus yang kelewat perfeksionis jika sudah menyangkut penampilan.

Setelah beberapa saat, Hyun keluar dari toilet dengan hanya memakai handuk kimono yang mengekspos bagian dada dan kakinya. Dengan rambut yang basah, dan air yang masih menetes di kening, Hyun berjalan ke tengah ruangan dan kemudian duduk di sofa, menghela nafasnya setelah tadi berperang melawan rasa nyeri dari luka-lukanya yang belum tertutup sempurna ketika harus terkena bilasan air hangat.

Yura yang sedari tadi berdiri dengan khawatir di dekat pintu toilet, masih terpaku melihat betapa menggodanya Hyun dengan penampilan seperti itu. Harum shampo tercium sampai ke tempat Yura berdiri, belum lagi aroma tubuh Hyun yang memang sepertinya diciptakan oleh Tuhan dengan wangi yang dapat membuat para mangsa menjadi kecanduan karenanya. Menenangkan, menghanyutkan, menariknya untuk mendekat...

"Mengapa kau masih berdiri di situ?" Tanya Hyun setelah rasa sakitnya mulai mereda, "Kemarilah..."

Dengan malu-malu, Yura melangkah menghampiri Hyun, dan berhenti seperempat meter di depannya. Entah mengapa malam ini ia merasa sangat canggung.

Trapped by A Cold PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang