Seokjin melangkah menuju kantin siang ini. Ia meninggalkan Yoongi di kelas. Yoongi bilang dia ada urusan jadi Seokjin memutuskan untuk jalan sendiri menuju kantin. Mata kuliah dengan angka-angka tadi membuat perutnya kelaparan. Energinya terkuras begitu banyak.
Dan menyebalkannya lagi adalah ia harus mengantri hanya untuk segelas jus. Jadi disini ia, berdiri menunggu giliran. Matanya mengitarasi isi kantin hingga pandangannya jatuh pada pria dengan jaket denim, snapback putih dengan kaos putih polos duduk agak jauh dari tempat Seokjin berdiri.
Bukan penampilannya yang membuat Seokjin menjatuhkan pandangan, rasanya perutnya tergelitik. Pria itu.. Tengah memakai earphone dengan kepala terantuk-antuk mengikuti irama, tangannya memegang sebuah pulpen dan beberapa lembar kertas di meja.
Jelas sekali pria itu tengah menulis sebuah lirik. Bagaimana Seokjin yakin? Tentu karena Min Yoongi juga seperti itu. Seokjin sering melihat nya, dengan gaya yang sama dan raut muka yang sama. Begitu serius.
Setelah makan Seokjin memutuskan untuk berjalan sebentar mengitari kampus, tapi kalau ia melewati perpustakaan , Seokjin siap masuk karena ia memang sedang butuh beberapa buku. Dan memang jalan yang ia lalui melewati perpustakaan. Sebenarnya ia malas jika tidak bersama Yoongi . Tapi anak itu mungkin sedang sibuk dengan dunianya. Seokjin tidak mau kena omel Yoongi.
Lagi-lagi pandangannya jatuh pada sosok pria tadi. Apa sebuah kebetulan? Seokjin melihatnya lagi di dalam perpustakaan. Kali ini tanpa snapback. Poni pria itu jatuh pada dahi, menutupi seluruh dahi. Dan saat pria itu menarik sudut bibir saat membaca, Seokjin dapat dengan jelas melihat lesung pipi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
°SECRET°
Fanfictionterkadang kita tak pernah tahu. apakah kita benar memberikan hati dan kepercayaan kita pada orang yang tepat sekalipun hati kita sudah memberikan hampir seluruh rasa kasih dan kepercayaan pada orang lain - bad summary. Namjin and Namgi and Sope