7

1.3K 168 12
                                    

Namjoon tersenyum. Matanya tak pernah lepas menatap Seokjin yang bahkan tak memperhatikannya. Lelaki tampan itu terlalu fokus mengunyah dan menggunakan sumpit tanpa berminat mengalihkan pandangan walau sekedar beberapa detik.

"Kau yakin Yoongi akan datang tanpa kita jemput?" Namjoon mencoba bersuara. Kali ini ia terkekeh.

"Yakiiin." Seokjin menjawab tanpa mengalihkan pandangan. Tetap fokus pada makanannya. Menggemaskan sekali pikir Namjoon.

"Yah, bukankah dia sangat malas melangkahkan kaki keluar rumah?"

"Sudah ku ancam, tenang saja." kali ini Seokjin mengangkat wajah, namun hanya sepersekian detik, lalu kembali menusuk makanannya.

Namjoon hanya tersenyum. Padahal Seokjin sendiri yang tadi bilang bahwa mereka memesan makanan nanti saja saat yang lain datang. Namun sesaat setelah duduk, dan si pelayan mengatakan ada diskon promo, Seokjin seolah menghanyutkan kalimatnya yang tadi, dan memesan sebanyak-banyaknya.

"Kau bisa kekenyangan bahkan saat Yoongi belum datang Jin."

"Tidak Namjoon, kau tenang saja, nikmati jus melonmu itu."

"Dasar babi" Semua menoleh menatap Yoongi yang baru datang dengan wajah malasnya. Mendudukan diri di samping Seokjin yang kini tengah menatapnya

"Bilang apa barusan?"

"Babi." jawab Yoongi cepat tanpa ragu.

"Yak!" Seokjin menaruh sumpitnya, menatap tajam pada Yoongi "Lihat Namjoon lihat. Aku bahkan tak pernah mengatainya."

"Yakan kau memang babi." timpal Yoongi dengan enteng.

"Kau- kau dasar itik."

"Jin itu justru lucu." Namjoon tertawa keras dan mendapat lirikan tajam dari Seokjin. Namjoon justru masih tertawa terbahak-bahak kembali mengingat ekspresi Jin tadi dan sekarang dengan wajah yang di buat marah dan wajah blank Yoongi. Seokjin itu sangat polos.

"Kau memang bodoh Jin." Yoongi menggeleng malas. Lalu menatap hidangan di depannya yang sudah tinggal beberapa. "Kau memang babi." ucapnya menganga melihat begitu banyak makanan dan semuanya hampir di ambang batas kehabisan. "Kau yakin perutmu cuma satu?"

"Naaammjooon. Lihat dia meledekku lagi !"

Namjoon tertawa lalu menatap Yoongi "Sudah Yoon, jangan di ledek lagi. Lihat wajahnya sudah memerah." Yoongi hanya membuang nafas tak acuh.

"Lalu kau mengundangku untuk apa? Melihat piring kosong-"

"Hai?"

Mendengar suara lain, tiga orang yang tadi tengah mengobrol menoleh secara bersamaan.  Dan menampakkan reaksi yang berbeda. Seokjin yang tersenyum lebar. Namjoon yang hanya tersenyum. Dan Yoongi yang seolah membeku.

Kenapa Jung Hoseok ada di depannya?

"Hoseok kau datang." Yoongi menoleh cepat pada Seokjin yang berujar kelewat semangat. Ia mengerutkan kening tak mengerti.

Namjoon mempersilahkan Hoseok untuk duduk di sampingnya. Dan Yoongi tahu Hoseok terus menatapnya. Ia masih sangat pusing disini.

"J-jin?" panggil Yoongi yang seolah berbisik, pria yang di panggil justru sibuk berbicara pada Hoseok.

Yoongi dengan pelan menatap pada Namjoon yang kini juga fokus pada Hoseok dan Seokjin.

Yoongi tak mengerti.

"Jadi Yoon, kenalkan ini Hoseok teman Namjoon." tubuh Yoongi semakin kaku. Ia menatap Namjoon dengan tak percaya, bagaimana bisa Namjoon berteman dengan Hoseok. "Yoon?" karena tak ada suara atau pergerakan dari Yoongi, Seokjin menyenggol bahu pria itu yang kini menoleh dan menatap bingung Seokjin. "Yoon, dia Hoseok, yang pernah ku bilang akan ku kenalkan."

°SECRET°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang