Seokjin kembali mencoba menetralkan ekspresi wajahnya. Sedari tadi ia tak dapat menahan senyum (hanya dengan memikirkan wajah seseorang). Ia tengah duduk di sebelah Yoongi yang tengah entahlah, menulis sebuah lirik. Artinya tidak bisa di ganggu. Sementara teman-temannya mulai berdatangan memasuki kelas.
Dengan spidol merah di tangan, ia juga mengikuti Yoongi, bedanya, Seokjin hanya mencoret-coret kertas tidak jelas.
Detik selanjutnya ia tersenyum saat tanpa sadar menulis sebuah kata
Dimples
Entahlah. Tiba-tiba kata itu terlintas saat ia memikirkan seseorang. Ia menopangkan dagu pada telapak tangan yang tengah memegang spidol. Butuh beberapa detik untuk Seokjin menatap bagaimana ia seperti orang gila menyukai seseorang yang bahkan ia tak mengenalnya.
"Ow" rintih Seokjin yang sukses membuat Yoongi menoleh. "Sialan." Yoongi hanya terkekeh melihat pipi Seokjin yang kini tercoret warna merah. Yoongi kembali melanjutkan aktivitasnya dan membiarkan Seokjin berdiri keluar untuk membersihkan wajah.
Dengan wajah cemberut ia keluar dan nyaris saja ia mati di tempat saat menemukan seseorang yang selama ini ia pandangi tengah berada di depan kelasnya.
Benar. Bisa saja Seokjin mati saat lelaki itu menatapnya.
"Permisi?" Seokjin menahan nafas sesaat bahkan tak menjawab sapaan tersebut. "Benar ini kelas Manajemen Bisnis?" yang di lakukan Seokjin hanya menganga dan mengangguk.
Membuat pria di depannya sedikit merasa kikuk. "Apa sudah ada dosen?"
"A-ah, belum." Seokjin melirik jam tangannya "m-masih 10 menit lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
°SECRET°
Fanfictionterkadang kita tak pernah tahu. apakah kita benar memberikan hati dan kepercayaan kita pada orang yang tepat sekalipun hati kita sudah memberikan hampir seluruh rasa kasih dan kepercayaan pada orang lain - bad summary. Namjin and Namgi and Sope