8

1.4K 182 45
                                    

Seokjin sudah pergi duluan. Lelaki tampan itu memiliki tugas yang menanti di rumah, jadi ia membiarkan Namjoon dan Yoongi yang kini tengah berdiri pada sebuah jalan perempatan, mereka berdiri bersandar pada tembok yang mengelilingi kampus. Sengaja, berdiri pada jalan pulang.

"Kau kenapa?" karena tak ada Seokjin dan notabennya mereka sudah di kenal dekat, Namjoon tak sungkan untuk mengusap lembut rambut hitam milik Yoongi. Yang di tanya hanya diam menatap Namjoon. "Katakan padaku, kau kenapa hm?"

Ada helaan nafas kecil keluar dari mulut Yoongi, jemari kurus nya menghentikan tangan Namjoon dan membuat pria yang lebih tinggi itu menaikkan alis. "Apa maksudmu antara aku dan Hoseok?"

"Maksudnya?"

Yoongi menatap Namjoon tajam, Namjoon seolah berpura pura bodoh saat ini "Kau sendiri yang mengatakan itu Namjoon
Tentang Hoseok yang berniat mendekatiku."

"O-oh." Namjoon seolah gugup. Ia menurunkan tangan lalu memasukkannya ke dalam saku hoodie hitamnya.

"Namjoon." suara Yoongi terdengar menuntut.

Namjoon menelan ludahnya kasar, matanya menatap ke arah belakang Yoongi dengan sedikit gugup "Seokjin yang menyuruhku. Mengatakan ia ingin mendekatkanmu dengan sahabatku,Hoseok . Dan Hosek-pun sepertinya menyukaimu-"

"Jadi kau akan memberikan ku pada Hoseok?"

"Yoongi-"

Yoongi terkekeh remeh namun ada nada getir disana "Itu yang kau inginkan Kim Namjoon? Membuang ku agar tak mengganggu hidup mu lagi?" suaranya memang terdengar tegar, namun demi langit, sekuat tenaga Yoongi menahan genangan air mata.

"Aku memang menjadi orang ketiga dalam hubunganmu bersama Seokjin, tapi tidak seperti ini caramu membuang-" sebelum Yoongi dapat menyelesaikan kalimatnya, Namjoon segera menarik Yoongi ke dalam pelukannya. Memeluk lelaki yang lebih mungil darinya begitu erat lalu menggeleng kuat.

"Tidak Yoon. Sumpah. Tidak. Aku tidak bermaksud. Sungguh."

Yoongi diam tak membalas memeluk Namjoon ia pun tak menutup mata, Yoongi tak mau air matanya jatuh. Karena sungguh, ia tak berlebihan, tapi hal ini menyakitinya.

"Aku hanya berfikir jika kita ber-berjalan berempat i-itu akan membuat suasana lebih nyaman. K-kau tidak sendirian lagi. Dan- dan orang-orang tidak akan berpikir macam-macam tentang kau yang selalu ada diantara aku dan Seokjin. Sungguh Yoongi, aku hanya ingin kau terus berada di sisiku." entah itu hanya bualan semata atau untaian kata yang jujur, Yoongi lebih memilih percaya, ia seolah menutup telinga, pikiran dan hati dari pandangan orang lain. Selain Namjoon. Bahkan ia tak mempercayai dirinya. Yoongi hanya ingin percaya pada Namjoon. Jadi ia hanya mengangguk dan membiarkan Namjoon memeluknya lebih erat.

Namjoon dan Yoongi berjalan sejajar menuju halte. Tak ada obrolan, lirikan atau gandengan tangan. Mereka hanya melangkah seirama dan sejajar. Hingga mereka akhirnya sampai pada halte tak jauh dari kampus.

"Jadi bagaimana kau bisa mengenal Hoseok?" Yoongi yang membuka suara setelah mendudukan diri.

"Teman lamaku di komunitas rap."

"Aku tak pernah melihatnya ."

"Yah, dia masuk sudah sangat lama. Lalu sudah tidak aktif karena harus kuliah di luar negeri."

"Dan dia bilang menyukaiku?"
Baru saja Namjoon hendak menjawab, bus dengan tujuan wilayah Yoongi datang dan membuat Yoongi juga Namjoon sontak berdiri.

"Jika sudah sampai di rumah, kabari aku Yoon." Yoongi mengangguk lalu melangkah masuk ke dalam bus. Lagi. Ia menghela nafas, Namjoon dan Hoseok sama saja, membuatnya sesak.

°SECRET°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang