Cinta seperti pohon. Mengikuti musim. Saat musimsemi, maka bermekaran bunga-bunga cinta. Dan saat musim gugur, terkadang cintaakan kandas dan tak bersisa.
~
Pagi ini Rifi bangun kesiangan. Tubuh dan pikiran kelelahan. Rifi duduk di ujung tempat tidur. Membalikkan badan mencari handphone di bawah bantal. Saat ia mendapati handphone, terpampang jelas di layar. Lima panggilan tak terjawab. Dan ada tiga pesan masuk.
Tiga panggilan tak terjawab dari Papa. Dan dua panggilan tak terjawab lainnya dari April. Sedangkan pesan masuk, dari Papa satu pesan, April satu pesan dan Fahmi satu pesan.
Fi, Papa sama Mama terbang ke Medan hari ini. Ada yang penting. Kamu jemput di Kualanamu ya.
"Ngapain Papa sama Mama mendadak mau ke Medan?" kata Rifi setelah membaca pesan singkat dari Papa.
Rifi, Topi Bayiku ketinggalan di kamar adikmu. Aku cari-cari sampai hampir putus asa, sekarang baru teringat, coba tolong minta lihatkan sama Mama di bawah bantal. Tolong banget! Kalau sudah dicek kabarin ya.
"Waduh. Papa sama Mama udah pergi belum ke Bandara." Rifi langsung hubungi nomor Papa.
"Sudah di Bandara Pa? . . syukurlah. . . enggak, coba tolong Papa cek di bawah bantal di kamar Dilla, Topi Bayi April ketinggalan . . . oh sudah sama Papa? . . yaudah Rifi tunggu di Kualanamu Pa. . . iya Pa. Eh Pa, Pa, jam berapa landingnya? . . jam sebelas Rifi sudah di Kualanamu. Hati-hati Pa."
Topimu ada dan sudah aman. Segera sampai ke tanganmu. - Rifi mengabarkan ke April sesuai pinta April tadi.
Makasih. Oh iya, terima kasih untuk semuanya Fi. Terima kasih yang sebesar-besarnya. Kamu yang menuntunku menggapai bintang-bintangku. Dan kini, aku telah dewasa dan telah ku temukan cintaku. Mulai hari ini, aku akan tinggal di rumah Muhajir, mempersiapkan Pernikahanku dengannya. Dan setelah menikah nanti, kami langsung ke Belanda, Muhajir akan melanjutkan S2nya di sana. Rifi, terima kasih. Tanpamu, semua ini tidak akan mungkin.
Rifi meneteskan air mata membaca pesan masuk balasan dari April. Kemudian, ia langsung membuka pesan dari Fahmi.
Bro. Mobil bawa aja. Aku pergi sama kawan. Malam baru balik.
Tanpa membalas pesan dari Fahmi, Rifi langsung bergegas siap-siap berangkat ke Bandara.
***
"Papa sama Mama lebay nih. Hanya untuk Topi April rela mengantarkan jauh-jauh dari Pekanbaru ke Medan." kata Rifi seraya tertawa kecil.
Papa dan Mama saling berpandangan. "Ada yang lebih penting Rifi." balas Mama pelan.
"Kita bicarakan di tempat yang pas saja. Naik apa Rifi kesini?" tanya Papa.
Kalimat pertama Papa membuat Rifi penasaran. "Naik mobil Fahmi, temen SMA Rifi. Sebenarnya, ada apa sih Pa? Ma?" wajah Rifi seperti orang demo meminta jawaban.
"Papa dan Mama naik taksi saja dari sini ke Hotel Madani. Dan kamu kembalikan mobil temanmu, kemudian naik taksi temui Papa dan Mama di Hotel Madani. Sekalian bawa barang-barangmu." Papa menginstruksikan.
"Ada apa Pa? Mengapa harus bertele-tele seperti ini." Rifi marah.
"Rifi." bentak Papa.
Rifi pergi menuju mobil dan mengembalikan mobil ke rumah Fahmi.
"Om, tante, Rifi pulang dulu ke Jakarta. Sampaikan salam Rifi ke Fahmi. Terima kasih udah diijinin nginap." pamit Rifi ke orang tua Fahmi.
"Hati-hati. Jangan bosan singgah kesini lagi Rifi." kata Ayahnya Fahmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
General FictionIni kisah terjadi di bumi Indonesia. Tentang impian dalam kesempitan kehidupan. Tentang harapan yang tak pernah kesampaian. Tentang kenangan yang muncul dalam upaya melupakan. Dan tentang cinta yang harus saling merelakan. Sebuah kisah cinta seoran...