4.)*DRAMA BARU*

704 25 2
                                    

      "Megan.. gue suka sama lo.." Ujar ___ seraya menatap mata Megan dalam-dalam penuh arti. ___ meraih tangan Megan, ia menggenggam erat tangan Megan dan meletakannya tepat di depan dadanya. "Entah sejak kapan, yang jelas detak jantung gue selalu berderap cepat tiap kali di deket lo.

"ANJIRR!! Kenapa gue deg-deg an kayak gini sih! Megan calm down!" Ujar Megan dalam hati seraya memejamkan matanya, menetralisirkan detak jantungnya.

"Megan jawab!" Gumam ___ pada Megan terdengar pelan. ___ merasakan tangan Megan mulai dingin. "lo nggak pa pa kan, meg?" gumamnya panik berusaha menatap mata Megan yang masih terpejam.

Megan menghembuskan nafasnya merasa lebih baik dan mulai membuka matanya perlahan. Megan tersenyum, "Gue nggak tau mau ngomong apa? Gue cuma mau minta maaf kalo gue nggak bisa jadi orang yang sempurna buat lo." Megan menjeda perkataannya, "Tapi gue akan berusaha melakukan yang terbaik buat kita. karna gue juga suka sama lo, dan gue mau kita jalanin ini sama-sama."

Tanpa berkata apa-apa lagi, ___ segera menarik Megan ke dekapannya. ___ memeluk Megan dengan erat.

****

1 Minggu sudah berlalu, project Megan dan kelompoknya sudah selesai. Video sudah di kirim ke guru seni musiknya lewat email guna mendapatkan nilai praktek. Kini Bryan tengah duduk sendiri di kamar.

Bryan melihat video hasil kerja kelompok adiknya yang juga ia bantu. Entah kenapa saat menonton, mata Bryan tertuju pada Ersya? Ia merasa ada yang berbeda dengan wanita itu. Ia merasa ada yang aneh di perasaannya setiap kali menatap wajahnya apalagi menatap matanya.

"oh God! Masa iya gue suka sama si cewek judes itu?! Enggak banget deh sumpah! Enggak mungkin secepat ini kan, lagian mana mungkin gue suka sama cewek judes tingkat dewa kayak gitu?!" Bryan bicara sendiri di kamarnya sudah seperti orang tidak waras, ya tapi itulah Bryan. Bryan dari dulu memang suka bicara sendiri di kamar, entah untuk mengintrospeksi diri maupun untuk berargumentasi seperti sekarang ini.

Namun tiba-tiba Bryan teringat saat ia menatap mata Ersya, ia merasa mengenal mata itu. "Tapi kenapa ya? Setiap kali gue tatap matanya, gue ngerasa dejavu. Gue seperti kenal tatapan itu, tatapan yang selalu bisa buat gue luluh. Sebenernya gue ini kenapa sih?! Oh God, come on! Please help me!"

"Bryan! What are you doing?" tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah pintu kamarnya. Saat Bryan menengok terlihat Megan yang berdiri diambang pintu kamarnya.

"Why?" ujar Bryan singkat lagi badmood karna memikirkan perasaannya yang tak jelas tadi.

"Ini udah jam berapa Bryan?? Gue udah mau telat ini!!" ujar Megan geram pada kakaknya dengan wajah garangnya.

Bryan baru menyadari kalau ini sudah jam 06.30 wib dan Megan harusnya sudah berangkat ia antar. Ia juga menyadari bahwa Megan sudah siap dengan seragam sekolah yang ia pakai. "Agstafirullah, gue lupa! Sorry, meg! Yaudah, kita berangkat sekarang!"

"Bryan lo sehat kan? Masa iya lo mau anter gue pake celana kolor lo itu?!" sela Megan sebelum Bryan melanjutkan langkahnya keluar kamar.

"oh iya? Gue lupa!" ujar Bryan seraya menyengir kuda lalu masuk ke kamarnya lagi untuk ganti celana, sedangkan Megan turun ke lantai bawah lebih dulu menuju mobil.

****

KRINGG!!!!

Bel Istirahat sekolah Megan berbunyi. Dengan spontan Megan dan teman kelasnya bersorak, yeay! serta segera membereskan buku-buku mereka yang ada di meja.

Semua anak di kelas Megan merasa senang karna akhirnya mereka terbebas dari pelajaran yang paling membosankan bagi mereka dan menyusahkan bagi Megan yang bukan orang Indonesia asli, apalagi kalau bukan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

My Lovely SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang