"Gue itu nggak suka sama lo?! Jadi nggak usah ikutin gue mulu! Gue risih! Mending lo temuin para penggemar fanatic lo, sana!" Terocosnya kesal karna Bryan terus saja mengikutinya.
"Gue nggak ngikutin lo, tapi-" jelas Bryan yang buru-buru dipotong.
"Tapi apa?! Nggak usah sok basa-basi, deh! Gue muak! Sana pergi!" ..... tetap nyerocos tanpa titik.****
Kini Bryan sedang termenung sendiri di balkon kamarnya. "Ersya?" Gumam Bryan. "Siapa sih dia?! Trus kenapa kelihatannya kok dia itu nggak suka banget sama gue?"
Bryan meraba isi saku hoodie yang ia pakai. Ia mengambil gelang yang ia temukan tadi sore, dan ternyata gelang itu di bagian dalamnya ada sebuah nama, mungkin nama pemiliknya.
"Hah?! Ersya?! Kenapa gue harus slalu berhubungan dengan nama itu?! Pertama dia satu-satunya orang yang nge-hate gue di ig dan bikin gue penasaran setengah mati, akunnya diprivate lagi. Dan sekarang ternyata orang yang nabrak gue tadi ternyata namanya juga Ersya. Apa iya mereka orang yang sama? Kok bisa kebetulan kayak giti sih? Sebenernya ada apa rencana tuhan buat gue?" Ujar Bryan panjang lebar bertanya-tanya sendiri, lalu ia masukan lagi gelang tersebut ke dalam sakunya."Dor!" Bryan terkejut dan hampir saja ia menjatuhkan gelang yang sedang dimasukannya.
"Shit! Lo tu ya ngagetin aja!" Ujar Bryan kesal dan buru-buru memasukan gelangnya lalu berbalik mengadap Megan yang ada di belakangnya.
"Hahaha. Lagian nggak biasanya wajah lo galau kayak gini?! Aneh! Cerita aja! Kan lo sendiri yang bilang nggak boleh nyimpen masalah sendiri." Megan nerocos terus di depan Bryan."Cie.... kepo ya?!!" Goda Bryan mengejek adiknya Megan.
"Ye!!!! Klo gak mau cerita ya udah!" Jawab Megan seraya melipat tangannya di depan dadanya pura-pura ngambek.
"Dasar ngambekan! Nggak kok, gue nggak ada masalah." Ujar Bryan berbohong.
"Yaudah, ayo makan!" Jawab Megan masih dengan gayanya yang sok ngambek.****
"Good morning pah!" Sapa Ersya sumringah saat sampai di meja makan. Ersya duduk di kursi sebrang papanya. Ersya sangat merasa senang dan exaited, karna ini adalah hari pertamanya ia masuk sekolah semenjak ia pulang dari pengobatannya Singapura 4 hari yang lalu. Ersya sangat senang karna sudah satu tahun ini dia harus putus sekolah karna harus menjalani pengobatannya di Singapura.
"Kenapa kamu? Kelihatannya kok bahagia banget gitu?" Ujar papa Ersya heran.
"Yaiyalah, pah.... ini kan hari pertama aku sekolah lagi, aku kangeeeennnn banget pengen sekolah." Jawab Ersya exaited.
"Oalah ternyata itu alesannya.... tapi kamu sekolahnya bukan di sekolahmu yang lama lagi, lho.. kamu udah tau?" Ujar papa Ersya lagi.
"Udah, Ersya udah tau.... nggak papa kok, pah...." jawab Ersya tersenyum bahagia.
"Nanti kamu jangan capek-capek! Jangan lupa bawa obat kamu! Inget ya! Kamu itu belum seutuhnya sehat, lho!" Nasihat papa Ersya panjang lebar.
"Yaiya, pa.... Ersya janji..." jawab Ersya singkat.
"Yaudah, buruan makan!" Ujar papa Ersya lega.****
"Hai!" Ujar Megan pada teman baru di kelasnya yang duduk sendirian dari tadi di meja pojok kelas. Kemudian Megan duduk di bangku kosong yang ada di sebelah teman barunya itu.
"Kenalin, -mengulurkan tangan- gue Megan! Salken ya...." ujar Megan memperkenalkan diri.
"Salken juga, -membalas uluran tangan Megan- lo udah tau nama gue kan? Gue kan udah kenalin diri tadi di depan." Jawabnya seraya memastikan.
"Taulah, -melepaskan tangannya- Ersyakan nama lo?" Ujar Megan memastikan.
"Iya...." jawab Ersya tersenyum ramah."Lo nggak ke kantin?" Tanya Megan membuka obrolan baru.
"Nggak deh, gue bawa bekal dari rumah." Jawab Ersya seraya mengeluarkan tempan makan berwarna tosca yang ada di lacinya sedari tadi.
"Wah, sama dong! Yaudah, kita makan bareng ya.... gue ambil bekalku dulu." Ujar Megan exaited, lalu ia pergi ke mejanya yang ada di depan meja guru untuk mengambil tempat makannya yang berwarna biru.
Megan duduk lagi di bangku sebelah Ersya. "Lo bawa bekal apa?" Tanya Ersya pada Megan.
"Gue bawa apa ya ini namanya? Gue nggak tau namanya yang jelas ini semacam pasta gitu.... ini yang masak kakak gue loh...." jawab Megan exaited.
"Wah, kakak lo pinter masak?" Respond Ersya tak kalah exaited.
"ya gitu deh.... nurun dari daddyku. Daddyku itu chef, tapi nggak tau deh kenapa gue nggak terlalu pinter masak. Justru kakak gue malah jago, padahal dia cowok. Btw, lo bawa bekal apa?" Ujar Megan yang diakhiri dengan pertanyaan.
"Salad," jawab Ersya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sister
RomantizmKisah tentang kehidupan Megan yang slalu terlibat dalam urusan kakaknya Bryan, semenjak Bryan meminta Megan untuk menjadi kekasih palsunya. Awalnya Megan menolak keras permintaan kakaknya itu, tapi ia tak tega akan hal sesuatu yang membuat ia mener...