Tubuh _____ terlihat lemas dan wajahnya tampak sangat pucat. Bryan yang melihat itu merasa khawatir dengan keadaan _____. "Lo kenapa?? Kok pucet banget?" Tanyanya cemas.
_____ tidak menjawab karna ia sedang berusaha mengontrol pernafasannya yang sesak. "Gue.. gak pa pa." Jawabnya menampakan senyum simpul yang sebenarnya palsu.
"Seriusan lo?!" Tanya Bryan masih tak tenang.
"Serius! Lo pulang aja! Gue masuk dulu bye!" Ujar _____ yang kemudian bergegas masuk ke rumahnya meninggalkan Bryan yang merasa tak tenang.
"Wait!" Teriak Bryan tak dihiraukan _____ yang sudah masuk dan menutup pintunya. Bryan ingin sekali menyusul untuk masuk ke rumah _____, namun tiba-tiba saja ada pesan masuk yang membuatnya lebih memilih untuk pergi.****
"Gimana neng?? Kakinya udah mendingankan?" Tanya tukang pijet yang dibawa Ali tadi pada Megan.
Meganpun perlahan mencoba untuk berdiri dari posisi duduknya. Dan. "Wih! Udah nggak sakit, nek.. wah.... nenek jago banget mijitinya." Ucap Megan merasa senang, akhirnya ia dapat berjalan dengan normal lagi.
"Iya.. neng.. tapi neng Megan teh masih jangan kebanyakan jalan ya neng apalagi lari.." ujar nenek tukang pijet tersebut memperingatkan Megan.
"Siap, nek.." ujar Megan.
"Yodah. Gue sama nek Sum pulang dulu ya? udah slese kan?" Ujar Ali ingin berpamitan.
"Loh? Nggak ikut makan bareng di rumah gue aja? Paling sebentar lagi dady sama kakak gue juga pulang.." tanya Megan agak kecewa.
"Nggak usah. Ntar ngrepotin." Jawab Ali menolak.
"Siapa juga yang nawarin lo ye ge'er! Gue nawarin nenek Sum kali! Kalo lo mah dari dulu juga udah suka ngrepotin." Ucap Megan mengejek Ali.
"Serah dah!" Ujar Ali kesal sedang tak ingin beradu mulut dengan Megan.
"Nggak usah neng.. nenek mau pulang aja.. lagipula, cucu-cucu nenek udah nungguin di rumah." Ujar Nenek Sum bermaksud melerai Ali dan Megan. Dan. Berhasil. Ali dan nenek Sum pun berpamitan untuk pulang.****
Kini motor Bryan berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang besar dan megah, berwarna coklat dan putih. "Ini rumah lo?" Tanya Bryan pada Ersya memastikan ini rumah Ersya.
"Iya." Ujar Ersya seraya turun dari motor Bryan. "Gue masuk dulu ya.." lanjutnya.
"Wait!" Ujar Bryan seraya mencekal tangan Ersya.
"Palagi?" Tanya Ersya heran tak menyadari bahwa pergelangan tangannya masih dicekal tangan Bryan.
Ketika menyadari tangannya ada di genggaman tangan Bryan wajah Ersya memerah "Eh, sorry." Bryan melepaskan tangannya ketika melihat ekspresi Ersya.
"Gue cuman mau bilang. Lo bisa nggak latihan tambahan buat basket? Gue lihat, tadi lo kelihatan kaku. Ya.. mungkin karna lo udah lama nggak main basket, wajar sih.. tapi lo bisakan latihan tambahan sama gue? Biar lebih luwes aja.. gimana?" Jelas Bryan menyampaikan fikirannya dari tadi."Gila ya lo?!" Teriak Ersya.
"Kalo nggak mau ya gapapa. Nggak usah ngegas kali.." celetuk Bryan terlihat kesal membuat Ersya tertawa. "Kok ketawa sih?" Tanya Bryan heran.
"Ya pasti gue maulah, tolol! Mau banget malah! Gue itu cinta banget sama dunia basket. Basket itu kebahagian gue. Kalo lo mau ngajarin gue, gue malah berterima kasih banget.." jelas Ersya sangat terlihat exaited. Tapi tiba-tiba....
Tubuh Ersya terlihat lemas dan wajahnya tampak sangat pucat. Bryan yang melihat itu merasa khawatir dengan keadaan Ersya. "Lo kenapa?? Kok pucet banget?" Tanyanya cemas.
Ersya tidak menjawab karna ia sedang berusaha mengontrol pernafasannya yang sesak. "Gue.. gak pa pa." Jawabnya menampakan senyum simpul yang sebenarnya palsu dan sebenarnya ia merasa sangat kesakitan.
"Seriusan lo?!" Tanya Bryan masih tak tenang.
"Serius! Lo pulang aja! Gue masuk dulu bye!" Ujar Ersya yang kemudian bergegas masuk ke rumahnya meninggalkan Bryan yang merasa tak tenang.
"Wait!" Teriak Bryan tak dihiraukan Ersya yang sudah masuk dan menutup pintunya. Bryan ingin sekali menyusul untuk masuk ke rumah Ersya, namun tiba-tiba saja ada pesan masuk yang membuatnya lebih memilih untuk pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sister
RomansaKisah tentang kehidupan Megan yang slalu terlibat dalam urusan kakaknya Bryan, semenjak Bryan meminta Megan untuk menjadi kekasih palsunya. Awalnya Megan menolak keras permintaan kakaknya itu, tapi ia tak tega akan hal sesuatu yang membuat ia mener...