"Plan A aman?" Ucap _____ to the point dari sebrang sana. "Aman.." jawab Becca.
......."Yaudah sih.. kalo nggak mau bareng, lo pindah bus aja sono!" Balas ___ kesal.
"Yee.. ngambekan! Lo kan tau-"
"Nggak! gue nggak tau!" ___ memotong ucapan Megan yang belum selesai.
"Kebiasaan!" Megan memukul lengan ___, "Jangan motong dulu ngapa sih?!" Cerocos Megan dengan keningnya yang ia kerutkan.****
"Sandra udah belom?!" Terdengar teriakan Becca tiba-tiba yang membuat Sandra reflek memasukkan kembali amplop tadi ke dalam papper bag.
"Iya, bec! Bentar!" Pekik Sandra menjawab Becca. "Ayo keluar! Di meja makan udah ada makanan buat dinner, noh!" Lanjut Sandra seraya menggenggam pergelangan tangan Megan.
"Ok.. ok.. jangan lari!" Ceplos Megan yang sedang berusaha menyesuaikan jalan Sandra yang cepat, padahal tangannya sedang menggenggam pergelangan tangan Megan yang masih di belakangnya.****
"Seriusan lo mau balik sendiri? Gue nggak pa pa kok kalo Lo minta anterin.." Tanya Bryan ragu seraya membuka gerbang rumahnya.
"Yeah.. nggak masalah kok.. lagi pula gue nggak mau ngrepotin lo. Gue balik ndiri aja.."jelas Ersya kemudian menampilkan senyuman manisnya."Serah dah! Lo mah kepala batu, sama aja kek Megan!" Bryan memandang Ersya dengan tatapan malas seraya melipat tangannya di depan dadanya.
"Lah? Kok malah ngambek sih?" Ceplos Ersya seraya mengerutkan keningnya.
"Siapa yang ngambek? Udah, sana kalo mau pulang. Gue mau tidur.." Ucap Bryan nyolot.
"Gausah, nyolot yee!" Seru Ersya seraya memutarkan bola matanya. "Gue balik dulu, bye!" Lanjut Ersya yang melihat taxi online yang ia pesan sudah menunggu di depan rumah Bryan.Ersya keluar dari rumah Bryan dan terlihat ia masuk ke dalam mobil putih itu di bagian belakang. Bryan yang masih berada di tempatnya hanya diam serta pandangan matanya tetap mengekori gerak-gerik Ersya.
"Hati-hati!" Pekik Bryan sebelum driver online Ersya melajukan mobilnya. Belum sempat Ersya menjawab ucapan Bryan tadi, mobil yang ia tumpangi sudah melaju melewati depan rumah Bryan.****
"Kenapa gue ngerasa ada sesuatu hal yang pernah ada di diri gue waktu gue di rumah Bryan coba?" Gumam Ersya yang sedang duduk santai dalam mobil yang ia tumpangi. "Dejavu. Iya, gue slalu ngerasa Dejavu kalo sama Bryan juga Megan. Tapi.... Kenapa?" Lanjut Ersya bergumam seraya menatap jalanan lewat jendela sebelah kirinya.
****
"Shit! Sebenernya ada apa Antara gue sama Ersya?!" Umpat Bryan yang tidur berbaring di kasurnya menghadap langit-langit rumahnya. "Gue ngerasa ada ikatan yang ada dari dulu, tapi apa?! Gue aja baru kenal dia beberapa hari yang lalu." Lanjut Bryan.
Lelah, Bryanpun memejamkan matanya mencoba untuk tidur, tapi selalu saja ada bayangan wajah Ersya di benaknya yang mengganggunya. "Oh God.." Bryan membuka matanya. "Gue stres kalo kayak gini!"
Bryan bangkit dari tidurnya, ia berjalan menuju meja belajar Bryan yang dipenuhi dengan buku-buku tebal yang berserakan serta laptop hitam kesayangan Bryan. "Mending gue lanjut kerjain aja nih skripsi."****
"Sampai kapan? Sampai kapan gue hidup sendiri di rumah sebesar ini?" Batin Ersya yang baru saja menginjakkan kakinya di rumahnya yang megah namun kosong.
"Dimana ibu?" Gumam Ersya sedih. Seketika sekelebat bayangan masa kecilnya masuk dalam benaknya.Buram. Tapi terlihat nyata. Ersya berlarian di taman dan dikejar oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan ibunya. Tapi buram, "kenapa selalu buram? Kenapa gue nggak bisa ingat wajah ibu gue sendiri?!" Batin Ersya frustasi.
Semakin ia mencoba, bayangan di benaknya itu semakin memburam. "Bahkan, gue nggak pernah bisa ingat wajah gue waktu kecil! Gue ini kenapa?!" Geram Ersya tak tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sister
RomanceKisah tentang kehidupan Megan yang slalu terlibat dalam urusan kakaknya Bryan, semenjak Bryan meminta Megan untuk menjadi kekasih palsunya. Awalnya Megan menolak keras permintaan kakaknya itu, tapi ia tak tega akan hal sesuatu yang membuat ia mener...