lee donghyuck itu sangat tidak menarik (tanpa diberitahu, donghyuck sudah sadar diri), dia hanya pemuda miskin yang sedikit beruntung bisa menuntut ilmu di sekolah menengah elit ibu kota.
jadi saat seorang mark lee menghampirinya, bergabung untuk mengisi kursi yang selalu kosong di depannya padahal kondisi kantin tidak begitu penuh, donghyuck tahu, pemuda blasteran itu punya niat khusus.
ditambah saat ekor matanya melirik meja yang ditempati teman-teman mark, donghyuck bisa melihat bagaimana jelasnya kumpulan lelaki populer itu menatap penuh minat ke arah mereka (donghyuck dan mark tentu saja.)
"apa maumu?" tanya donghyuck kalem. air mukanya nampak tenang saat menatap wajah mark.
mark yang baru saja duduk dan berniat menyapa dibuat terkejut karena donghyuck lebih dulu bertanya.
berdeham sekali untuk melegakan tenggorokan yang tiba-tiba terasa gatal, mark mencoba memberikan senyuman terbaiknya. tapi donghyuck sama sekali tidak bereaksi, wajahnya datar juga tenang.
"hei," sapa mark singkat. "sebelumnya, kenalkan aku--
"mark lee, siswa tingkat dua, anak donatur terbesar sekolah juga cucu dari pemilik jaringan bisnis lee corp itu, kan?" donghyuck menyela, terdengar sarkastik tapi dia mana peduli. "langsung saja, apa maumu?"
"kau." mark tahu betul, tidak ada gunanya untuk berbasa-basi jadi dia langsung mengutarakan apa yang dia inginkan tanpa pikir panjang. "aku ingin kau menjadi milikku."
donghyuck tidak terkejut. pemuda dengan kulit tan ini masih setenang sebelumnya. seolah perkataan mark barusan tidak ada artinya. pun memang begitu bagi donghyuck.
"baiklah." mark menghitung, tepat di hitungan ke dua puluh satu akhirnya pemuda yang sebenarnya cukup manis ini menjawab. "lalu sekarang aku menjadi milikmu."
si lawan bicara justru termenung. meresapi kalimat yang keluar dari bibir merekah milik pemuda satunya yang kini telah beranjak pergi membawa nampan kosong meninggalkan mark lee yang nampak seperti idiot.
mulut menganga ditambah perpaduan dari ekspresi terkejut dan bingung adalah hal baru. meskipun itu sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanan seorang mark, donghyuck bukan termasuk ke dalam kelompok pemuja mark lee. jadi dia memilih untuk pergi begitu saja setelah urusannya selesai (menghabiskan makan siangnya).
selepas donghyuck pergi, teman-teman mark mulai beranjak dari meja mereka untuk menghampiri mark. total ada lima orang, changbin si ketua preman sekolah dengan tinggi tak seberapa jadi yang pertama sampai.
dia memukul tengkuk si idiot dadakan dengan cukup keras, mark mengerang. menatap tidak suka pada wajah datar si preman.
"diterima, eoh?" park woojin, salah satu dari kumpulan murid populer lainnya menyeringai. dia sahabat mark, dekat karena sering nonton busking dance juga rap bersama.
kalau ingin tahu bagaimana mark dan changbin bisa dekat, tulang rusuk mark pernah dibuat patah changbin karena salah serang dan yah begitulah, sebagai bentuk permintaan maaf changbin membawanya dalam lingkar pertemanan.
lalu ada haknyeon si penebar pesona tiba-tiba duduk sok akrab sambil merangkul bahu mark. mereka berteman sejak sekolah dasar. "kubilang juga apa, dia pasti mau. tidak salah kau berguru padaku." mark mendengus keras.
"tapi entah kenapa aku merasa ada yang aneh," jibeom yang berdiri menyandar pada meja di sebelah mark menimpali. hwiyoung mengangguk setuju. dua cecunguk ini sekelas dengan mark kalau mau tahu.
"dia tidak aneh, donghyuck itu.... unik." mark menyeringai. menatap punggung donghyuck yang menghilang setelah keluar dari area kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]