donghyuck tidak pernah tahu kalau pria bajingan yang selama ini ia anggap ayah - terlepas dari sikap buruknya - bukanlah ayah kandungnya. dia benar-benar bersyukur, setidaknya pria yang amat dia benci dan kasar itu tidak ada hubungan darah dengannya.
hari itu tepat sebulan setelah dia di rawat. tubuhnya masih terlalu lemah tapi dia sadar. masih bernapas. selama sebulan itu hanya ada dokter dan perawat yang datang silih berganti. donghyuck berusaha kuat, dia bertahan demi janjinya pada mark. donghyuck mau sembuh.
hari itu pria itu datang. bersama salah satu perawat. donghyuck menerka-nerka siapa pria berkulit tan itu. wajah pria itu terlihat sangat sedih, dia bahkan menangis saat telapak tangannya yang besar mengelus puncak kepala donghyuck.
donghyuck merasa dadanya berdetak begitu cepat. perasaan hangat yang pria itu salurkan dari sentuhan tangannya menggetarkan hati donghyuck. dan saat pada akhirnya pria tadi mengatakan siapa dirinya, pertahanan donghyuck runtuh. air mata meluncur turun dari sudut matanya.
"ini appa, donghyuckie. ayahmu. akhirnya ayah menemukanmu."
ada banyak hal yang ingin donghyuck tanyakan, sayangnya dia terlalu lemah bahkan hanya untuk sekedar berbicara. kaki dan tangannya lumpuh total tidak bisa digerakan. dia juga kesulitan untuk berbicara. ada alat bantu pernapasan yang menjadi penyokong kehidupannya. namun pendengaran donghyuck tidak mati. pria itu bercerita setiap hari. dia datang menemaninya.
donghyuck mulai bertanya-tanya... dimana mark?
dan kenapa pada suatu pagi saat dia membuka mata ruangan yang ia tempati nampak berbeda?
entah butuh berapa bulan untuknya bisa lepas dari alat bantu pernapasan dan alat medis lainya. mungkin sekitar enam atau sembilan? donghyuck tidak tahu pasti.
"kau pasti bertanya-tanya kenapa aku tiba-tiba muncul dan membawamu, nak." pada suatu sore, pria yang mengenalkan dirinya sebagai ayah donghyuck datang. donghyuck masih berbaring lemah di ranjang, hanya saja kondisinya lebih manusiawi tanpa berbagai alat medis yang jadi penyokong kehidupannya.
"aku sudah mencarimu... bertahun-tahun kuhabiskan untuk menemukanmu, dan saudaramu... park dongsook." tuan park menarik kursi mendekat, menggenggam telapak tangan kurus putranya. membawanya mendekat untuk menyematkan ciuman sayang di sana.
"hubungan yang kujalani dengan eommamu memang sebuah kesalahan. tapi demi tuhan, kehadiranmu dan dongsook itu murni kesalahan kami. kalian tidak salah apa-apa tapi ikut menanggung luka. maafkan appa, donghyuckie. kau yang paling terluka di sini." tuan park mulai tersedu. perasaan donghyuck campur aduk, dia marah, kecewa juga bahagia dalam waktu bersamaan. dia ikut menangis tanpa suara.
"malam itu... saat kelahiran kalian appa tidak ada di sana. bagaimanapun appa punya keluarga yang sah." jantung donghyuck terasa seperti diremas. awalnya dia pikir dia anak seorang pelacur dan pria pemabuk yang suka melakukan kekesaran, ternyata dia hasil hubungan terlarang pria beristri dengan selingkuhannya. dalam hati donghyuck tertawa hambar, entah mana yang lebih baik dia tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]