mark terbangun seorang diri dengan kondisi kamar yang masih gelap. jarinya perlahan mengucek pelan kelopak mata, mengerjap beberapa kali sebelum meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas.
01:45
mengubah posisi menjadi duduk bersandar di kepala ranjang, bola mata mark bergulir mencari keberadaan donghyuck. suasana dini hari yang sepi memudahkan mark untuk dapat mendengar suara dari arah balkon meski samar. donghyuck ada di luar.
menyingkap gorden, dilihatnya donghyuck tengah berdiri di depan pagar besi. sambil bertopang dagu sebelah tangannya yang bebas menempelkan ponsel ke telinga.
sungguh, mark sebenarnya tidak mau menguping karena itu sama saja dengan tidak menghargai privasi donghyuck. tapi... mark merasa bahwa kekasihnya itu punya terlalu banyak hal yang disembunyikan.
dengan langkah hati-hati mark turun dari ranjang untuk menghampiri donghyuck. pintu penghubung ke balkon tidak sepenuhnya tertutup. jadi saat mark merapatkan punggungnya ke dinding, suara donghyuck semakin jelas terdengar.
"-hyung," helaan napas menjadi jeda kalimat yang donghyuck ucapkan. "aku berubah pikiran."
dahi mark mengernyit. dia mulai menerka-nerka, mungkinkah lawan bicara donghyuck adalah orang yang sama dengan pengirim pesan kemarin siang?
"akan kuberitahu alasannya. tapi berjanjilah untuk tidak menertawakanku!"
"aku--menyukai seseorang."
jantung mark berdebar penuh antisipasi. punggungnya makin rapat dengan dinding di belakangnya.
"yakk! bukankah kau sudah berjanji untuk tidak tertawa?!"
"aish, kau benar-benar menyebalkan yoonoh-ssi!"
ada jeda selama beberapa detik. donghyuck menunggu lawan bicaranya selesai merespon sebelum kembali membuka mulut.
"aku tahu..." entah ini hanya perasaan mark saja atau memang nada suara donghyuck melemah? "selama ini hidupku sangat berat, kau lebih tahu dari siapapun hyung. sekarang... setidaknya sekali dalam hidupku, aku ingin membuat kenangan indah."
"ah, orang itu? dia seniorku, namanya mark lee. dia benar-benar orang yang baik dan pastinya jauh lebih tampan darimu, hyung." ada kikikan kecil yang terdengar setelahnya.
dada mark berdesir. tangannya baru saja meraih gagang pintu, hendak menghampiri donghyuck namun urung begitu mendengar kelanjutan percakapan bocah itu dengan lawan bicaranya yang mulai terdengar aneh.
"belum." donghyuck terdiam. "tidak penting dia tahu atau tidak--
"ya, aku memang egois. aku hanya tidak mau pandangannya padaku berubah kalau tahu siapa yang sebenarnya dia kencani."
"aku baik-baik saja, hyung. kau tak perlu khawatir."
"nah, kau mulai lagi. kau kan tahu aku paling benci diperlakukan seperti ini? terlepas dari keadaanku yang sebenarnya, aku paling tidak suka dikasihani!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]