titik-titik putih mulai terlihat, samar terdengar suara lembut yang amat familier di telinganya memanggil namanya. memintanya untuk bangun.
"mark... bangun, mark."
itu suara donghyuck. mark mengerjap. jarinya terasa kaku saat dia mencoba untuk bergerak. pandangannya kabur. mark mengerjap lagi. titik-titik putih itu makin besar, hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit kamar sewarna gading gajah. suara dari mesin elektrokardiograf di samping nakasnya terdengar jelas. sejelas helaan napas yang keluar dari bibirnya. ada alat bantu pernapasan yang di pasang pada tubuhnya.
saat mark mencoba menggerakan wajahnya, pemandangan wajah kaget donghyuck menjadi hal kedua yang dia lihat. wajah itu masih sama, hanya saja terlihat makin cantik, kontur wajahnya terlihat makin dewasa, rambutnya tidak lagi coklat gelap. sekarang sewarna madu, terlihat cocok dan lembut secara bersamaan.
"astaga chanie, akhirnya mark sadar!" itu suara jaemin. mark melihat mantan pacar semasa jshnya itu berseru. rambutnya kini coklat gelap, tak semencolok dulu. "kau berhasil membuatnya sadar!"
"vernon-ie hyung! mark sudah sadar!"
mark memilih abai akan kehebohan yang dibuat jaemin. matanya terkunci pada satu titik di mana donghyuck berdiri. wajah anak itu terlihat ragu juga bingung di saat yang bersamaan. mark ingin donghyuck mendekat, ingin memeluk tubuh itu, menggenggam tangannya... tapi terlepas dari semua keinginan dalam benaknya, mark bersyukur kepada tuhan. air mata merembes keluar. donghyucknya baik-baik saja. dia bisa berdiri tegak. dia sembuh. mark tersenyum saat matanya terpejam.
ketika dokter datang dan memeriksa keadaannya, mata mark tak lepas dari pergerakan donghyuck. di saat orang-orang mendekat kenapa donghyucknya melangkah mundur? dan apa-apaan ekspresi bingung itu? tidak adakah keinginan untuk memeluknya? tunggu... kenapa donghyuck keluar? mark ingin menyuarakan pertanyaannya tapi tenggorokannya sangat kering.
dalam ruangan itu masih ada jaemin dan hyungnya. kedua orang itu melangkah mendekat saat perawat dan dokter membantu melepas beberapa alat bantu medis yang dirasa sudah tak perlu. menurut dokter kondisinya sudah cukup stabil dan dia bisa bernapas normal dengan hidungnya.
"syukurlah mark, akhirnya kau sadar." kata vernon lirih. "ibu terus menanyakan keberadaanmu, kami terpaksa berbohong mengatakan kau menjalani pertukaran pelajar. tidak ada yang sanggup memberitahunya kalau kau kecelakaan sampai bertahun-tahun koma."
"hyung," mark berbicara lirih. jaemin membantunya menegak air dan dia sangat berterima kasih akan itu. "berapa lama?"
"hampir tiga tahun. kau sekarang 21 tahun."
"ibu pasti senang sekali bisa melihatmu lagi," vernon mengusap sudut matanya yang berair. "banyak hal yang sudah kau lewatkan."
mata mark bergulir ke arah jaemin yang matanya sembab dan hidung memerah. "donghyuck... kenapa dia keluar?" tanya mark lirih. bola mata jaemin bergerak gusar. dia melirik ke arah vernon seperti sengaja menghindari tatapan mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]