donghyuck tidak bisa berbuat banyak, tidak saat beasiswanya dipertaruhkan. tapi itu semua hanya berlaku sekarang, mark tidak tahu kalau pemuda berkulit tan itu diam-diam juga menyusun rencana. tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi nanti, siapa yang akan lebih dulu menyerah.
sejujurnya, menjalin hubungan dengan orang seperti mark adalah pilihan terakhir dalam hidup donghyuck, atau mungkin sama sekali tidak masuk ke dalam daftar. jika saja mark tidak setampan itu dan berasal dari keluarga biasa-biasa saja mungkin donghyuck bisa mempertimbangkan.
"masa sewaku masih tersisa satu bulan." kata donghyuck sewaktu membuka pintu flatnya, mark mengikuti di belakang. "aku tidak bisa langsung pergi begitu saja, aku akan mengurus penarikan deposito dan hal-hal lainnya. aku akan pindah bulan depan."
mark berjalan lebih ke dalam, mengamati tempat tinggal donghyuck.
"kurasa tempat tinggalmu lumayan nyaman." jawab mark yang sudah menjatuhkan diri di atas kasur donghyuck. donghyuck mengerang jengkel. ini adalah kali pertama flatnya dimasuki orang asing. "aku berubah pikiran, aku akan pindah ke sini dan sebagai gantinya aku akan membayar sewa untuk bulan depan."
"apa kau gila?!" donghyuck menjerit.
sebelah alis mark terangkat. wow. dia tidak menyangka kalau donghyuck bisa berteriak sekeras itu.
"hanya ada satu tempat tidur." desis donghyuck, matanya memincing.
"kasurmu cukup untuk dua orang." mark menggoda dengan seringaiannya, dan donghyuck benci mengakui kalau wajahnya memanas karena itu. "aku biasanya tidak banyak bergerak saat tidur."
"apa kau memang selalu seenaknya sendiri seperti ini?" erang donghyuck.
"kau yang membuatku terpaksa menjadi seperti sekarang."
"kurasa aku akan mati muda." mengabaikan mark seperti sebelumnya selalu jadi pilihan terbaik, pemuda itu hanya akan menjadi semakin menyebalkan jika ditanggapi.
donghyuck menjatuhkan tubuhnya di sofa, sebelah lengannya terangkat guna menutup mata dengan punggung menyandar nyaman di sofa.
mark menahan senyum. "aku hanya bercanda." donghyuck tetap tidak bergeming. "aku akan mengganti kasurmu dengan kasur tingkat."
"dan membuat flatku menjadi lebih sesak. terima kasih." sarkas donghyuck yang sudah menurunkan lengannya hanya untuk menoleh dan memberi mark tatapan kesal.
"kalau kau lebih suka tidur seranjang, aku tidak masalah."
"baiklah! silahkan obrak-abrik flatku sesuka hatimu!" donghyuck menyerah. dia beranjak berdiri, melepaskan jaket yang dia pakai untuk di lipat dan di sampirkan pada bahu sofa.
"orangku akan mengurusnya nanti."
donghyuck menekan keras keinginan untuk mencemooh.
"sekarang bisakah kau minggir. aku mau tidur sebentar." kata donghyuck yang tahu-tahu sudah berdiri di hadapannya. mark tidak sadar karena matanya memandang langit-langit kamar sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]