donghyuck baru saja menginjakan kakinya di lobi appartemen tempatnya tinggal sekarang yang terletak di distrik seongdong. wajahnya nampak lesu, dia ingin cepat-cepat tidur. dan berharap besok saat dia membuka mata dia sudah bisa kembali ke kehidupannya.
ada beberapa orang yang menunggu di depan lift. salah satunya pemuda tinggi dengan masker dan bonnie hat hitam di kepalanya, entah perasaan donghyuck saja atau pria itu memang tengah menatapnya. memilih tak peduli, pemilik kulit tan itu langsung mengambil tempat di sudut kiri begitu pintu lift terbuka.
beberapa orang sudah memasuki lift. totalnya ada lima jika ia tidak masuk hitungan, dua di antaranya adalah pria paruh baya dengan setelan kantor, ada satu wanita tua dengan anak kecil - sepertinya siswa kelas empat atau lima sekolah dasar - dalam gandengannya. yang terakhir pria misterius dengan kulit pucat dan mata sipit.
orang-orang mulai keluar dari lift. saat donghyuck ingin menekan tombol lift, satu-satunya orang yang tersisa bersamanya dalam lift ini menekan tombol yang sama dengan lantai tempat unitnya berada. donghyuck kembali diam di pojokan. matanya yang semula terpejam langsung terbuka begitu denting suara pintu lift terdengar.
pria tadi lebih dulu keluar disusul donghyuck kemudian. pria itu berjalan di depannya. donghyuck mengambil arah yang sama karena kamarnya terletak di utara. baru beberapa langkah dia ambil, tiba-tiba pria di depannya berbalik.
"diam di tempatmu atau aku akan memanggil petugas keamanan!" seru pria itu tiba-tiba.
donghyuck mengernyit. dia mendongak menatap mata sipit orang yang baru saja berteriak kepadanya dengan mata bulatnya.
"aku sudah curiga sejak di lobi tadi. kau ini sesaeng kan?!"
kedua alis donghyuck bertaut bingung. tapi dia memilih abai. dia berjalan melewati pria itu begitu saja. ketika sampai di kamar nomor 405 dia mengeluarkan kartu pass dari saku hoodienya. sebelum masuk ke dalam unitnya, donghyuck menyempatkan diri untuk menoleh ke arah pria tadi.
"sepertinya anda salah paham tuan." donghyuck membuka maskernya, ekspresi jengah nan datar menghiasi wajah indah itu. "aku tinggal di sini."
pria tadi terlihat terkejut. dia buru-buru berlari dan menahan lengan donghyuck sebelum pintu kamar 405 itu ditutup kembali.
"tunggu." pria tadi sudah melepaskan maskernya. "maaf, aku sudah salah paham padamu."
donghyuck melirik telapak tangan pucat yang menggenggam pergelangan tangan kanannya. sebelah tangan donghyuck yang bebas menyingkirkan tangan lelaki yang jika dilihat dari wajahnya mungkin sebaya dengan donghyuck.
"aku hanya terlalu frustasi karena para sesaeng itu aku selalu saja pindah tempat tinggal."
ekspresi bosan dan jengah milik donghyuck tidak berganti sedikitpun. meski di hadapannya adalah hwang hyunjin, aktor yang sedang berada di puncak kariernya. donghyuck tahu siapa lelaki itu karena meskipun dia ini sangat tidak peduli dengan sekitar wajah lelaki itu muncul di mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]