mark baru saja turun dari taksi dengan bantuan jaemin. padahal sejujurnya mark merasa itu tidak perlu, dia sudah baik-baik saja sekarang. sebenarnya dia ingin menanyakan masalah donghyuck tapi tidak bisa dipungkiri perasaan takut dan was-was yang mendominasi membuat mark enggan mencari kebenaran.
"aku bisa sendiri, jaem." kata mark pada jaemin. jaemin mendengus dan mengurungkan niatnya untuk memapah mark sampai ke dalam kamar appartemen milik hyungnya.
hari ini adalah hari kepulangan mark dari rumah sakit. hanya ada jaemin yang membantunya karena vernon tiba-tiba mendapat panggilan untuk menghadiri rapat dengan para pemegang saham. sedangkan donghyuck--atau haechan entahlah, kata jaemin kekasihnya itu ada urusan di kampusnya. mark tahu pasti dia sedang dibohongi, namun sekali lagi. dia terlalu takut akan kebenaran yang orang-orang terdekatnya sembunyikan.
"jaem, aku ingin membeli sesuatu. kau duluan saja." kata mark saat keduanya berjalan melewati lobi.
dahi jaemin mengerut, tidak suka akan kalimat yang baru saja mark ucapkan. "memangnya kau mau membeli apa?" tanyanya menatap pada lawan bicara.
"aku tiba-tiba ingin makan roti melon. tadi aku melihat ada coffee shop di sebelah sana."
jaemin mengikuti arah jari mark menunjuk. "aku temani." katanya sambil membenarkan letak tas bahu yang melorot.
mark menggeleng. "kau duluan saja. aku tidak lama." sahut pemuda 21 tahun itu menolak.
"tapi--"
"aku benar-benar sudah baik-baik saja jaemin."
"nanti aku dimarahi--"
"tidak akan." mark menyela. "sudah sana kau duluan saja. aku berjanji tidak akan lama." meski terlihat enggan pada akhirnya jaemin menuruti perkataannya.
"mark, tunggu." jaemin menoleh ke belakang. "kau tadi bilang mau ke coffee shop 'kan?"
mark mengangguk.
"aku titip ice americano ya?" jaemin tersenyum, bibir tipisnya yang pecah-pecah itu terbuka menunjukan jajaran giginya yang rapi.
"bukannya jeno melarangmu minum kopi?"
senyuman di wajah jaemin menghilang.
"kalau begitu kau tidak kuijinkan pergi seorang diri."
mark memutar mata. "baiklah, akan kubelikan. sudah sana kau duluan." dan setelahnya senyuman manis kembali menghiasi wajah jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] risk | markhyuck ✔
Fanfictiona fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]