Pure Boy

15.7K 1.1K 358
                                    

Genre : Hurt/ Comfort, Family
Rate : T
Length : Oneshot
Author : aleojr_

.
.

Mark Lee mempunyai adik yang berbeda.

Hari itu selasa siang, saat Felix mengetuk pintu kamar Mark, pemuda yang sedang bermain game menyahut dari dalam, "Masuk aja, pintunya gak Hyung kunci."

Felix membuka pintu kamar Mark perlahan, berjalan masuk lalu menghampiri Hyungnya yang duduk diatas ranjang.

"Hyung, aku-" ucapan Felix terhenti, terlihat ragu untuk melanjutkan.

"Kenapa, Felix?" Mark menarik tangan Felix agar duduk disampingnya. Pemuda itu mengenggam tangan Felix yang berkeringat dingin.

"Aku- aku tadi malam mimpi basah-" Felix mendongak menatap Mark, matanya berkaca-kaca, "Tapi aku- aku mimpi sama laki-laki, sama Hyunjin."

Mark tersenyum kemudian memeluk Felix, menenangkan pemuda yang lebih kecil. "Gapapa, mau sama perempuan atau laki-laki. Kamu gaperlu takut."

"Tapi aku beda sama Hyung. Kenapa harus sama Hyunjin, kenapa bukan sama-"

"Ssh" Mark mengecup kening Felix, "Gausah mikirin itu, karna Hyung sayang sama Felix apapun yang terjadi."

Mendengarnya membuat Felix tersenyum, keresahannya hilang mendengar ucapan Mark. Tanpa tahu bahwa sejak saat itu, kehancuran akan datang menerpanya.

.
.

Malamnya, diruang makan setelah makan malam. Felix mengaku pada orang tua mereka. Mark disampingnya mengenggam tangan sang adik dari bawah meja makan, menguatkan.

Tuan dan Nyonya Lee terdiam setelah mendengar pengakuan anak bungsu mereka. Dan Felix menatap takut pada wajah sang Ayah yang mengeras.

Tuan Lee bangkit, menarik tangan Felix kasar menuju kamar anaknya. Begitu sampai, ia mengunci pintu dari dalam. Mengabaikan gedoran di pintu, ia menatap Felix dengan penuh kemarahan, "Buka bajumu dan berlutut."

Felix dengan tangan gemetar menuruti ucapan Ayahnya. Membuka kaosnya, dan berlutut memunggungi Tuan Lee.

Dibelakangnya, Tuan Lee memegang sabuk kulit miliknya. Menatap punggung Felix kemudian melayangkan cambuk ke punggung Felix tanpa keraguan.

"AYAHH!!! SAKITT!! HIKS-"

"DIAM FELIX!! LAKI-LAKI TIDAK BOLEH MENANGIS!!"

Teriakan Ayahnya membuat Felix bergetar. Bibir bawahnya digigit kuat, menahan isak tangis yang ingin dikeluarkan. Matanya memejam menahan sakit di punggungnya.

Diluar, Mark semakin mengencangkan gedoran dipintu saat mendengar teriakan Felix dan Ayahnya, "AYAH! BUKA PINTUNYA! JANGAN SAKITI FELIX. AYAHH!!"

Sedangkan Tuan Lee masih mencambuk punggung Felix, tanpa memperdulikan bahwa punggung anaknya sudah mengeluarkan darah.

Saat Mark merasa Ayahnya tidak menanggapinya. Pemuda itu sedikit menjauh dari pintu, dengan kencang ia mendobrak pintu kamar Felix dari luar. Dan matanya membola melihat pemandangan didepannya.

"AYAH STOP!" kata Mark sambil menghampiri Ayah dan Adiknya. Pemuda itu berjongkok, melindungi Felix dalam dekapannya.

Tuan Lee berhenti, memperhatikan kedua anaknya. "Hari minggu, kita harus menyembuhkanmu, Felix. Anak Ayah tidak boleh sakit." ucap Tuan Lee dengan getir, ia membuang sabuknya sembarang arah kemudian berlalu pergi dari kamar Felix.

Meninggalkan Felix yang menangis keras dipelukan Hyungnya.

.
.

Sudah dua hari Felix tidak masuk sekolah, itu membuat Hyunjin khawatir setengah mati. Maka yang dilakukannya adalah menemui Felix setelah pulang sekolah.

LA VIE EN ROSE • HAREM!FELIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang